MENENANGKAN DIRI

150 27 38
                                    

"PENGAWAL!!! USIR MEREKA!!!"

"?!!!"

DRAP DRAP DRAP

Sima yang sudah tahu hal ini akan terjadi hanya pasrah sambil menggigit bibirnya.

Manakala Thorn sudah menangis kencang seperti anak kecil. "KAK ICE!!! HUWAA!!!"

Gerakan mereka semua telah dikunci.

Hali dan Gempa berusaha melawan.

"UGHH!! ICE!! INI AKU!! APA KAU BENAR-BENAR LUPA PADA KAMI?!!" seru Hali. Tangannya terus berontak.

"Ice! Ingatlah kami!! KUMOHON!!!" Gempa berseru kecewa. Air matanya pun tak dapat dibendung, meluncur begitu saja dari pelupuk matanya.

"DIAM, BOCAH! Kalian telah berani membuat Raja kami marah!!" seru seorang pengawal.

"Le...pas...kan!!!!"

DUAK!!

Blaze menendang 2 pengawal yang menahannya sampai terpental jauh. Dia lalu memandang Ice.

"AKU TIDAK PEDULI KAU RAJA, ANAK TUNGGAL, ATAU APAPUN YANG MEREKA KATAKAN!! KAU ADALAH ADIKKU DAN AKU ADALAH KAKAKMU!! KAMI ADALAH SAUDARAMU!!"

Teriakan yang cetar dan membahana itu membuat semua orang terdiam.

Blaze berlari kearah Sima dan mengacak-acak tasnya.

"H-hei!"

Tak lama, di tangan Blaze sudah ada sebuah boneka paus. Boneka Ice...

Blaze memeluk boneka itu dengan penuh kasih sayang.

"...Yang satu ini, buatanku sendiri... Kau ingat...? Ini hadiah yang kuberikan untukmu..."

Gempa memandang Blaze dengan pandangan sendu. Dia ingat, Blaze bekerja keras membuat boneka itu sampai tangannya terluka. Siang malam belajar menjahit hanya untuk membuat boneka untuk Ice.

"..Pergi..."

Tapi apa mau dikata...

"PERGI DARI SINI!!!"

Grep!

Gerakan Blaze kembali dikunci, namun sekali lagi Blaze menendang mereka.

DUAK!!

"LEPASKAN!!"

"Aku... bisa berjalan sendiri..."

Blaze berbalik dan berjalan menjauh, diikuti oleh yang lainnya. Tanpa ia sadari, boneka yang ia pegang tadi sudah tidak ada di tangannya, terjatuh dan hilang di antara kaki-kaki para pengawal.

Selangkah sebelum keluar dari ruangan, Sima menatap Ice.

"Terkurung di sini pasti sangat menyiksa..." gumamnya.

Tepat setelah ketujuh anak itu pergi. Ice berjalan menuju kearah jendela besar.

Di sana, ia melihat mereka digiring dengan kasar dan didorong keluar gerbang.

Ice menggigit bibirnya. "Uh..."

Entah kenapa, ia merasa seluruh tubuhnya sakit. Apalagi di bagian dada.

Ice berbalik. Matanya tertuju pada boneka lusuh yang tadi sempat diperkenalkan oleh Blaze. Ia memungutnya dan memandanginya.

"Punyaku...?"

Ice menepuk-nepuk boneka itu, berusaha menghilangkan debu yang menempel. Namun, boneka itu masih saja kotor dan... agak berat.

Ice membawa boneka itu ke kamarnya. Dia lalu mencuci dan menjemurnya sendiri.

CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang