"Ngomong-ngomong, apa kalian sudah menyewa penginapan?" Violet bertanya sembari membereskan beberapa berkas yang ada di mejanya.
"Belum, memangnya kenapa?" Hali menjawab sembari melerai saudara bobroknya yang mulai berulah. Kali ini bukan TTM, melainkan Solar, dan Gempa.
"Ayolah, Kak Gem! Aku ingin menduplikat buku-buku ini! Ya? Boleh, ya??" pinta Solar dengan wajah memelas.
"Gem sudah bilang, tidak boleh! Kalau yang Gopal, Yaya, Ying, dan Fang melihatnya bagaimana?! Kita bisa mampus, Solar!" balas Gempa geram. Ternyata sifat keibuannya masih bertahan.
"Sudah, sudah kalian ini! Solar, apa yang dikatakan oleh Gempa itu memang benar. Jadi menurut saja, oke?" lerai Hali. Lelah sekali dia.
"Bagus kalau kalian belum menyewa penginapan. Menginaplah di sini, setidaknya itu akan mengulur waktu sampai pihak kerajaan tiba," kata Violet. "Ngomong-ngomong, kalian bisa memakai fasilitas yang ada di sini sepuasnya. Solar, kau juga boleh membaca buku-buku itu sesukamu. Mungkin nanti aku harus menyiapkan buku untuk kau bawa pulang," sambungnya.
"Benarkah?! Oh, astaga terima kasih!! Yess!!" seru Solar kegirangan. Dengan secepat cahaya, dia berlari kearah rak buku dan mengambil beberapa untuk dibaca.
"Anak minus itu sangat semangat, ya," kata Jack disusul anggukan Sima.
"Jack! Aku dengar itu! Berhenti memanggilku anak minus sebelum kupecat kau!" seru Solar.
"Hei! Jangan, dong!!" balas Jack. Heran, kenapa juga dia mau saja jadi babu si bensin-- ah, maksudnya Solar.
Sedangkan itu, Gempa masih asyik menatap berbagai olahan makanan yang dia lihat. Mungkin dia akan meminta resepnya nanti, sekalian minta beberapa bahan. Lumayan gak perlu beli lagi. Toh, Violet 'kan sultan, dia gak missqueen.
Halilintar yang sudah lelah mengurusi para beban tersayangnya hanya duduk diam di sofa sambil meminum jus buah naga.
"Astaga, ini jus buah naga atau apa, sih? Manisnya kebangetan, kayak para readers yang lagi baca," gumam Hali. Asek, bisa gombal juga rupanya.
"Readers yang tahan banting be like: Gamau gasuka gelay!" balas Sima lalu duduk di sampingnya.
"Sialan, kau. Padahal aku sudah berbaik hati memuji orang," omel Hali.
"Kalau kau yang memuji, orang jadi curiga tahu." Sima mengambil sedotan lalu mencoba jus yang diminum Hali.
"..."
"Kenapa kau?" tanya Hali.
Sima bergegas mencari air putih dan meminumnya. "Hali? Kau serius akan meminum 'air gula' itu?!" serunya tak percaya.
Hali memutar bola matanya, "Itu sebabnya sedari tadi minuman ini tidak habis. Aku butuh waktu," katanya. Gila memang, jus yang sudah kayak air gula itu mau diminumnya.
"Biar tambah manis," kata Hali saat menyadari tatapan Sima yang seperti mengatakan 'eww'.
"Diabetes nanti mampus kau, Li," balas Sima sarkas. Dia agak heran, kenapa hanya jus buah naga itu saja yang rasanya manis sekali. Padahal makanan dan minuman yang lain masih dalam batas wajar.
"Halilintar, Sima. Bisa aku bicara dengan kalian?" Tiba-tiba Frost datang menghampiri kedua anak itu.
"Tentu."
"..."
"Apa yang ingin Master bicarakan?" tanya Hali.
"Kemana tujuan kalian?" tanya Frost tanpa basa-basi. Basa-basi melelahkan katanya, to the point saja langsung.
"Kerajaan Kristal," jawab Hali singkat.
"Kenapa kalian ingin kesana? Tidak perlu secara rinci juga tak apa,"kata Frost.
"Untuk menyelamatkan salah satu dari Elemental," jawab Sima.
Frost terdiam. Ada sedikit rasa curiga di hatinya, tapi ia yakin tak ada yang bisa mengatakan kebohongan dengan mata tegas dan penuh percaya diri. "...Apa itu 'Ice'?" tanyanya.
"...Benar."
"Ternyata begitu."
"?!"
Violet duduk dan ikut bergabung, tak lupa ia memasang sihir kedap suara.
"Selama ini aku terus merasa resah dan aku terus merasakan energi gelap yang sangat kuat. Kurasa itu datang dari Kerajaan Kristal," katanya.
"Tapi tak mungkin tak ada yang menyadarinya!" seru Hali tak percaya.
"Tenang, Hali. Kau tahu, kekuatanku setara dengan Penyihir Agung kerajaan ini. Tapi tak ada yang tahu. Dengan sifat tersembunyi Penyihir Agung di sini, dia takkan bisa merasakan energi itu," balas Violet sambil menyeruput tehnya. Tak ada salahnya ngeteh dulu sebelum terjadi bencana.
"Kenapa?" tanya Sima heran. Masa' Penyihir Agung tak bisa merasakannya? Payah banget.
"Dia itu pemabuk."
"Astaga, payah sekali."
"Memang, makanya ... Kami akan ikut membantu. Aku yakin energi itu ada hubungannya dengan 'Ice' kalian, bagaimana?" tawar Violet.
"Boleh saja, tapi kupikir kita harus mengurangi komunikasi. Karena biar bagaimanapun, banyak orang berkemampuan yang bisa melakukannya," jawab Sima.
"Pilihan yang tepat. Besok pagi, kita akan berangkat menuju Kerajaan Kristal, dan berpisah di hutan," balas Violet.
"Apa hanya 'kita'?" tanya Hali curiga.
Frost tertawa bangga, "Tentu tidak~ Aku akan membawa para sohibku juga!" serunya.
"Frosty, jangan sampai sohibmu itu menyerang anak-anak ini. Aku tahu kalau saja kau tidak bertemu mereka di sini, kau akan menguji mereka dengan bertarung," ujar Violet dingin.
"Haha ... Kau benar-benar tahu tentang aku, ya ... " balas Frost sambil nyengir lebar.
"Semoga sohib master masih waras, ya ..." kata Sima.
"Semoga saja." Hali bergumam.
"Jangan terlalu berharap. Sewaras apapun mereka, gilanya masih ada," balas Violet.
"Kau menghancurkan harapan kami."
***
Yosh yosh ....
Udah ;-;
Maap baru bisa up ;-;
Ide saya kandas bagaikan cinta antara kamu dan dia ;-;
Eaaaa gk woi canda ;-;
Jangan dimasukin ke ginjal, saya cubit tu ginjal baru tau rasa :)
Oke, udh;-;
Bye sj
Sima wa sayonara o itta!
Arigato!
Wasalamualaikum!
*Sima pamit undur diri
*Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]
FantasyPertukaran Antar-Dimensi. Seorang Raja terhormat dengan seorang pemalas tingkat akut. Demi mencari tahu apa yang sedang terjadi, Para Elemental bersama Raja dan temannya, mengambil sebuah keputusan. "Baiklah. Mari kita lakukan!" Keputusan apakah i...