Bab 33

951 44 6
                                    

Hari ini Lyra sudah di ijinkan pulang oleh dokter, Tama sudah mengemasi pekerjaannya dan barang-barang milik Lyra kemudian bersiap untuk meninggalkan RS tersebut.
"Kamu gak mau pulang ke rumah ortu mu aja?" tanya Tama

"Ku gak mau ngerepotin mereka lagi Tam, apalagi papa... dia pasti sedih sekarang dan menyalahkan dirinya karena dulu menjodohkan ku. Kalau situasi sudah tenang baru aku mau berkunjung" Balasnya sembari menghela nafasnya kasar.

"Terus kamu mau balik kerumah hadiah dari mertua mu itu?"

Lyra menggeleng sebagai jawaban, dia benar-benar tidak ingin berhubungan lagi dengan Mike apalagi harus tinggal di rumah itu lagi yang penuh akan kenangan bersama Mike si brengsek itu!.
"Ku mau kembali ngekos dekat kantor aja"

"Ra!!" tegur Tama yang tidak terima sahabatnya kembali ngekos, pasalnya Lyra akan segila kerja seperti dulu lagi sampai tidak memperdulikan kesehatannya.

"Tcih...!! Yaudah kalau gitu ku jadi tetangga apart mu bae jadi jangan ngomel lagi" Tindih Lyra yang paham kalau Tama akan mengomelinya seperti waktu itu.

Tama menghela nafasnya kini, memang lebih baik jika mereka jadi tetangga biar dia bisa mengawasi Lyra nanti.
"Ok! Ntar ku urusin semuanya, terus barang-barang mu di rumah sebelumnya gimana?" tanya Tama yang kemudian mengeluarkan hp nya dari kantong celananya, dia kemudian menelepon sekretarisnya untuk mengurus pembelian satu unit apartemen atas nama Lyra di gedung yang sama dengan dirinya.

"Kamu yang urus lah Tam, ku males ketemu ama Mike lagi rasanya pengen ku cekik tuh orang!" gerutu Lyra yang begitu membenci suaminya

"Gak boleh gitu Ra... gitu-gitu dia masih suamimu loh" Tegur Tama kini

Saat mereka keluar kamar pasien milik Lyra ternyata sudah ada Mike yang menunggu kedatangan mereka. Lyra sangat membenci Mike, kenapa dia harus melihat si brengsek itu sekarang!

Mike kemudian mendekati mereka tetapi Lyra langsung membuang pandangannya, Mike sadar betul kalau istrinya itu masih membenci dirinya tetapi dia tidak akan menyerah untuk mempertahankan rumah tangganya itu.
"Kalian udah mau balik?" tanya Mike kini tetapi tidak di respon oleh Lyra

"Iya ini mau balik Mike" Balas Tama canggung karena berada di situasi seperti ini, atmosfirnya begitu tidak enak pikirnya.

"Aku ikut ya" Pinta Mike kini yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari Lyra

"Awas aja ya Tam kamu ijinin dia ikut!" tekan Lyra kini ke Tama

"See...! Doi gak mau lu ikut Mike jadi sorry ya gue gak bisa bantuin lu sekarang" Ucap Tama yang kemudian memasang senyum datar ke arah Mike.

Lyra menggandeng lengan Tama untuk membawanya pergi meninggalkan Mike disana, Mike sangat tidak suka melihatnya rasanya hatinya sangat sakit melihat itu.
Mike langsung menarik tangan Lyra berusaha untuk menahannya pergi.
"Ra... ku mohon ama kamu kasih aku kesempatan" Ucap Mike dengan nada memelas, tetapi Lyra langsung menepis tangan Mike

"Jangan pernah nyentuh gue lagi!!" jawab Lyra dengan intonasi yang penuh penekanan kemudian pergi meninggalkan Mike disana.

......

Saat dalam perjalanan ke apart milik Tama, mata Lyra mulai berkaca-kaca karena sedari tadi saat melihat Mike hatinya begitu merindukan suaminya tetapi disini lain hatinya juga begitu sakit sampai dia harus menahan air matanya untuk menetes sedari tadi.

Tama yang fokus menyetir kini ikut sedih saat melihat Lyra kini yang mulai meneteskan air matanya itu.
"Gpp Ra... keluarin aja semuanya biar kamu lega"

Mendengar pernyataan Tama barusan membuat tangisan Lyra langsung pecah "kenapa dia harus muncul lagi kenapa? Hatiku masih sakit saat melihatnya Tam! Walaupun tak bisa dipungkiri aku juga sangat merindukan sosoknya tapi... tapiiii hiks" Tangis Lyra yang makin tersedu-sedu.

Rasanya melihat sahabatnya yang terpuruk saat ini membuat hati Tama juga menjadi sakit. Tama kini memberhentikan mobilnya "bentar ya..." Ucapnya yang kemudian turun dari mobil, tak lama dia kembali dengan membawa permen kapas dan susu coklat. "Nih... biar hatinya adem dikit" Sautnya sambil memberikan pembangkit mood untuk Lyra.

"Emangnya aku anak kecil apa Tam!" gerutu Lyra tetapi tetap di santapnya juga dengan lahap, Tama hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya yang tidak pernah berubah sedari dulu.

                                              *****~*****  
Lyra mulai bekerja lagi seperti dulu tetapi dia bisa di bilang lebih gila lagi levelnya, Tama saja sampai kewalahan menghadapi perubahaan Lyra yang begitu drastis.

"Ra!! Aku tahu kamu lagi fokus kerja buat menenangkan pikiran mu tapi bisa gak kalau lagi waktu istirahat itu makan dulu jangan ngurung diri di ruangan tiap hari" Omel Tama yang sudah tidak tahan melihat Lyra yang hampir seminggu melihat perubahan Lyra.

Lyra sendiri tidak memperdulikan omongan Tama, dia lebih memilih berkutat dengan pekerjaannya. "Aku gak lapar Tam... jadi makan aja sendiri"

Tama hanya bisa menghela nafasnya kasar kini, "yaudah setidaknya minum nih susu ama makan nih roti" Omel Tama yang kemudian meninggalkan ruangan Lyra.

Saat keluar Tama bergegas ke arah Nindi kini, "Nin tolong awasi dia, kalau ada apa-apa langsung hubungi saya secepatnya" Perintah Tama yang begitu khawatir jika Lyra akan tumbang karena terlalu gila kerja.

Nindi mengangguk sebagai jawaban, kemudian Tama berjalan pergi menjauh.

Disisi lain Mike yang sedang berada di rumah begitu terkejut saat mendapatkan paket dari kurir, pasalnya dia tidak memesan barang apapun di online shop.
Alangkah terkejutnya dia saat membuka paket tersebut adalah surat dari pengadilan yang mana isinya adalah gugatan cerai dari Lyra.

Mike mulai meremas surat itu, dia benar-benar tidak ingin berpisah dengan Lyra apalagi sampai bercerai segala! Entah akan sehancur apa dirinya nanti, dia saja tidak ingin membayangkannya walaupun dulu dia sempat menerima perjanjian cerai sebelum menikah tetapi kini sudah lain lagi ceritanya karena dia sudah menyukai istrinya tersebut.

Mike kini mengambil kunci mobilnya dan mulai melaju ke arah kantor Lyra berada, dia benar-benar tidak akan membiarkan rumah tangganya hancur.

...

Saat sampai di Atara Group Mike langsung menerobos masuk dengan raut wajah yang begitu kacau. Tidak ada yang berani untuk menghentikannya karena semua pegawai tahu kalau dia adalah suaminya Lyra salah satu bos killer mereka.

Betapa terkejutnya Nindi saat melihat Mike yang berjalan menuju ruangan bos nya itu.
"Permisi pak Mike tapi bu Lyra sedang tidak bisa di ganggu!" cegah Nindi yang berusaha menahan Mike agar tidak masuk, bisa-bisa dia di pecat pikirnya.

Mike tidak memperdulikannya dia tetap menerobos masuk tanpa mengetuk pintu.

"Mampus dah gue bakal kena omel lagi ini mah" Keluh Nindi kini yang memijat pelipis alisnya.

The Wrong Train [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang