[Follow sebelum baca]
"Kamu dimana?" Rheva menatap lurus ke depan tepat dimana sepasang remaja saling bermesraan.
"Aku di rumah, sayang" jawab seseorang di sebrang sana yang tidak lain ialah Alvaro sambil mengelus puncak kepala seseorang yang bersa...
100 vote sama 1k comment bisa? nextnya bakal cepat ya, soalnya yang baca sama vote bedanya jauh banget dan part sebelumnya tembus 1k comment, bahkan lebih. Jadi nggak ada salahnya dong aku berharap di part ini bakal rame kayak part sebelumnya. Hehe.
Sekali-kali kasih target begini, nggak papakan.
Jangan jadi silent readers ya kalian, :)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menyetujui ajakan Agnes, Elviana dan Agnes pun berjalan beriringan menuju meja di mana Agatha, Alvaro dan yang lainnya duduk. Agnes melempar senyum miring saat Nayla mengedipkan mata kearahnya.
"Varo B--"
Elviana tidak melanjutkan perkataannya saat tiba-tiba saja seseorang menubruknya, yang menyebabkan minum yang ia bawa tumpah ke gaun mewah yang dikenakannya.
Rheva terkejut dan langsung mengeluarkan tisu yang ada di tas selempangnya. "Maaf Tante, Rheva nggak sengaja" Rheva mengusap gaun Elviana yang sedikit kotor akibat tumpahan minum tadi.
Rheva terus mengusapnya dengan tisu tanpa berani menatap ke arah orang yang ia tabrak. Mengambil tisu baru, Rheva kembali berniat mengusap gaun yang kotor itu pun terhenti saat merasakan tangannya di tepis kasar.
Karena kesal, Elviana menepis kasar tangan Rheva dan beralih menatap Rheva yang masih menunduk dengan tatapan tak sukanya. "Jangan sentuh saya!"
Rheva yang memang sedari tadi tidak menatap seseorang yang ia tabrak, langsung mengalihkan pandangannya dan terkejut saat tahu yang ia tabrak ialah Bundanya Alvaro.
Walaupun ia tidak terlalu dekat dengan Elviana karena Elviana tidak menyukainya, namun Rheva sangat tahu orang yang ada di depannya sekarang ialah orang yang telah melahirkan Alvaro, pacarnya.
"Kamu!" geram Elviana saat tahu Rheva-lah pelakunya. Karena memang Elviana tidak merestui hubungan Alvaro dan Rheva dari awal mereka pacaran. Satu alasannya, derajat mereka berbeda. Dan Elviana tidak mau mempunyai menantu miskin seperti Rheva. Elviana memang mengharuskan anak-anaknya mempunyai pasangan yang sederajat sama keluarga mereka.
"Maaf Tante Rheva nggak sengaja" Rheva membungkukkan badannya dua kali, tanda permintaan maafnya kepada Elviana.
"Kalau jalan itu lihat-lihat dong, punya mata nggak sih. Main tabrak aja" celetuk Agnes dengan tatapan bencinya kepada Rheva. "Punya mata tapi nggak tahu gunanya"
"Rhe--"
"Halah alasan. Emang ya orang miskin kayak kamu ini emang nggak punya attitude sama sekali. Nggak sopan sama orang tua" lanjut Agnes dengan kata-kata pedasnya.
Alhasil, kini mereka semua menjadi pusat perhatian, di iringi bisikan dan tatapan mencemooh kepada Rheva. Rheva yang merasa malu langsung menundukkan kepalanya.