F O U R

21.5K 1.4K 127
                                    

Malam minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam minggu. Malam yang biasanya di habiskan bersama pasangan masing-masing entah itu hanya sekedar jalan-jalan atau hanya dinner biasa.

Tapi itu tidak berlaku kepada Rheva. Ya, biasanya Alvaro selalu mengirimnya pesan dan mengatakan ingin mengajak Rheva jalan-jalan keluar.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Dan sampai saat ini tidak ada satu pesan atau chat pun dari Alvaro untuk Rheva. Rheva menghela napasnya kasar dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Agatha dan Nayla pun sedari tadi juga tidak mengirimi pesan kepada Rheva melalui grup chat yang anggotanya hanya mereka bertiga.

Dengan bosan Rheva membuka sosial medianya dan melihat teman-temannya di kelas sedang malmingan bersama pacar masing-masing.

Rheva mengerutkan keningnya saat melihat nama Agatha di bagian atas yang menandakan Agatha meng-upload sebuah status. Tanpa pikir panjang Rheva pun langsung mengkliknya.

Rheva tersenyum kecut saat melihat foto yang di upload oleh Agatha ialah sepasang tangan yang saling menggenggam erat di atas pangkuan yang bisa dipastikan Rheva di atas pangkuan Agatha.

Bukan. Bukan masalah tentang status Agatha yang membuat Rheva tersenyum kecut atau dengan kata lain bisa di bilang iri. Tapi sebuah tangan yang menggenggam erat tangan Agatha.

Rheva hapal betul jam tangan yang di pakai seseorang yang menggenggam erat tangan Agatha. Rheva langsung melempar handphone-nya ke sembarang arah tapi tetap di atas ranjang.

Walaupun Agatha tidak men-tag seseorang yang sedang keluar bersamanya. Namun Rheva tidak sebodoh itu untuk tidak mengenali jam tangan yang selalu di pakai oleh Alvaro setiap ingin keluar.

Ya! Bisa Rheva tebak Alvaro dan Agatha sekarang pasti sedang bersenang-senang. Menghabiskan waktu untuk berkeliling Jakarta atau makan di salah satu cafe atau restoran.

Tanpa sadar setetes air mata berhasil keluar dari kelopak matanya. Dan sekarang Rheva tau kenapa dari tadi Alvaro tidak mengiriminya pesan atau chat seperti biasanya.

Sekali lagi kamu berhasil buat aku kecewa, Al. Dan mengurangi rasa percaya aku sama kamu.

Rheva bangkit dari posisi baringnya dan menghapus kasar air matanya. Lalu meraih handphonenya yang tergelak tidak jauh di depannya. Setelah berhasil meraih handphonenya, Rheva langsung mematikan ponselnya.

Rheva mengganti piama yang di kenakannya dengan kaos oblong dan juga celana jeans panjang lalu mengikat satu rambutnya. Rheva berniat ingin menyusul kedua orangtuanya yang sedang berada di rumah makan mereka.

Biasanya malam minggu seperti ini rumah makan kedua orangtuanya yang bisa di bilang sederhana yang hanya terbuat dari kayu dan juga bambu untuk hiasan depan pasti sangat ramai.

Dan Rheva memutuskan untuk membantu kedua orangtuanya dan melupakan sejenak tentang sesuatu yang ia lihat beberapa menit yang lalu.

Rheva menyambar jaket dan juga tas selempang yang tergantung di balik pintu kamarnya dan langsung berjalan keluar mencari letak kunci sepeda motor yang sudah di antar oleh pihak bengkel kemaren.

F A K E ? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang