[Follow sebelum baca]
"Kamu dimana?" Rheva menatap lurus ke depan tepat dimana sepasang remaja saling bermesraan.
"Aku di rumah, sayang" jawab seseorang di sebrang sana yang tidak lain ialah Alvaro sambil mengelus puncak kepala seseorang yang bersa...
Minal 'Aidin wal-Faizin all🥳🥳🥳 Mohon maaf lahir dan batin🙏🏻
Mohon maaf kalau author ada salah sama kalian. Baik di sengaja atau tidak di sengaja🤍
And, happy 10k readers🥳 nggak nyangka cerita ini banyak juga yang baca, walaupun yang votenya dikit. Tapi nggak papa deh, asal kalian senang😊
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Keadaan Rheva gimana?" Alvaro langsung bertanya saat sesampainya ia di UKS. Azka yang dari tadi berdiri di samping ranjang UKS menjaga Rheva setelah selesai di periksa oleh petugas UKS menatap nyalang ke arah Alvaro yang ada di depannya.
"Ngapain lo ke sini?" Azka berdecih sinis. Terang-terangan tidak suka dengan keberadaan Alvaro di depannya.
Menghiraukan pertanyaan sinis dari Azka, Alvaro malah balik bertanya, "Rheva nggak papa, kan?".
"Buat apa lo tanya tentang keadaan dia? Belum puas lo?"
"Please, Az. Gue kesini bukan mau berantem sama lo lagi"
"Tapi mau nyakitin Rheva lagi?" Azka mengangkat alisnya sebelah dan tersenyum mengejek ke arah Alvaro.
Alvaro menarik napasnya berusaha agar tidak tersulut emosi lagi karena perkataan dari Azka.
"Kenapa diam?"
"Az, please" mohon Alvaro agar Azka tidak lagi memojokkannya.
"Jangan lo kira gue nggak tau apa-apa selama ini tentang lo sama dia"
"Ya lo tau sendiri gue sama Rheva emang pacaran. Dari lama malah"
"Lo pasti paham apa yang gue maksud!" Azka menekankan setiap perkataannya dan kembali menatap tajam ke arah Alvaro.
Alvaro terdiam di tempatnya. Bingung ingin menjawab seperti apa. Terlebih di depannya masih ada Rheva yang belum sadarkan diri. Alvaro membalas tatapan Azka dengan tatapan yang susah untuk di jelaskan.
"Gue diam bukan berarti gue buta. Gue diem bukan berarti gue nggak tau apa-apa. Lo tau itu, kan?" Azka kembali menaikkan sebelah alisnya.
Alvaro tetap diam dan kini tatapannya mengarah kepada Rheva yang berbaring di ranjang. Alvaro menatap lekat ke arah Rheva dengan pikiran berkecamuk. Terutama rasa bersalahnya kepada perempuan yang berbaring di ranjang yang berstatus sebagai pacarnya.
Fahri dan Zikri yang sedari tadi berada di pintu UKS dan mendengar semua percakapan antara Alvaro dan Azka hanya diam, tidak ingin ikut campur dan membuat semuanya tambah runyam.
Mereka berdua berjalan masuk dan memutuskan untuk duduk di kursi yang tidak jauh dari ranjang Rheva.
"Rheva gimana? Nggak papa, kan?" Fahri bertanya kepada Azka dan memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.