[Follow sebelum baca]
"Kamu dimana?" Rheva menatap lurus ke depan tepat dimana sepasang remaja saling bermesraan.
"Aku di rumah, sayang" jawab seseorang di sebrang sana yang tidak lain ialah Alvaro sambil mengelus puncak kepala seseorang yang bersa...
Part sebelumnya Alvaro dah sadar tuh🙈 kalau doi suka beneran sama Rheva🌚
Jangan lupa spam blacklovenya, ya 🖤
Always, awali pagimu dengan liat yang ganteng ganteng. Seperti Azka ini😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
......
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kasihan, lo dapet saingan lagi buat dapetin hatinya Rheva, Az" bisik Fahri kepada Azka yang duduk di sampingnya. Sedangkan sorot matanya masih memperhatikan Rheva dan Alva yang terlihat begitu akrab dan membericarakan banyak hal. Seolah tidak menyadari kehadiran Azka dan Fahri di depan mereka.
"Bacot! Gue colok juga mata lo" kesal Azka saat Fahri mengerling jahil ke arahnya.
"Jealous cie jealous. Kasihan deh lo"
"Gue tendang juga lo!"
"Nggak takut. Potek nggak ya hatinya? Mana lo kalah bening lagi dari Alva, Az"
"Bacot deh Fah"
"Cie, sini abang Fahri kasih tisu dulu"
"Sekali lagi lo ngomong gue cekik juga lo!"
"Ka--"
Fahri terpekik kaget dan melototkan kedua matanya saat Azka melancarkan aksinya yaitu mencekik sesuai perkataannya. Tidak kencang memang namun tetap saja hal itu membuatnya kaget.
"Ngomong lagi ayo. Ledek lagi, gue nggak papa kok" ucap Azka sambil merapatkan mulutnya dan perkataan terdengar tidak jelas di telinga Fahri, namun ia tetap memahaminya.
Rheva dan Alva yang kini mengalihkan pandangan di buat terkejut melihat aksi Azka dan Fahri. "Lo kalau mau ngebunuh Fahri jangan di sini deh. Gue nggak mau jadi saksi ya dan nggak mau di intrerogasi sama polisi"
"Teman lo nih suka banget bikin orang kesal" Azka cemberut dan melepas kedua tangannya dari leher Fahri.
Fahri melirik sinis Azka, dan mendorong keras kursi yang di duduki Azka. "Lo aja yang baperan"