Sekadar informasi, mereka berkemah cukup jauh dari gerbang kerajaan. Itu dilakukan untuk menghindari keributan tidak berarti.
Tiga hari berlalu, saatnya untuk melaksanakan rencana cadangan.
"Sima, kau akan menyamar sebagai pelayan, bukan? Tapi, kau kan pakai kerudung, gimana mau menyamar?" Tanya Gempa.
"Benar. Waktu itu, kebetulan saja kau bisa menyamar dengan mudah. Sekarang pasti pemeriksaannya ketat," tambah Hali.
"Ice, di dunia ini, apa ada manusia setengah hewan?" Tanya Sima.
"Konyol. Mana ada," balas Hali judes.
"Ada. Mereka tersebar ke banyak kerajaan, di Kerajaan Kristal juga ada," jawab Ice.
Sima tersenyum penuh kemenangan kearah Hali. "Tuh, dengar."
"Hm."
"Sima mau apa?" Tanya Thorn.
"Aku akan ganti baju. Tunggu di sini, jangan berani mendekat," kata Sima.
Gadis otw 15 tahun itu berjalan lalu masuk ke tendanya.
"Sial. Dia pasti lama," kata Hali.
"Kenapa?" Tanya Thorn.
"Cewek kalau dandan pasti lama," jawab Gempa pasrah.
"Darimana kalian tahu?" selidik Solar.
"He'em. Kalian pernah mencari tahu, ya??" Tanya Thorn penasaran.
Senjata makan tuan. Batin Hali dan Gempa. Sebenarnya, mereka juga tahu dari internet, bukan mencari tahu sendiri.
"Palingan sok tahu. Mereka tuh tahu dari IG," celetuk Blaze tanpa beban.
Dasar cepu! Batin Hali.
"Ohh pantas kadang sesat," kata Solar diikuti anggukan Thorn.
"Seru banget ghibahnya, ikutan, dong."
Sima berjalan menghampiri teman-temannya (para babunya).
"Wah, ini beneran Anak Sesat?" Tanya Solar tidak percaya.
"Pala bapak kau Anak Sesat. Saya anak mama punten," balas Sima datar.
"Ini beneran rambut Sima?" Tanya Thorn sambil menarik-narik rambut Sima.
"Bukan. Ini rambut palsu," jawab Sima singkat. Dia lantas memukul tangan Thorn agar berhenti menarik rambutnya.
"Ini konsepnya gimana? Cosplay?" Tanya Hali.
Sima nyengir. "Bisa dibilang gitu," jawabnya.
(Abaikan meong dan background)
Blaze yang penasaran langsung menyibak rambut Sima.
"Telingamu kemana?! Hilang?!" serunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL KINGDOM [Misi Penyelamatan Ice: End]
FantasyPertukaran Antar-Dimensi. Seorang Raja terhormat dengan seorang pemalas tingkat akut. Demi mencari tahu apa yang sedang terjadi, Para Elemental bersama Raja dan temannya, mengambil sebuah keputusan. "Baiklah. Mari kita lakukan!" Keputusan apakah i...