Bab 31

904 45 0
                                    

Evan masih berusaha mendekati Karin untuk mengobati rasa penasaran nya itu. Kali ini Evan memberikan salad buah yang di belinya tadi waktu ke kantin kepada Karin yang kemudian di terima dengan senang hati oleh Karin.

"Btw Rin... lu dulu pernah bilang kan kalau udah temenan ama Lyra sejak SD?" tanya Evan basa basi

Karin yang memakan salad buahnya kini mengangguk sebagai jawaban.

"Berati lu tahu dong ada hubungan apa di balik persahabatan Tama dan Lyra?" ucap Evan yang mulai to the point

Karin sendiri masih memakan salad nya itu yang kemudian mengangguk lagi sebagai jawaban.
"Lu pengen tau apa kepo nih?" goda Karin sembari mengunyah makanan di mulutnya..

"Dua-duanya sih... soalnya mereka kek lebih dari sahabat gitu" Balas Evan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Bentar gue abisin dulu sogokan lu ini" Ucap Karin yang kemudian menghabiskan salad buahnya itu.

Mendengar Karin yang akan bercerita Toni, Kevin dan Aldo mulai mendekati mereka di bangku depan kamar Lyra, Mike sendiri sebenarnya tidak tertarik mendengarnya dan dia lebih memilih menyalakan dirinya sendiri tetapi saat melihat Lyra tadi yang histeris mencari Tama akhirnya dia ikut bergabung.

Karin Pov...
#MASA LALU TAMA DAN LYRA

Kenalin nama gue Karina Manio, gue udah bersahabat dengan Lyra sejak jaman SD. Gue tahu semua tentang masa lalu Lyra termasuk awal mula dia bertemu dengan Tama dan kenapa hanya Tama seorang yang bisa nenangin Lyra seperti sekarang.

Jadi gue, Lyra ama Tama itu dulu satu SMA, tapi kita bertiga itu beda kelas semua. Lyra pernah bilang ke gue kalau dia pertama kali bertemu dengan Tama itu waktu dia gak sengaja terlambat ke sekolah karena gue tinggal piket, makanya gue pergi duluan.

"Bangke si Karin gak bilang kalau gak bisa pergi bareng hari ini" Gerutu Lyra yang mulai berjalan ke arah belakang sekolahnya karena gerbang sekolah sudah tertutup 10 menit yang lalu.

Saat Lyra ingin memanjat tembok belakang sekolahnya dia terkejut karena pohon biasanya yang memudahkan dia melewati tembok yang tinggi itu sudah di tebang.
"Ooh shitttt!!! Mana tinggi banget lagi" Gerutunya lagi

Tak lama dia melihat seorang anak laki-laki di sebelahnya, bisa di tebak kalau anak itu juga terlambat sama seperti dirinya.

"Ngapa lu liat-liat gue!" tegur anak itu saat Lyra terus melihatnya, Lyra langsung mendapatkan ide cemerlang.

Lyra mulai tersenyum dan lelaki itu mulai mengerutkan keningnya heran.

"Lu terlambat juga kan? Gimana kalau kita kerja sama buat ngelewatin tembok tinggi ini?" ajak Lyra kini dan lelaki itu mulai bertanya bagaimana caranya, kemudian Lyra mulai menjelaskannya sampai lelaki itu setuju dengan ide nya.

Anak laki-laki itu mulai menjongkok kemudian Lyra melepaskan sepatunya sebelum menginjakkan kakinya di bahu anak itu setelahnya laki-laki itu mendirikan dirinya agar Lyra bisa memanjat tembok itu, setelah berada di atas tembok Lyra kini memberikan tangannya yang kemudian di genggam anak laki-laki itu sembari memanjat tembok tersebut. Lyra memasang sepatunya lagi sebelum mereka berdua mulai melompat ke area halaman belakang sekolah.

Bersyukur tidak ada yang sedang menjaga area belakang karena pohon yang biasanya di gunakan sudah di tebang. Lyra mulai beranjak meninggalkan laki-laki tadi sembari mengucapkan terimakasih.

"Nama gue Tama! Pratama Akagami" Saut Tama yang berada di belakang Lyra
Lyra kemudian berbalik melihatnya "Lyra Scarlet" setelah mengucapkan itu Lyra langsung bergegas menuju kelas nya dan jam istirahat dia akan mengomeli gue habis-habisan.

Kalau kalian pikir Lyra itu tipikal orang yang tenang, baik, dingin, calm seperti sekarang kalian salah besar! Dia jauh dari kata itu. Lyra aslinya barbar tapi tenang aja dia gak tukang bully kok, dia salah satu idola di sekolah juga.

"Terus gimana bisa dia dekat ama Tama" Tanya Toni penasaran

"Diem dulu makanya ini baru mau gue jelasin!
Jadi tuh dulu gue ama Lyra tinggal bareng di apart jadi otomatis kita gak ada pengawasan dari ortu, naah tiap malam gue nemenin Lyra balapan liar kadang motor tapi lebih sering mobil sih. Nah gak sengaja malam itu Lyra seri ama lawannya terus kalian tau siapa lawannya? Tama!!
Tama yang baru pertama kali merasakan seri penasaran dong dengan siapa lawannya kan dia selama ini menang terus rumornya. Pas Lyra keluar mobil gue langsung nyamperin dong ngecek anggota badan tuh anak masih lengkap apa kagak.
Tama menghampiri kami dengan memasang wajah terkejut karena lawannya adalah cewe.

"Lyra?" tanya Tama memastikan, gue ama Lyra otomatis noleh dong.

"Loh itu lu Tam" Balas Lyra yang mulai terkekeh

Sejak saat itu mereka sering bareng, lebih tepatnya Tama yang sering ekorin Lyra. Gak nyampe situ aja, gitu-gitu Lyra doyan ikut tawuran sekolah jadi mau gak mau Tama ikutan juga."

"Demi apa Rin Lyra dulu kek gitu?" tanya Kevin tak percaya, karena menurutnya Lyra begitu manis buat masa lalu yang ekstrim seperti itu. Yang lain juga sama terkejutnya dan memilih untuk lanjut mendengarkan cerita Karin.

"Kalau gak percaya tanya aja ama si Tama njiir... dah lanjut jan di potong terus napa!.
Sejak saat itu kita bertiga sering bareng dan banyak perempuan yang iri di sekolah karena Tama sebagai salah satu cogan sering bareng gue ama Lyra.

Sebenarnya dulu Tama pernah suka sama Lyra tetapi di hati Lyra cuman ada Aldrian seorang yaitu first love nya yang sedari kelas 1 SMP. Semenjak tahu itu Tama berusaha membuat hubungan mereka renggang dengan berbagai cara, yaa namanya juga masih labil jadi Tama dulu nyebelin banget.

Sampai pada akhirnya Lyra dan Aldrian berantem dong karena ulah Tama! Lyra yang emosional saat mendapat pesan dari Tama yang isinya foto Aldrian sedang bermesraan dengan wanita lain.
Hari itu Lyra yang terbawa emosi bergegas ke tempat Aldrian dengan meminjam mobil Tama, karena mobilnya lagi di sita sama bokapnya.

Dan kalian tahu? Hari itu Lyra kecelakaan karena menerobos palang kereta api, untungnya dia gak jadi peyek hari itu karena keretanya cuman nabrak bagian belakang mobil. Tapi tetap saja kecelakaan Lyra cukup fatal sampai membuat dia koma hampir setahun.

Waktu itu dokter sampai ingin menyerah dengan keadaan Lyra yang tidak ada kemajuan, orangtua Lyra mulai frustasi dan mencoba merujuknya ke RS luar negeri yang fasilitasnya lebih baik. Sedangkan Tama dia setiap hari selalu menyalahkan dirinya karena perasaan cintanya itu wanita yang di cintanya berakhir terbaring koma.

Tragisnya pas Lyra siuman dia malah kehilangan pendengarannya saat itu, bagai jatuh malah di timpah tangga itu yang di rasakan Lyra saat siuman. Lyra yang setiap hari makin histeris karena tidak bisa mendengar apapun dan menyuruh siapa saja untuk keluar ruangannya.
Dia benar-benar benci melihat siapapun karena tidak bisa mendengar.

Tapi Tama tidak pernah menyerah walau di usir dia selalu datang dan menemui Lyra, dia merasa sangat menyesal. Kepala Tama waktu itu sampai berdarah karena di lempari vas bunga oleh Lyra. Lyra makin barbar lah intinya waktu itu, gue aja kena lempar waktu itu.

Besoknya Tama datang dengan membawa sebuah buku yang di tuliskannya kalau dia ingin menjaga Lyra dan memohon agar Lyra tidak mengusirnya, dia menyesali perbuatannya dulu makanya walau kepalanya berdarah itu tidak semenyakitkan melihat Lyra saat itu yang histeris dan terkadang diam seperti mayat hidup.

Akhirnya Lyra menyerah dengan keteguhan hati Tama selama sebulanan itu, Tama senang Lyra menerimanya walau masih sering dicuekin.  Lyra sendiri lebih memilih Tama yang mengurusinya karena dia bisa puas memukuli Tama karena sebal pendengarannya masih belum kembali.

Tama juga selalu menulis 'aku akan selalu di sisi mu walau harus berlumuran darah sekalipun'. Entah kenapa mereka berdua itu seperti memiliki ikatan takdir satu sama lain, makanya lambat laun Lyra mulai ketergantungan dengan kehadiran Tama.

The Wrong Train [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang