Pengkhianat?

144 22 92
                                    

"Jadi, kita akan kemana?" tanya Blaze memotong ketegangan.

"Lanjutkan."

"Selamatkan."

Sima dan Hali saling menatap tajam.

"Oke, hentikan semua ini!" seru Solar tidak tahan.

"Benar, itu takkan menyelesaikan masalah," tambah Gempa diikuti anggukan Blaze.

"Selesaikan dengan tenang...," kata Ice.

"Sekarang duduk dulu kalian berdua," kata Blaze.

Sima dan Hali duduk.

"Kita akan mengambil keputusan yang paling rasional," ucap Solar.

"Sudah jelas itu-"

"Diam dulu, Kak. Biarkan yang lain berpendapat." Solar memotong kalimat Hali.

"Kalau menurutku... menyelamatkan Kak Taufan dan Jack memang sangat penting. Tapi, menyelamatkan Ice juga penting... aku takut otaknya dicuci...," ujar Gempa sambil menunduk.

Blaze mengangguk, "Aku setuju. Lagipula, aku percaya pada Kak Taufan...! Dia itu kuat! Kalau Kak Hali terus menerus berpikir mereka berdua sudah mati, bisa saja benar-benar terjadi!" serunya.

Thorn mengangguk. "Benar! Thorn yakin Kak Taufan masih hidup! Sekarang pasti Kak Taufan menganggap singa itu adalah Kak Hali! Dan dia harus kabur!" serunya sambil nyengir lebar.

Thorn dan Blaze ber-hi five.

"Kau pintar, Thorn!" seru Blaze bangga.

"Ehee... Thorn tidak bodoh!" seru Thorn dengan wajah OwO-nya.

Hali terdiam. Dia baru kepikiran. Sejak Taufan dan Jack menghilang, dia selalu berpikir mereka sudah mati, karena itu harus cepat diselamatkan. Tapi betapa bodohnya dia. Kalau mereka sudah mati, untuk apa diselamatkan? Justru upaya penyelamatan adalah bukti keoptimisan mereka.

Kali ini tatapan tertuju pada Ice.

"Ice tak akan meminta banyak... Ice akan ikut apapun pilihannya... Ice tidak boleh egois. Silahkan kalau mau menyelamatkan Kak Taufan dan Jack, Ice akan ikut! Tapi kalau mau menyelamatkan yang lainnya, Ice juga akan ikut!" seru Ice. Ia memeluk erat boneka paus Ice.

"Aku memilih melanjutkan. Karena seperti yang sudah semua katakan, Kak Taufan itu kuat," kata Solar yakin.

Hali menunduk. "Aku... minta maaf."

Gempa menepuk punggung Hali. "Kami maafkan. Benar, kan?" tanyanya pada yang lain.

Semuanya mengangguk.

"Yeayy! HUG TIME!!!" seru Thorn.

"Yeahh!"

Thorn dan Blaze menerjang Ice, Solar, Hali, dan Gempa.

"Eh, Sima gak ikut?" tanya Ice.

Sima hanya menyilangkan tangannya. "Bukan mahram," jawabnya.

Ice hanya ber-oh padahal tidak mengerti. Hanya sok paham saja.

"Kalau mau peluk boleh, kok! Ada dua cara malah!" seru Thorn bangga.

"Hah? Gimana?" tanya Hali penasaran. Bocah bendul satu ini mau apa?

Thorn berkacak pinggang dengan wajah UwU-nya.

"Pertama, Sima jadi cowok."

"Impossible."

Langsung ditolak.

Thorn ber-hiks lebay.

"Yang kedua dan yang paling halal adalah...!!"

CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang