S E V E N T E E N

18.9K 1.1K 411
                                    

"Jemput gue, sekarang!" Setelah mengatakan itu Rheva langsung memutuskan panggilannya sepihak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jemput gue, sekarang!" Setelah mengatakan itu Rheva langsung memutuskan panggilannya sepihak. Sampai pagi ini, Rheva masih merasa kesal karena ulah Alvaro semalam.

Rheva mendudukkan dirinya di kursi depan rumah sambil menunggu kedatangan seseorang yang akan menjemputnya sekolah. Rheva memilih memainkan hpnya dan mengabaikan semua pesan dan chat yang di kirim Alvaro kepadanya.

Biarkan saja. Siapa suruh bikin orang kesal batin Rheva.

Tak lama terdengar deru motor memasuki halaman rumahnya yang membuat Rheva mengalihkan pandangannya dari hp ke seseorang yang baru saja datang ke rumahnya.

"Lo apa-apain sih tiba-tiba nelpon. Terus minta jemput lagi. Mana nadanya kek orang marah gitu. Bahkan gue belum nge-iyain perkataan lo, lo main matiin sambungan telepon aja" gerutu Azka sambil melangkahkan kakinya mendekat ke arah Rheva.

"Berisik mending kita ke sekolah sekarang" Rheva langsung berlalu pergi sambil memakai helmnya meninggalkan Azka yang terdiam dengan mulut terbuka lebar saat Rheva meninggalkannya yang baru saja berdiri di sisi kursi yang tadi di duduki oleh Rheva.

"Sabar sabar orang sabar di sayang Allah" Azka mengelus dadanya pelan sambil mengikuti langkah Rheva menuju motornya.

"Cepat!!"

"Kenapa sih marah-marah nggak jelas gini? Kalau kesal sama orang jangan ngelampiasin ke gue dong. Untung gue masih berbaik hati mau jemput lo. Coba kalau nggak"

"Berisik!!"

Tanpa merespon perkataan Rheva, Azka langsung menstater motornya menuju sekolah. Membiarkan Rheva diam dengan segala pikirannya.

Perasaan kemaren ni anak satu happy happy aja waktu mau jalan sama Alvaro. Kok sekarang kek banteng gini. Senggol dikit bacok.

Selama kurang lebih lima belas menit di perjalanan. Kini Azka dan Rheva telah sampai di sekolah dan Azka segera menuju parkiran. Di ujung jalan, Azka dan Rheva melihat sahabat-sahabatnya yang sudah berkumpul seolah menunggu kedatangan mereka berdua.

Rheva langsung mengalihkan tatapannya saat tidak sengaja bersitatap dengan Alvaro. Melihat itu, Alvaro hanya bisa menghela napas kasar yang menarik perhatian Agatha yang kebetulan berdiri di sampingnya. Bahkan sebelah tangan Agatha bergelayut manja di lengan kirinya.

Azka yang juga melihat Agatha bergelayut manja dengan Alvaro mencibir sinis dalam hati.

"Morning brader" sapa Fahri kepada Azka.

"Morning" Azka menepuk pelan bahu Fahri dengan senyumnya.

Rheva yang baru saja selesai merapikan rambutnya --yang berantakan akibat di terpa angin saat di jalan-- merapatkan tubuhnya ke Azka dan membisikkan sesuatu di telinganya. Menghiraukan Alvaro yang sedari tadi selalu menatap ke arahnya.

"Anter gue ke kelas sekarang! Dan lo harus rangkul gue. Harus mesra pokoknya" bisik Rheva penuh penekenan.

Azka mengangkat alisnya sebelah ke arah Rheva karena masih belum mengerti maksud Rheva berkata seperti itu kepadanya.

F A K E ? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang