[Follow sebelum baca]
"Kamu dimana?" Rheva menatap lurus ke depan tepat dimana sepasang remaja saling bermesraan.
"Aku di rumah, sayang" jawab seseorang di sebrang sana yang tidak lain ialah Alvaro sambil mengelus puncak kepala seseorang yang bersa...
Hai, apa kabar? Maafkan aku yang lama updatenya ya🙂 badmood ada beberapa komentar yang bikin pikiran down dan mikir ulang ceritaku ini mau lanjut atau nggak. Nggak kasar sih komennya mungkin akunya aja yang baperwkwk.
Btw, happy 200k readers🥳 nggak nyangka udah sebanyak ini yang baca❤
Tapi, cerita ini tetap sampai tamat kok di publish nanti❤ yang penting sabar aja nunggu updatenya ya, hehe.
Liat muka ucul Azka dulu siang menjelang sore ini😍 jangan lupa cek mulmed buat dengerin suara merdu Azka a.k.a Xukai or Soso
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu berhasil bikin Papa malu, Agatha!" ucap Darka penuh penekanan dengan tatapan yang menyorot tajam anak semata wayang di depannya yang kini menundukkan kepalanya.
Sore tadi sewaktu ia bersiap pulang ke rumah, ia di buat bingung dengan salah satu email yang masuk di tablet yang biasanya ia pakai bekerja. Merasa semua kontrak kerjasama sudah ia setujui, namun ia tetap membuka email yang baru saja masuk ke tabletnya.
Dan ia di buat terkejut melihat anak buahnya serta anak perempuan satu-satunya tengah membuat ulah dengan menghancurkan warung makan yang ia tidak tau milik siapa. Dengan amarah yang menguasai seluruh tubuhnya, ia menyuruh supir lekas menjalankan mobilnya ke rumah.
Agatha menundukkan kepalanya semakin dalam saat Darka duduk di sampingnya. "Kenapa kamu ngelakuin ini? Kamu udah bohong sama Papa, Tha. Kamu bilang, anak buah Papa bantuin kamu buat nyelesai-in masalah. Tapi, Papa nggak nyangka masalah yang kamu maksud itu dengan ngehancurin usaha orang lain"
"Mas--" Agnes membuka suaranya setelah lama terdiam.
"Diam! Kali ini kamu tidak berhak membelanya. Cukup selama ini kamu membela dan memanjakannya" Agnes terdiam mendengar perkataan tegas dan dingin dari suaminya yang jarang sekali ia dengar.