Sebelumnya

98 21 10
                                    

Flashback~

"Memangnya mereka akan terkecoh?" tanya Hali.

"Berdoa saja semoga mereka terkecoh," jawab Gempa pasrah.

"Kurasa, kita masih harus menyiapkan skenarionya lebih lanjut. Tidak bisa kalau hanya bilang kita dari Pinggiran Kerajaan Barbara yang terkena musibah," kata Solar. Tubuhnya tak berhenti bergerak-gerak seperti tidak nyaman.

"Kau benar, Solar. Ngomong-ngomong, kenapa denganmu?" tanya Gempa heran.

"Ukh... Pakaian yang kita pakai sangat lusuh... Aku tidak suka," jawab Solar pelan.

Blaze memutar bola mata. "Kau ini. Memang peran kita sekarang 'Orang Susah'. Jadi, jaga sikapmu. Jangan bertingkah seperti bangsawan," balasnya jenuh.

"Cih, aku kan selalu bersih dan rapi. Tidak sepertimu yang seperti berandalan, Kak," balas Solar kesal.

"Nyenyenye."

"Meniru siapa kau?"

Solar dan Blaze sempat berkelahi, namun segera dilerai oleh Thorn dan Ice.

"Aku heran. Kenapa kalian sering bertengkar?"

"Eh?"

Seorang wanita dengan raut wajah tegas terpampang jelas di hologram dari sebuah jam kuno.

Sima tersenyum lebar. "Yo, Cass! Bisakah kami meminta bantuanmu lagi??" tanyanya.

Jam kuno menampilkan sosok Cassandra yang berdecih.

"Kau sangat to the point, ya. Padahal aku masih mau basa-basi."

"Basa-basimu itu terlalu basi. Lewatkan saja," balas Sima telak.

"Bocah sialan memang."

"Jadi, apa yang kau inginkan? Senjata?"

"Informasi tentang Kerajaan Barbara." Gempa yang menjawab.

"Hah? Kerajaan yang kena musibah itu?"

Gempa mengangguk. "Kami butuh itu."

Cass menyeringai.

"Baiklah. Well, tentu saja tidak gratis."

"Jangan khawatir."

"Okelah. Apa yang ingin kalian tahu?"

"Kira-kira, bagaimana kondisi sebuah keluarga yang ada di Pinggiran?" tanya Hali.

"Kalau yang di Pinggiran, kondisinya agak menyedihkan... Mencari pekerjaan sangat sulit. Oleh karena itu, bukan hanya orang dewasa saja yang bekerja, kalian bahkan bisa melihat anak-anak kecil kesana-kemari mencari nafkah. Tapi, Kerajaan Barbara selalu mempercayai pepatah, 'Seorang anak memiliki rezekinya masing-masing'. Maka, beberapa keluarga di Pinggiran sudah pasti memiliki banyak anak. Setidaknya, 2 anak."

"Anak yang banyak, atau anak kembar adalah hal yang wajar. Anak yang tidak terlalu terurus pun wajar. Anak yang bekerja sejak dini, itu juga wajar."

Ketujuh remaja itu hanya diam menyimak. Wajah mereka menyiratkan simpati yang cukup besar.

"Kenapa anak-anak bekerja? Sedangkan mereka percaya anak-anak memiliki rezeki masing-masing?" tanya Thorn sedih.

Cass hanya menghela napas.

"Pemikiran bodoh. Menurut mereka, dengan membuat anak-anak bekerja, mereka bisa mendapat banyak rezeki. Status anak-anak tak lebih dari pekerja. Hanya ada beberapa yang tidak membiarkan akan mereka bekerja dan merawat mereka sepenuh hati."

CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang