"AKH!!! TIDAK!!!
--------------------------------------------------
"Blaze! Ada apa?!!"
Sima panik dan segera memanggil dokter. Tangan Blaze terangkat seakan mencoba menggapai sesuatu, dia juga menangis hingga membuat dokter heran dan segera membiusnya agar tenang.
--------------------------------------------------
Sima Pov
Aku sudah tak tahu lagi apa yang terjadi dengan Blaze. Apa jangan-jangan dia bertemu Ice?
Kepalaku sakit memikirkan semua ini. Berbagai kemungkinan tak bisa lepas dari kepalaku dan terus saja menghantui.
Ditambah lagi, aku tak yakin Ice akan bisa meniru 'Ice' kami. Kalau sampai ada yang tahu selain kami, mungkin mereka juga akan terancam.
Sejujurnya, aku takut kalau Ice kenapa-napa. Apalagi, tak ada Blaze yang selalu menjahilinya dengan segala cara agar si pemalas itu melawan.
Dan lagi, kenapa firasatku buruk?
Akh! Masa bodoh! Aku ingin istirahat!!
"Sima!!"
Aku membuka mataku dan melihat Taufan berlari kearahku. Disusul keempat Elemental lainnya.
"Kenapa kalian berdua di luar?" tanyanya.
"Blaze mengigau lagi," jawab Ice.
Tak lama, Yaya, Ying, Gopal, Jack, dan Fang datang.
Baiklah, Ice. Saatnya memulai aktingmu!
"Ice, apa Blaze separah itu?" tanya Yaya.
"Hm. Kak Blaze sampai teriak-teriak," jawab Ice sambil menunduk.
Bagus! Ice berakting dengan baik!
Aku melirik kelima Elemental, mereka tampak sangat terkejut. Aku mengedipkan mata, memberi isyarat pada mereka. Barulah mereka mengerti, aku yakin sekali mereka berharap agar yang di depan mereka ini adalah 'Ice' yang asli. Tapi, apa mau dikata.
"Hei, Ice. Kurasa kau lebih pendiam hari ini," ucap Gopal.
"Haiya~ Tentu saja. Ice, kan, sangat dekat dengan Blaze," sahut Ying. Aku hanya tersenyum kecut, membiarkan semuanya tertipu oleh kami.
Tiba-tiba Ice menjatuhkan kepalanya ke pundak Hali.
"Dia tidur."
Wkwkwk, ternyata memang lucu!
"Inilah yang dinamakan 'Kapanpun, di manapun, dan dengan siapapun'. Ice benar-benar menerapkannya," celetuk Gopal.
"Hish, kamu ini. Ice pasti lelah, biarkan saja," balas Yaya.
Yaya ganti menatapku. Entah kenapa terasa mencurigakan.
"Sima sudah makan?" tanya Yaya.
"Belum," jawabku. Mampos! Pasti dia bawa biskuitnya! Aaaa!! Aku berteriak dalam hati.
Yaya tersenyum senang, "Aku membawa biskuit. Apa kamu mau?" tawarnya.
Aku menelan ludah. "Tidak perlu, Yaya. Tunggu, tapi mungkin aku akan membeli beberapa bungkus," jawabku.
Gempa langsung menoleh, rautnya mengatakan 'Apa kamu benar-benar Sima?'
Lalu Hali, 'Apa kamu mau mencoba mati suri?'
Ada juga Solar, 'Bagus. Cobalah. Aku akan menelitimu setelah ini.'
Taufan, 'Sima, kau tidak mau jadi sepertiku, kan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]
FantasyPertukaran Antar-Dimensi. Seorang Raja terhormat dengan seorang pemalas tingkat akut. Demi mencari tahu apa yang sedang terjadi, Para Elemental bersama Raja dan temannya, mengambil sebuah keputusan. "Baiklah. Mari kita lakukan!" Keputusan apakah i...