31.Menikah

767 54 7
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM

GIMANA KABARNYA? BAIK?

VOTE DULU SEBELUM BACA.

KASIH TAHU YA KALO ADA TYPO😭

HAPPY READING❤

Pagi ini,Jakarta di guyur Hujan sejak subuh tadi. Matahari tak menampakkan diri. Awan hitam yang terus mengeluarkan air. Dan petir yang sedikit menggema bumi.

Gadis berbulu mata lentik dan berwajah cantik itu tengah menikmati susu panas bersama Bundanya di ruang keluarga.
Genta yang nampak fokus pada koran sesekali menyeruput Teh nya.

Elina dan Liora masih fokus pada televisi yang sedang menyiarkan berita bahwa sebagian daerah Jakarta dan daerah lain terserang banjir. Memang,akhir akhir ini hujan terus mengguyur bumi. Membuat orang lain susah untuk melakukan aktivitas.

"Kasihan ya Bun yang terkena Longsor sama banjir,mereka pasti susah cari makan sama tempat untuk tidur," curhat Liora sembari bersandar di bahu Bundanya.

"Iya,makanya perusahaan Ayah kamu minggu kemarin kan nyumbangin berbagai kebutuhan untuk para korban longsor dan banjir."

"Perusahaan Ayah nyumbangin apa? Uang?" Tanya Liora.

"Iya,Ayah kamu juga ikut merasa iba. Dan kita harus bersyukur karna Daerah sini gak terkena bencana. Kamu juga harus gitu,kalo suatu saat nanti kamu jadi orang sukses,kamu harus tetap bersyukur dan selalu membantu sesama manusia," nasihat Elina.

Liora mengangguk,ia benar benar merasa bersyukur karna hidupnya yang berkecukupan. Melihat orang orang di televisi yang sedang duduk di dalam Tenda sembari menangis sesekali membuat hati Liora tak tega. Ingin sekali ia menumpangi mereka semua di rumahnya,namun itu mustahil. Mana muat!

"Ayah baca apa sih serius amat?" Tanya Liora pada Genta.

"Ini orang orang yang terkena bencana longsor dan banjir,kasihan banget ya," jawab Genta tanpa mengalihkan pandangannya pada koran.

"Di Televisi kan ada,ngapain baca koran?" Tanya Liora heran.

"Sesekali baca koran,kasihan yang udah bikin koran,di bikin buat di baca malah pada buat bungkus nasi uduk," jawab Genta terkekeh.

Elina dan Liora pun ikut tertawa. Benar juga. Zaman semakin canggih. Koran yang dulunya laris di baca kini laris untuk membungkus nasi uduk atau gorengan. Kasihan sekali pabrik koran.

"Terserah Ayah aja deh,"

"Yah,Kelvin mana?" Tanya Elina yang tak melihat keberadaan Kelvin sejak tadi.

"Dikamar palingan" jawab Genta.

"Li,kamu panggil Abang kamu,Bunda mau bicara soal pernikahan"

"Siap juragan Nyonya"

"BANG KELPIN BANG KELPIN,GOYANGNYA BIKIN HEPI,BIKIN LO KETAGIHAN,SEMUA JADI GOYANG," Liora mengetuk pintu kamar Kelvin dengan bernyanyi Lagu Bang Jali.

"Bang Kel__"

Ceklek

Belum sempat Liora melanjutkan nyanyiannya,Pintu tiba tiba terbuka hingga Liora kehilangan keseimbangannya dan terjatuh di lantai.

Adhitama [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang