Bab 39

956 52 4
                                    

Beberapa bulan pun telah berlalu semenjak Lyra dan Nindi meninggal kan tanah air.

Hari sidang perceraian pun telah di tetapkan oleh pengadilan dan pengacara Lyra sudah siap sedia menangani kasus klien nya tersebut.

Mike sendiri sudah sering menghubungi Lyra yang masi berada di luar Negeri tetapi tidak pernah mendapatkan jawaban dari sang istri.

Ingin rasanya dia menyusul ke sana karena takut istrinya kenapa kenapa tetapi dia tidak tahu alamat nya dimana, dia bahkan sudah mendatangi kantor Lyra untuk bertanya perihal kantor cabang di sana tetapi tak kunjung mendapati jawaban. Bertanya pada Tama sama saja, dia bahkan tidak punya waktu untuk bertemu atau sekedar balas pesan dari Mike.

Mike mulai frustasi... Sebentar lagi sidang perceraian nya akan dilaksanakan tetapi masih belum ada titik terangnya.

Apakah kisah rumah tangga mereka akan benar-benar berakhir begini saja seperti ini?, pikir Mike yang mulai berkutat dengan pikirannya.

Para keluarga dan sahabat nya berusaha membantu nya agar dia tidak jadi bercerai tetapi sayangnya tepat hari ini palu hakim telah di ketukkan.

"Dengan ini saya nyatakan Mike Revaga dan Lyra Scarlet resmi bercerai"
Tuk.. Tuk... Tuk...

Wajah Mike semakin lesuh dengan hasil sidang nya.

Orang tua dan para sahabat nya mencoba menghibur nya kini, tetapi Mike tidak menunjukkan respon apapun pada mereka. Mike seperti mayat hidup yang raganya entah dimana.

Hatinya begitu sakit karena harus bercerai dari wanita yang begitu dia cintai. Rasanya dia ingin mati saja saking tidak sanggup nya menerima kenyataan pahit tersebut.

Hari berganti hari, minggu pun berganti minggu dan ke adaan Mike masih saja sama seperti mayat hidup.

"Siang Tante" Sapa Toni yang kemudian di susul oleh Evan, Kevin dan Aldo.

"Hayuk sini masuk" Ajak Monika

"Mike nya ada Tan?" tanya Aldo kini

"Ada di kamarnya, Tante itu takut Mike kenapa kenapa soalnya dia masih gak mau keluar dari kamarnya" Cemas Monika yang memikirkan anak bungsu nya itu.

"Yaudah Tan kita langsung ke kamar Mike kalau begitu" Pamit Aldo yang kemudian di ikuti oleh yang lain.

"Iya nak tolong hibur Mike yaa... Oh iya nanti tante suruh bi Uni bawain kalian cemilan ya"

Mereka berempat mengangguk sebagai jawaban dan kemudian langsung bergegas ke kamar Mike yang berada di lantai dua.

            ............... , ................

Saat mereka sedang menghibur Mike tiba-tiba saja Aldo langsung berteriak.

Aaaaghhhhh.....

Mereka berempat otomatis terkejut termasuk Mike yang mendengar teriakan Aldo barusan.

Kevin yang kaget langsung melempari Aldo dengan bantal
"Eeh kunyuk lu ngapa dah teriak-teriak kek orang kesurupan lu" Imbuhnya.

"Guys coba cubit gue dong!" pinta Aldo sambil mengulurkan tangannya kepada para sahabat nya berada.

Evan yang tak segan-segan langsung mencubit tangan Aldo sekuat tenaga

Aww....
"Ya gak sekuat tenaga juga njir nyubit nya" Keluh Aldo kini
"Tapi gak apa sih... Itu artinya gue lagi gak mimpi sekarang" Sambungnya dengan senyum yang semakin melebar karena saking senangnya.

Yang lain semakin penasaran di buat tingkah laku Aldo. Mereka merasa sepertinya sahabat nya yang satu ini sedang kerasukan setan kali yah.

Toni kini berdiri dan mulai mendekati Aldo " Lu dapat jackpot kah?" tanya nya.

Aldo mengangguk mantap sebagai jawaban dengan senyum yang semakin mekar di wajahnya.

"Lu dapet apaan sih emang?" tanya Toni yang semakin kepo begitu pula dengan yang lainnya.

Aldo memperlihatkan handphone nya ke Toni kini " Padahal gue udah nyoba move on dari doi ternyata doi nge WA gue dan bilang kangen" Jelas Aldo kepada para sahabat nya.

"Seriusan lu?" tanya Evan tak percaya

"Bener kok Van ini Nindi tiba-tiba ngechat bilang kangen setelah beberapa bulan gak di hubungin oleh Aldo" Toni menjelaskannya sambil memperlihatkan handphone milik Aldo kepada yang lainnya.

Tak lama Aldo langsung mengambil handphone miliknya kembali dan mencoba menelepon seseorang.

         .....................................
Aldo: Halo om Ridwan lagi sibuk gak? "

......

Aldo: Aldo mau minta tolong nih om urgent banget soalnya

......

Aldo: Tolong booking in tiket pesawat ke Shanghai hari ini juga bisa?

.......
Aldo: Ok om kalau gitu Aldo mau siap-siap dulu

.......

          ...................................

Aldo kemudian menutup telepon nya.

Para sahabat nya hanya bisa melongo melihat tingkah laku Aldo barusan.

"Itu tadi om Ridwan yang sekretaris keluarga lu kan ya?" tanya Evan memastikan

"Yoi bener banget" Jawaban Aldo yang membenarkan pernyataan Evan barusan.

Kali ini Kevin yang mulai memberikan pertanyaan
"Lu seriusan mau langsung ke Shanghai hari ini juga?" timpa nya  dengan raut wajah yang tak percaya.

"Ooh iya dong...! Dimana mana tuh ya orang lagi kangen ya obatnya cuma ketemu langsung" Balas Aldo dengan rasa yang penuh percaya diri maximal.

Mereka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sahabat nya yang mulia terlihat bucin  kembali.

"Eh btw gue minta maaf banget nih yaa ke lu Mike soal nya gak bisa lama-lama dimari, takut doi berubah pikiran ntar jadi gue kudu gercep minta kejelasan hubungan biar gak HTS mulu" Pamit Aldo yang kemudian bergegas meninggalkan kediaman rumah Mike dan langsung menuju ke bandara.

(HTS adalah singkatan dari Hubungan Tanpa Status).

........................
.
.
.

Tidak terasah perut Lyra mulai semakin membesar dari minggu ke minggu. Dia juga sudah merasa lega karena berhasil bercerai dari Mike dan sekarang dia bisa selangkah lebih maju dalam menjaga calon bayinya tersebut.

Hari ini setelah selesai chekup kandungan yang mana kandungannya mulai memasuki usia 8 bulan, dia pun memutuskan untuk kembali lagi ke tanah air tercinta.

Tama sebenarnya cemas dengan keputusan Lyra yang melakukan perjalanan jauh dengan usia kandungannya saat ini. Tetapi bukan Lyra namanya kalau tidak bisa membujuk Tama.

Nindi sendiri sudah kembali ke Indonesia dari dua minggu yang lalu karena ada urusan kantor yang begitu mendesak, yang mana membuatnya mau tidak mau harus meninggalkan bos nya sendirian di Shanghai.

Hubungan Aldo dan Nindi juga sudah menemukan titik terang saat ini. Lyra sendiri begitu lega melihat mereka bersama lagi dengan hubungan yang begitu serius.

Setelah selesai menelepon Tama kini Lyra mulai mengemasi barang-barang milik nya karena dia sudah begitu rindu dengan keluarganya terutama papa nya.

Tetapi dia sempat terdiam dan termenung sejenak memikirkan beberapa hal yang harus dia hadapi nanti saat dia kembali, kira-kira bagaimana cara dia nanti menjelaskan semuanya kepada kedua orang tuanya. Tentu saja pasti papa mama nya terkejut dengan keadaan dia yang sekarang sedang hamil tua, mana pulang-pulang dari luar Negeri malah berbadan dua pasti orang rumah langsung heboh, pikirnya.

The Wrong Train [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang