E I G H T E E N

18.4K 1K 434
                                        

"Lo masih marahan sama Alvaro?" tanya Azka yang kembali menjemput Rheva untuk berangkat sekolah bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo masih marahan sama Alvaro?" tanya Azka yang kembali menjemput Rheva untuk berangkat sekolah bersama.

Dua hari berlalu, dan selama itu Alvaro dan Rheva tidak pernah saling sapa. Lebih tepatnya Rheva yang menghindar dari Alvaro. Sedangkan Alvaro berkali-kali mengirim pesan dan chat kepada Rheva atau membelikan makanan.

"Lho bukannya lo yang suruh lama-lama aja marahannya?" tanya balik Rheva sambil memakai helmnya. Azka yang memang tidak beranjak dari motornya berdecak pelan.

"Nggak gitu juga maemunah" kesal Azka dan menoyor dahi Rheva pelan.

"Kasihan juga gue lama-lama liat dia galau. Ya, walaupun ada bekicot yang always ada di sisinya. Tetap aja menurut gue dia galau. Di kelas aja nggak fokus belajar, sampai-sampai kena marah" terang Azka yang membuat Rheva terkejut.

"Bohong lo mah" elak Rheva karena yang ia tau Alvaro terlihat baik-baik aja. Apalagi ada Agatha yang selalu nempel dengannya.

"Yaudah sih ya kalau nggak mau percaya. Paling lo gegana aja. Memendam rindu yang nggak ke sampaian"

"Bacot! Udah cepat berangkat" Rheva sembari naik ke atas motor dan duduk di belakang Azka. Untung saja Rheva mengenakan pakaian olahraga jadinya tidak susah.

"Ngeles aja lo kek bajaj" ledek Azka karena ia tahu Rheva juga diam-diam merindukan Alvaro.

"Gue bilang berangkat sekarang, ya sekarang!" Rheva memukul bahu Azka cukup keras karena kesal.

"Iye iye. Sensi banget" Azka langsung menjalankan motornya keluar dari perkarangan rumah Rheva menuju sekolah.

Seperti biasa, saat mereka sampai di sekolah Alvaro dan yang lainnya berdiri di parkiran seolah menunggu kedatangan mereka berdua.

Alvaro tersenyum lebar saat senyumnya di balas oleh Rheva. Agatha yang melihat itu mengepalkan tangannya karena pasti setelah ini Alvaro tidak bisa terlalu dekat lagi dengannya.

Kenapa harus baikan sih? Kenapa nggak marahan aja selamanya. Biar Alvaro sepenuhnya milik gue.

Alvaro berjalan mendekat ke arah Rheva, membantu Rheva melepas helmnya. Lagi-lagi Agatha mendengus kesal melihat Alvaro seperhatian itu kepada Rheva. Nayla pun juga ikut mendengus kesal, lantaran sahabat tercintanya tidak bisa lagi berduaan dengan Alvaro.

"Kamu nggak papa?" tanya Alvaro sambil merapikan rambut Rheva yang terlihat berantakan.

"Lo kira gue nge-lukain Rheva gitu? Sampai di tanya 'kamu nggak papa?' segala" dengus Azka sedikit tersindir mendengar pertanyaan Alvaro yang seolah menuduhnya melakukan yang tidak-tidak.

"Ya kan--" Alvaro mengusap tengkuknya, gugup. Ia terlalu bingung ingin memulai percakapan dengan Rheva seperti apa.

"Bilang i miss you aja susah amat. Pake nanya kamu nggak papa" lanjut Azka yang kini bermaksud meledek Alvaro dan Rheva.

F A K E ? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang