LOMBA

215 34 20
                                    

"Solar~ Solar~Di manakah kamu berada?! Mari tanyakan PETA!! Katakan peta!! PETA!!"

Seorang gadis yang (agak) nolep itu berteriak di kamar 'Lampu Berjalan'. Tapi entah kenapa, teriakannya bisa membuat orang naik darah.

"LEBIH KERAS!! PETAAA!!"

"GAK DENGAR!! LEBIH KERAS!!"

"PETAA--!"

"DIAM KAU!!"

Bletak!!

Solar dengan kecepatan cahayanya segera membungkam gadis itu dengan cokelat batang setebal sabun L*x. Beruntung gak ada rasa sabunnya... //T-T//

"Huhu... nyam..."

Tapi itu adalah simbiosis parasitisme. Satunya diuntungkan, satunya dirugikan.

Jelas sekali. Solar menyesal membungkam Sima dengan cokelat mehol (mahal)nya, dan akhirnya langsung ditelan habis oleh gadis itu. Ditambah raut pembalasan Sima yang mengatakan, 'Khekhekhe~ Beruntung sekali diriku~ Terima kasih, Solar~'. Dan Solar hanya bisa terduduk lemas seakan meratapi nasib buruk. Kambuh, deh...

"Kau harus menggantinya nanti, Sima." Solar menunduk lesu sambil memainkan topinya.

"Hm? Kenapa? Salahmu sendiri. Aku gak tanggung jawab," balas Sima acuh.

Sedetik kemudian Solar langsung mengeluarkan wajah cemberutnya, mirip Thorn. Sima yang melihat itu langsung berbalik, silau, bro.

"Di laci kamarku. Ada 5 batang cokelat di situ, ambil saja 2." Akhirnya mengalah...

"Alhamdulillah! Kalau begini, kukasih saja terus, nanti gantinya 2 kali lipat!" seru Solar girang.

"Kurang ajar kau, Solar."

Solar tertawa riang lalu pergi keluar kamar.

"Hei! Astaga..."

Dua menit kemudian, Solar kembali dengan sebatang cokelat di mulut dan tangannya. Dia dengan santainya makan cokelat besar itu? Tidak biasanya. Dia bilang nanti bisa ngompol atau apalah itu kalau makan banyak cokelat. Nyatanya dia sendiri juga sama...

'Asalkan gak ada yang lihat, apalagi Kak Hali, ini bukan masalah!'. Begitu katanya.

"Kukira kau tidak suka cokelat," kata Sima. Otw tergoda oleh cokelat yang dimakan Solar.

"Aku sa~ngat suka! Nyam!" 

"Aku merekamnya," kata Sima jahil.

Seketika Solar tersedak, "T-Tidak! Jangan tunjukkan pada siapapun!!" serunya.

"Hanya bercanda!"

"Huh!"

Sima berhenti tertawa dan mulai serius. "Aku sudah meminta semuanya kecuali Ice kesini."

"Apa?! Ck, kenapa kau tidak bilang?! Bagaimana kalau mereka melihat--"

"EKHEM!"

"Melihat apa, huh?"

Solar tersentak kaget dan menoleh. Kakak Pikachu-nya berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajam.

Solar menggeleng, "T-Tidak ada!"

Hali masuk lalu menutup pintu. Yang lain masih belum datang, mungkin sebentar lagi.

Entah kenapa Sima merasa menjadi nyamuk padahal gak ada apa-apa.

Hali mengangkat tangannya, sedang Solar segera menutup mata.

Set...

"Eh??"

CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang