Bab 25

870 49 0
                                    

Jasmine beberapa kali mendatangi resto Mike tetapi dia selalu mendapati Mike tidak di sana, dia ke apart milik Aldo barulah dia menemukan Mike tetapi yang ada Mike hanya menghiraukannya. Jasmine sangat benci Mike yang mencueki dirinya karena jika Mike cuek dia tidak bisa menambah koleksi barang branded nya.

Evan menyuruh Jasmine pulang kini, karena Mike tidak akan merespon dirinya walau Jasmine sampai menangis darah pun Mike hanya akan diam saja dan memilih berkutat dengan pikirannya itu.

Mereka berempat sudah tidak sanggup dengan perilaku Mike yang sudah hampir sebulanan ini seperti mayat hidup.

Aldo kini mencoba menelepon Nindi bertanya mengenai jadwal Lyra hari ini, setelah itu Aldo langsung meluncur ke perusahaan Atara Group. Dia tidak bisa membiarkan sahabatnya seperti mayat hidup lebih lama lagi.

Nindi sedikit terkejut melihat Aldo yang memasang wajah kuatirnya. Aldo sendiri menyapa Nindi kemudian langsung masuk ke ruangan Lyra.

Tok...tok....

Aldo memasuki ruangan Lyra dia melihat istri sahabatnya masih berkutat dengan berkas-berkas yang di atas meja.
"Tumben Do mampir keruangan biasanya juga cuman ke Nindi doang" Sapa Lyra yang menggoda kedatangan Aldo.

"Lyr... Mike sakit udah beberapa minggu ini dia di apart gue" Ucap  Aldo to the point yang mendapatkan tatapan terkejut dari Lyra

"Sakit?? Dia sakit apaan emang Do?" tanya Lyra dengan wajah yang seketika menjadi cemas, Aldo merasa senang melihatnya.

"Gue gak tau Lyr, dia gak mau di bawa ke dokter soalnya takut di suntik gitu... pokoknya sekarang dia makin parah makan aja gak mau... mana dia muntah-muntah lagi, kita-kita udah bingung Lyr harus gimana ngebujuk Mike... pliiiis bantu kita ya Lyr kali ini aja" Keluh Aldo kini yang melebih-lebihkan kenyataan yang ada.

"Eeeh iya Do bentar gue tanya Nindi dulu" Saut Lyra yang mulai panik

"Kata Nindi lu hari ini gak ada jadwal penting, tadi habis gue tanyain soalnya" Tindih Aldo yang di balas anggukkan paham dari Lyra.

                                        *****~*****   

Di apart milik Aldo
Toni masih memperhatikan Mike yang tertidur di sofa sedangkan Kevin dan Evan sibuk bermain ps, tak lama mereka mendengar suara pintu yang terbuka.

Mereka melihat ada Aldo yang datang seketika mereka terkejut saat melihat Lyra yang dibawah oleh Aldo. Pantas saja Aldo tiba-tiba menghilang tadi.

"Looh ada Lyra ternyata" Sambut Kevin

Lyra sendiri terkejut melihat pemandangan berantakan dari apart Aldo dan dia melihat Mike yang sedang tertidur pulas di sofa.

"Si Mike gpp kan?" tanya Lyra yang mulai memasuki apart tersebut dengan cemas, Aldo mengode mereka agar terkesan lebih dramatis.

Evan paham dari kode Aldo "Aduh Ra gue sedikit frustasi ngeliat keadaan Mike sekarang" Rintih Evan, "dia jarang makan liat aja nih udah rada kurusan kan dia" Sambungnya

Lyra mendekati Mike dan benar laki-laki itu sudah rada kurusan sekarang, seketika Lyra merasa bersalah karena menghindari Mike sebulanan ini. Dia kemudian menempelkan tangannya di kening Mike dan ternyata badannya memang rada panas.

Yang lain berdoa agar Mike bisa kembali seperti dulu lagi, mereka benar-benar kehabisan cara saat ini.

Mike merasakan aroma tubuh dari seseorang yang dia rindukan, dia bahkan bisa mendengarkan  suara wanita itu saat ini dia kemudian mencoba membuka matanya kini secara perlahan. Alangkah terkejutnya dia melihat Lyra di depannya yang sedang mengobrol dengan ke empat sahabatnya itu.
Ini bukan ilusi kan ya?, batin Mike

"Gue jadi merasa gak enak nih sama kalian karena Mike udah nyusahin kayak gini" Ucap Lyra yang tidak enak

"Gpp Ra sans aja ama kita" Balas Toni

Lyra terkejut saat dirinya di peluk oleh Mike dan menenggelamkan kepalanya di perut Lyra, yang lain juga sama terkejutnya melihat reaksi dari Mike.

"Ra... jangan tinggalin aku" Saut Mike yang masih memeluk Lyra, dia benar-benar tidak ingin melepaskan istrinya itu.

Lyra masih membatu dengan sikap Mike, Evan sendiri tersenyum melihat pemandangan didepannya saat ini dan mengajak ketiga sahabatnya untuk keluar dan memberikan mereka berdua ruang.

"Ra... Maafin aku ya aku tau aku bejat banget tapi jangan tinggalin atau cuekin aku lagi Raaa, ku beneran gak sanggup kamu gituin" Ucap Mike yang semakin mengencangkan pelukannya, dia benar-benar merindukan istrinya itu.

Lyra kini mengusap rambut Mike, dia merasa tidak tega melihat Mike yang seperti ini.
"Ku maafin kalau kamu mau makan" Balas Lyra yang langsung mendapatkan tatapan dari Mike dengan mata yang berkaca-kaca. Mike mengangguk cepat kini menanggapi perkataan Lyra sembari tersenyum lebar.

"Makasih" Saut Mike yang langsung berdiri dan mencium kening istrinya itu, Lyra sendiri wajahnya langsung memerah.

Ke empat sahabatnya itu ikut senang saat kembali masuk ke apart milik Aldo yang mendapati Mike yang sedang lahap menyantap makanannya bersama Lyra.

"Gue bilang juga apa si kunyuk itu udah ada rasa ama bininya" Gumam Evan yang dibenarkan oleh yang lain

"Kenapa gak dari kemarin aja gitu ya gua bawa Lyra kesini" Tindih Aldo

Semenjak hari itu hubungan Mike dan Lyra kembali membaik, bahkan saat ini Mike mulai menempeli Lyra kemana-mana.
Lyra sedikit risih sebenarnya dengan perubahan Mike yang sekarang apa lagi sering bermanja kepadanya. Tapi entah kenapa dia menyukai itu.
Mike kadang mengirimkan dirinya pesan yang bertanya ingin disiapkan makanan apa setelah pulang kerja.
...

Tama menghampiri Lyra di ruangannya untuk memberikannya oleh-oleh dari Eropa, dia membawa banyak cemilan dan tak lupa memberikan beberapa kepada Nindi.

Tok...tok...

Setelah habis mengetok pintu Tama langsung masuk dan melihat Lyra yang sedang duduk di sofa sedang memakan banyak cemilan.
"Tiati gendut" Saut Tama, Lyra sedikit terkejut melihat kedatangan Tama

"Kapan balik dari Eropa?"

"Tadi subuh nyampe... btw nih oleh-oleh buat mu" Jawab Tama sembari memberikan tas dan coklat yang banyak. Lyra tersenyum bahagia dia memang sangat ingin makan coklat dari Swiss.

"Selama ku tinggal sehat-sehat aja kan?"

"Aman Tam aman" Jawab Lyra sembari memakan lahap coklatnya itu.

Tak lama Nindi masuk untuk mengingatkan Lyra ada pertemuan dengan client di luar. Lyra mengangguk paham kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan menuju meja nya untuk mengambil tab kerjanya. Tiba-tiba Lyra mulai tumbang yang langsung sigap ditangkap oleh Tama.
Tama panik melihat Lyra pingsan begitupun dengan Nindi, Tama kemudian menggendong Lyra ala bride style dan membawanya kerumah sakit.

Betapa terkejutnya Tama mendengar penjelasan dari sang dokter.
Tak lama Lyra mulai tersadar dan membuka matanya secara perlahan "Tam kamu kenapa kok nangis?" tanya Lyra sembari menghapus air mata Tama.

The Wrong Train [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang