Sembilan anak itu memutuskan untuk menginap di rumah Violet dan menerima tawarannya.
Mereka meminta 3 kamar. Hanya 3.
1 kamar diisi 4 orang, ukuran kasurnya sebesar king size. Sedang 1 kamar lagi untuk Sima dengan kasur single.
Hali sekamar dengan Taufan, Gempa, dan Jack. Sedangkan Blaze sekamar dengan Ice, Solar, dan Thorn.
Saat ini mereka ber-8 berkumpul di kamar Hali.
Solar meregangkan tubuhnya. "Kira-kira siapa, ya, 'sohib'nya Master..." ujarnya. Dia menghempaskan badannya ke kasur, beruntung Hali sudah siaga dan bergeser. Kalau tidak tubuhnya sudah remuk.
"Hei, Mata Empat! Aku sudah tiduran di sini, lihat-lihat dulu kalau mau ikut!" seru Hali kesal.
"Hehe ... Maaf, maaf. Aku tidak sempat memperhatikan," balas Solar sambil nyengir.
"Thorn penasaran. Jangan-jangan nanti ada Gopal, hahaha!" Thorn tertawa lebar, membayangkan bagaimana Gopal diusia 20-an.
"Mana mungkin, khayalanmu terlalu tinggi, Thorn," balas Taufan.
"Mungkin saja."
"?!!"
Seseorang masuk ke kamar para lelaki itu dengan santai.
"Kalau ada Ice dan Frost Fire, tak menutup kemungkinan bahwa yang lain juga ada," katanya.
"Sima, bisakah kau mengetuk lebih dulu?" tanya Jack datar.
"Pintunya terbuka sedikit. Lagipula kalian tidak mengajakku," balas Sima santai.
"Bukan begitu ... Kau tahu hanya kau yang perempuan di antara 9 orang. Masa' iya kami mengajakmu masuk ke kamar kami ..." ujar Gempa pelan.
"Jadi fitnah gitu? Yah, itu sebabnya aku tidak menutup pintunya dan hanya memasang sihir kedap suara." Sima menjawab sambil rebahan di kasur kamar itu.
"Kasur orang emang yang terbaik!"
"Akhlakmu perlu dikontrol ..."
"Hehehe ..."
"Tapi tadi kau bilang 'bisa jadi'. Apa itu serius?" tanya Solar.
"Tentu saja," jawab Sima.
"Aku heran. Kau 'Author'nya tapi malah tidak tahu apapun," ujar Blaze.
"Sembarangan. Aku tahu, tapi gak mau memberi tahu, maunya tempe," balas Sima.
"Aku serius, lho."
"Aku juga, lho."
"..."
"Aku bercanda. Maksudku, 'kan gak seru kalau alurnya kuberitahu pada kalian. Mana ada Author yang memberitahu para pekerjanya tentang alur cerita," kata Sima.
"Jahat sekali. Masa' kami dipanggil pekerja," protes Jack.
"Author yang se-tipe denganku pasti juga memanggil kalian begitu, paling tidak gak jauh dari kata 'pekerja'," balas Sima.
"Aihh ... Sial ..."
"Baik! Aku mau tanya padamu, Jack!" seru Sima.
"Apa?"
"Apa kau sudah punya peluru untuk pistol itu?" tanya Sima.
"Kupikir belum ..." jawab Jack.
"Hei ... Yang tadi kau beli itu Kristal Mana, kan?" tanya Ice pada Jack.
"Oh, iya benar. Apa itu bisa?" tanya Jack sembari mengambil sekantong Kristal Mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]
FantasyPertukaran Antar-Dimensi. Seorang Raja terhormat dengan seorang pemalas tingkat akut. Demi mencari tahu apa yang sedang terjadi, Para Elemental bersama Raja dan temannya, mengambil sebuah keputusan. "Baiklah. Mari kita lakukan!" Keputusan apakah i...