Bangunan yang diciptakan Glacier memang luas dan besar, namun sayangnya tak memiliki kamar.
Jadilah, mereka meletakkan karpet-karpet empuk di ruangan itu dan tidur bersama. Tentu saja dibatasi antara lelaki dan perempuan. Sima dan Violet ada di pojok dekat dinding, karena Sima bersikeras di sana. Katanya,
"Di dekat dinding tak ada 'ancaman'."
Nyatanya, dia di sana agar bisa memeluk dinding dan menaikkan kaki. Ada yang sering begitu? Pasti ada. Mustahil gak ada.
Sedangkan lelaki...
Berhamburan.
Kecuali Glacier dan Gempa. Mereka tidur dengan normal dan rapi. Berbeda dengan sisanya yag tidur seperti mayat bergelimpangan, kayang dan banyak lagi. Melihatnya membuat mental jadi lelah.
Ngomong-ngomong, kenapa mereka menginap?
Karena mereka ingin berlama-lama dulu.
Flashback
"Apa setelah ini kalian akan langsung berangkat?" tanya Frost.
Glacier, Supra, dan Gopal menoleh bersamaan.
"Apa?"
"Dey! Kita baru bertemu, dan kalian sudah ingin pergi?? Sendiri?!" seru Gopal. Maklum saja, dia baru dapat teman, Taufan, Thorn, dan Blaze. Cocok sekali gabungan mereka.
"Iya. Kami harus cepat sebelum terlambat," jawab Hali.
"Hei, hei. Kami bisa ikut dengan kalian!" seru Glacier khawatir.
Solar mengernyitkan dahi, "Bukankah kalian harus menjelajah dan mencari sesuatu layaknya seorang 'Hunter'?" tanyanya.
Supra mengangguk, "Tapi membiarkan kalian malah menambah masalah. Ikutlah dengan kami," katanya.
Blaze menggeleng, "Tidak bisa... Kalau sampai kita ketahuan bersama, kalian juga akan terkena masalah," balasnya.
"Tidak apa, kita akan menyelesaikannya bersama," ujar Glacier.
Violet dan Frost sudah tahu alasannya, apalagi Violet. Maka dari itu, mereka hanya diam.
"Sudahlah kalian bertiga. Mereka anak-anak kuat, aku yakin tak banyak yang sehebat mereka," kata Violet menengahi. Dia menggeleng pada ketiga rekannya itu.
Gopal, Glacier, dan Supra menghela napas. Mengangguk paham.
Off
Kita kembali ke masa kini.
Violet, Frost, Glacier, Supra, dan Gopal sedang duduk di ruangan yang berbeda dengan Elemental. Glacier membuat 1 ruangan khusus kedap suara dan tanpa pintu agar tak ada yang bisa masuk. Tenang, Glacier bisa membuka ruangan itu, jadi tidak masalah.
"Hei, Frost... Tidak mungkin, kan, anak-anak itu berangkat sendiri...?" tanya Gopal.
Frost menghela napas. "Sayangnya, iya. Mungkin mereka pikir, kita tak boleh ikut campur," jawabnya.
"Hah? Sebesar apa masalah mereka?" tanya Supra.
"Kau tahu 'Raja Muda' dari kerajaan tetangga? Mereka ada urusan dengannya," jawab Violet.
Sontak Gopal, Glacier, dan Supra tersentak kaget.
"J-jangan bercanda... Raja itu mantan Penyihir Agung... Sekali cari masalah, tubuhmu bisa saja berlubang..." gumam Supra tak percaya.
"Itulah kenyataannya... Karena itu, mungkin akan ada masalah..." Violet menunduk.
"Dari informasi yang kudapat, Raja di sana hanya anak berumur 14 tahun. Katanya, dia anak kalem yang kurang bergerak jika sudah melabuhkan tubuhnya ke kasur. Dan dari mata-mata kerajaan kita (sebelum dia mati), Si Raja itu juga agak manja." Glacier berujar sambil bertopang dagu.
"Sayang sekali, itu sudah menjadi rahasia umum di dalam Istana Kristal. Mata-mataku waktu itu ada 2, pelayan dan butler. Mereka bilang, semua pekerja tahu, bahwa Mantan Penyihir Agung itu tak ubahnya anak kecil," tambah Supra.
"Hii... Tapi saat perang waktu itu, dia melubangi seluruh tubuh prajurit kerajaan kita dengan sekali serang," kata Gopal sambil membayangkan kembali pemandangan saat itu.
"Apa kalian.. tak sadar?" Suara Frost membuat hening seketika.
"Maksudmu?" tanya Supra.
Violet mendesah gelisah. "Adik yang sedari tadi sangat dimanjakan oleh Blaze... Apa kalian tahu?" tanyanya.
"Tentu saja. Blaze hampir setiap saat mengelus kepalanya, kalau tidak salah namanya Ice--" ucapan Glacier terhenti. Dia diam mematung.
Gopal dan Supra ikut terdiam.
"Raja Ice..."
"Jadi, itu sebabnya kalian tidak ingin ikut campur?" tanya Supra.
Violet menggeleng. "Kita akan ikut campur. Secara diam-diam," jawabnya.
"Benar, sebagai orang dewasa, kita harus melindungi mereka," tambah Frost.
"Satu lagi rahasia umum tentang Raja Ice..."
Semua mata tertuju pada Supra yang berujar pelan.
"...Dia punya kepekaan yang tinggi..." sambungnya.
Gopal menghirup kopinya. "Ini akan sulit. Tidaklah sulit untuknya mengetahui apakah kita ikut campur atau tidak..." katanya.
"Ya. Itu sebabnya juga, kita akan biarkan saja mereka sendiri. Dengan alasan, 'mereka adalah anak-anak kuat'," balas Frost.
"Itu tidak buruk... Baiklah. Kuharap bisa berjalan lancar," ucap Supra.
"Jarang sekali kau peduli begini, kawan," kata Gopal lalu menepuk pundak Supra.
"Jangan salah paham. Kau sendiri tahu, jika sampai anak-anak itu kalah, maka kerajaan inilah yang jadi taruhannya. Kita yang tidak bersalah bisa saja jadi buronan kelas atas," balas Supra.
Glacier terkekeh pelan. "Akui saja. Kau juga menyayangi mereka, bukan?"
"Huh..."
***
Maap pendek ;-;
Jarang up juga ;-;
Ku sibuk bet ;-;
kali ini bukan sok sibuk, tapi beneran sibuk ;-;"
Sekolahku kayak buru-buru banget ;-;"
Guru MateMATIka aja ngejelasin udah kayak kecepatan Koro Sensei ;-;"
Ohiya, ku ada buat book baru ;-;
Judulnya, 'GOMENNASAII'
https://www.wattpad.com/story/288068654-gomennasaii
Buka aja sendiri y ;-;
Okee makasih ;-;
Sima wa sayonara o itta!
Arigato!
Wasalamualaikum!
*Sima pamit undur diri
*Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]
FantasiaPertukaran Antar-Dimensi. Seorang Raja terhormat dengan seorang pemalas tingkat akut. Demi mencari tahu apa yang sedang terjadi, Para Elemental bersama Raja dan temannya, mengambil sebuah keputusan. "Baiklah. Mari kita lakukan!" Keputusan apakah i...