[Follow sebelum baca]
"Kamu dimana?" Rheva menatap lurus ke depan tepat dimana sepasang remaja saling bermesraan.
"Aku di rumah, sayang" jawab seseorang di sebrang sana yang tidak lain ialah Alvaro sambil mengelus puncak kepala seseorang yang bersa...
Asikkk up lagi wkwk. Akhirnya target tembus juga, empat ratus blacklove🖤
Seperti biasa, spam blacklove ya 🖤
Gimana part sebelumnya? Alvaro ngeselin, kan? Nah, di part ini gantian Agatha yang ngeselin😂 memang pasangan serasi hehe.
Awali harimu dengan lihat yang manis-manis yaitu foto cantik Agatha 👇🏻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gimana cantik, kan?
......
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue denger ada yang lihat lo berduaan sama Alvaro depan toilet?" tanya Azka sambil menuntun Rheva menuju mobilnya berada.
Bergedik acuh dan menjawab, "Kenapa? Lo cemburu?"
"Dikit sih haha"
"Najis" cibir Rheva
"Kata najis bisa aja berubah jadi manis" bela Azka dan mengedipkan salah satu matanya dan mencolek manja tangan Rheva yang ada di genggamannya.
"Lo kenapa sih, Az? Geli gue. Sumpah, lo kek gini mirip tante-tante di lampu merah loh"
Langsung saja Azka menjitak pelan dahi Rheva karena secara tidak langsung mengatainya banci. "Enak aja. Gue ginikan mau ngehibur lo yang lagi putus cinta"
"Hedeh. Kalau putus ya putus aja kali. Nggak sedih kok gue, biasa aja malah"
Azka menghentikan langkahnya lalu beralih memegang bahu Rheva dan menghadap ke arahnya. "You know Rhev, dua tahun lebih itu bukan waktu yang singkat. Lo udah selama itu relationship sama dia, impossible kalau lo bisa ngelupain dia dalam beberapa jam. Lo cuma ngerasa benci sama dia. Tapi, gue yakin seratus persen lo masih ada rasa sama dia. Entah benar atau nggak, gue rasa lo nggak semudah itu buat ngelupain dia"
Menghela napas pelan, Rheva membalas tatapan Azka dengan sorot mata yakinnya. "Lo harus percaya sama gue! Gue nggak ada sedikit pun rasa lagi sama dia! Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin, gue emang udah ngelupain dia dan hilang respect sama dia. Entah itu cinta, sayang, kasihan, benci atau rasa yang lain. Gue rasa hati gue udah mati rasa. Satu tahun lebih di hianati dan dua tahun lebih gue di bohongin. Lo bayangin aja jadi gue, gimana rasanya waktu di perlakukan seperti itu? Kata benci nggak cukup buat mereka dari gue. Lo tahu prinsip gue, gue nggak bakal bertahan sama cowok seperti itu dan nggak mau mengulang sama orang yang sama. Gue bertahan selama ini karena gue cuma mau mastiin semuanya. Dibalik itu gue punya rencana gue sendiri buat bales perbuatan mereka. Mereka harus menanggung apa yang gue rasain selama ini"