Rencana

109 25 16
                                    

"Apa masih jauh?"

Pertanyaan itu terus dilontarkan oleh Solar yang mulai lelah. Tadinya, ia yang paling bersemangat karena banyak hal unik yang berbeda dengan dimensi mereka. Tapi ia mulai bosan.

"Ck, berisik." Hali berdecak kesal. Solar menjulurkan lidah kearah kakaknya itu. "Wlee.."

"Ngelunjak kau, ya," ucap Hali kesal.

Ice hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Tidak jauh. Setelah keluar dari hutan ini, kita akan disambut dengan gerbang kerajaan," jawabnya.

Solar mengeluh. "Daritadi kau bilang begitu, tapi kita tidak sampai-sampai," katanya.

Bletak!

"Aw!"

Blaze meniup tangannya, puas.

"Banyak bac*t lo! Ngeluh terus!!" Blaze berseru, membuat semua orang menoleh kearahnya.

"EKHEM!"

Sima memandang Blaze sambil tersenyum.

"Bisa diulang?"

Blaze menelan ludah. "Punten mamank. Maaf, daku tidak sengaja."

Sima hanya tersenyum sambil mengangguk. "Kau ulangi lagi, namamu masuk Death Note punyaku," katanya.

'Nasib punya author ginian. Salah dikit di black list,' batin Blaze pasrah.

"Gerbangnya tinggal beberapa kilometer lagi. Kita langsung masuk sajakah?" tanya Ice.

"Jangan. Nanti kalau kita dicurigai gimana? Susah kalau sampai dianggap penjahat," jawab Gempa resah.

"Gempa benar. Kita harus membuat rencana dulu," tambah Hali.

Akhirnya, setelah memastikan tidak ada orang, mereka membuat 1 tenda dan berkumpul di dalamnya.

"Apa yang akan kita katakan pada penjaga?" tanya Thorn. "Thorn rasa, kita tidak bisa mengatakan hal yang sama seperti saat di kerajaan sebelumnya," sambungnya. Yosh! Kepintaran Thorn mulai terlihat seiring berjalannya waktu! Lanjutkan wahai ayangnya para Boyvers! Kami bangga!

Solar kagum dengan Thorn. Ia akhirnya sadar, kakaknya ini akan bertambah pintar jika dalam keadaan serius. Kak Thorn emang hebat!

"Ice, apa yang kau katakan pada penjaga saat kau kesini dulu?" tanya Blaze.

Ice mencoba mengingat kembali.

"Waktu itu, rasanya Ice masih 5 tahun. Karena masih kecil, mereka kasihan dan segera membawa Ice ke istana untuk meminta izin tinggal di sini," jelas Ice.

"Kita sudah cukup besar. Tak ada harapan untuk meminta belas kasih," ujar Sima.

"Lalu kita harus apa? Kalaupun Sima punya A.M.T yang bisa mengubah wujud seseorang, itu tidak akan berhasil. Karena alatnya kan masih dalam tahap uji coba...," kata Solar.

"Tak bisakah kita menyamar?"

"..."

"..Aku salah, ya?"

Grep!

Hali memeluk Gempa sebentar. "Kau jenius, Gem!"

"Eh??"

"Ide bagus, Kak Gem. Kita tinggal memikirkan ingin menyamar sebagai apa," kata Solar bangga.

Gempa tersenyum cerah. Akhirnya dirinya bisa merasa berguna.

"Oke! Ice, siapa saja yang biasanya diperbolehkan masuk?" tanya Sima pada Ice.

"Berbeda dengan kerajaan lain, Kerajaan Kristal menerima siapa saja dengan tangan terbuka. Ice rasa, kita bisa menyamar sebagai pengungsi," jawabnya yakin.

CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang