"Ya. Aku mengelola toko ini saat usiaku 12 tahun, setelah ayahku meninggal. Toko ini dulunya sangat populer. Tapi sejak ayahku meninggal, tidak ada lagi yang datang. Yang ada hanya orang yang ingin membeli tanah ini, atau datang untuk membujukku yang masih kecil." Cass mulai bercerita.
Entah darimana keberanian untuk bercerita itu datang. Cassandra sama sekali merasa tak keberatan untuk bercerita pada mereka semua.
"Singkat cerita, saat usiaku 14 tahun, ada seorang anak laki-laki kecil yang datang kesini. Usianya 9 tahun saat itu. Aku ingat, dia datang dengan tubuh kotor, wajahnya juga kotor ditambah saat itu ia menangis. Benar-benar membuatku bingung." Cass terkekeh.
"Aku tak pernah punya saudara. Jadi aku menganggapnya adikku."
"Dia bercerita tanpa ragu. Bahwa dia dan ayahnya terpisah dengan ibu dan adiknya. Akhirnya mereka berdua terpaksa hidup di tempat asing, tapi tak lama kemudian ayahnya menghilang meninggalkannya sendiri."
"Dan kalian tahu? Satu tahun dia mengembara mencari keluarganya, tapi tak kunjung dapat. Hingga dia sampai ke toko ini.."
Ice terdiam. Anak itu mirip denganku.
Ya. Ice seperti melihat dirinya saat berusia 5 tahun dulu. Bedanya, ia sama sekali tak menangis.
"Dia agak menyebalkan dan sangat nakal. Aku benar-benar merasa menjadi mama muda saat itu," kata Cass pundung.
"Aku tak tau dia belajar darimana, tapi dia bisa membuat tongkat yang kutunjukkan tadi. Katanya, itu karena dia Orang Luar. Yah, tak apa nakal yang penting tidak bodoh."
"Sayangnya dia hanya di sini selama 4 tahun..."
"Diusianya yang ke 12, pihak kerajaan membawa dan menjadikannya 'budak'. Satu tahun dia masuk kesana, dia masih rajin mengunjungi dan membantuku. Setelah itu, tak ada kabar lagi. Sampai sekarang, aku tidak tahu dia masih hidup atau tidak."
Cass mengepalkan tangannya. Aura membunuhnya terasa sangat jelas...
"Pasukan kerajaan atau apalah itu... Suatu saat aku akan membalas mereka. Karena mereka juga, ayahku mati..."
Cass memandang para pelanggan sekaligus teman barunya.
"Aku tahu kalian melakukan sesuatu pada hal berbau 'pihak kerajaan'. Aku akan membantu."
"..."
"J-jangan salah sangka! Bukan tanpa alasan aku membantu kalian. Sebagai pengusaha, sudah pasti aku menginginkan simbiosis mutualisme..."
"Hahaha! Baik, baik. Kami mengerti!"
"Ngomong-ngomong, siapa namanya?" tanya Gempa penasaran. Bagaimana tidak, sedari tadi Cass hanya memakai kata ganti 'Dia' dan 'Anak Itu'.
"Dia memintaku memanggilnya, Pyra. Nama yang agak aneh menurutku..." jawab Cassandra.
***
Setelah 20 menit melihat-lihat, kesembilan anak itu mulai berpamitan. Cass tampak murung walau kebanyakan nyengirnya.
"Cass, apa kau mau jadi penyedia Kristal Mana??" tawar Sima. Agak khawatir kalau Cass malah menanyakan keuntungan dia menjadi penyedia senjata dan amunisinya.
"Oh! Tentu saja! Datang kapanpun kalian mau! Toko ini buka 24 jam!" seru Cass semangat.
Solar mengernyit heran. "Tunggu. Toko ini buka 24 jam sedangkan kau sama sekali tak punya karyawan... Bagaimana bisa, woi?!!" serunya.
Cass nyengir lebar. "Aku bisa terjaga selama 2 hari tanpa tidur, Solar. Aku sudah terbiasa," jawabnya.
Yang ada di pikiran Sima sekarang hanya satu. Cass seperti Killua...
"Kalau begitu kami pamit dulu, Cass. Terima kasih atas bantuanmu," kata Hali sambil tersenyum tipis. Sangat tipis. Entah sejak kapan dia mulai mengabaikan tentang rencana akting sebelumnya.
Cass mengangguk. "Jaga adik-adik dan temanmu, Lili Kesayanganku. Jangan sampai kau gagal melindungi mereka," katanya sambil mengacak-acak rambut Hali.
Wajah Hali merah padam. Jijik sekaligus malu dengan panggilan baru Cass untuknya.
"PFFT--!!"
Dan tentunya itu mengundang tawa semua orang.
Hali memandang tajam yang lainnya. "BERHENTI TERTAWA SEBELUM KUBUAT TAK BISA TERTAWA."
Seketika semuanya bungkam.
Astaga... Halilintar tidak seru sekali...!
Taufan menyeringai. "Ulululu~ 'LILI KESAYANGANKU'~"
Ya. Kecuali Taufan yang memang cari mati.
Percikan listrik mulai keluar. Taufan sekali lagi menyeringai dan ruangan seketika terasa sejuk.
Grep!
"Ah!!"
Tepat sebelum pergelutan dimulai, Cass mencengkram wajah kedua elemen itu dengan gemas.
"Hush! Awas saja kalau kalian berani menghancurkan tokoku. Bersiaplah menjadi babu kesayanganku," ancamnya.
Hali dan Taufan menunduk dan meminta maaf. Kata terakhir kalimatnya membuat bulu kuduk meremang.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kalian lama sekali. Kita baru saja ingin meninggalkan kalian."
"Maaf, dua kakakku ini hampir menghancurkan toko itu."
"Baiklah. Ayo ke perbatasan, kita akan bertemu sohibku di sana."
"Baik, Master!"
***
Pendek kali lah chapter kali ni :)
Kalian bacanya bingung kaga?:v
Kalau bingung berarti anda tidak sendiri :) saya juga:)
Chapter depan kita bakal ketemu sama sohib Dispenser ;D
Sabar yah:v UwUwUwU
Oke bye saja.
Sima wa sayonara o itta!
Arigato!
Wasalamualaikum!
*Sima pamit undur diri
*Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]
FantasiaPertukaran Antar-Dimensi. Seorang Raja terhormat dengan seorang pemalas tingkat akut. Demi mencari tahu apa yang sedang terjadi, Para Elemental bersama Raja dan temannya, mengambil sebuah keputusan. "Baiklah. Mari kita lakukan!" Keputusan apakah i...