[Follow sebelum baca]
"Kamu dimana?" Rheva menatap lurus ke depan tepat dimana sepasang remaja saling bermesraan.
"Aku di rumah, sayang" jawab seseorang di sebrang sana yang tidak lain ialah Alvaro sambil mengelus puncak kepala seseorang yang bersa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mantan lo aneh" ujar Azka sedikit meninggikan suaranya karena saat ini berada di jalanan yang tentu saja berisik.
"Gitu-gitu juga dia sahabat lo"
"Bukan ya!"
"Halah. Gue nggak mau ya persahabatan kalian rusak cuma gara-gara gue. Sekalian bilangin Fahri juga, jangan suka judes nggak jelas nggak dapat jodoh baru tau rasa"
"Ck, lo kek nggak tau Fahri aja. Dia udah mendam rasa kesalnya sama Alvaro dari lama karena mainin lo"
"Tapi, gue ngerasa nggak enak. Pokoknya nanti kalian harus baikan lagi. Kecuali gue tentunya, gue nggak bisa temenan sama mantan"
"Serah lo deh! Pegangan, gue mau ngebut"
"Awas lo kalau berani ngebut!"
"Makanya peluk akang atuh neng, kasihan nih pinggang gue kosong karena nggak ada tangan yang ngelingkarin" Azka mengedipkan sebelah matanya saat matanya bersibobrok sama Rheva lewat kaca spion.
Karena kesal Rheva memukul pundak Azka meringis pelan. Tapi tak bertahan lama, karena seringai tipis mulai tersungging di bibirnya. Tanpa aba-aba ia mulai menambah kecepatan motornya yang otomatis membuat Rheva kaget dan refleks melingkarkan tangannya di pinggang Azka.
"Gini kek dari tadi" ujar Azka tersenyum senang.
"Modus lo!"
Setelahnya hanya keheningan yang terjadi di antara keduanya. Masih dengan tangan Rheva yang masih berada di pinggang Azka. Saat sampai di sekolah, terlihat Fahri yang masih berada di atas motor gedenya tengah menunggu kedatangan mereka sambil memainkan handphonenya.
"Lama lo!"
"Kan gue numpang sarapan dulu di rumah mertua gue. Mana ada yang ganggu lagi"