40. Pergi

800 62 12
                                    

VOTE DULU YUK!❤

"Ish..Lo bisa diem gak sih?!"

"Enggak! Lagian aku kesini malah di cuekin!" Jawab Ghea mencibikkan bibirnya.

"Ghe,gue lagi gak mau di ganggu sumpah!" Ucap Adhit menahan emosi.

"Siapa juga yang nge ganggu kamu? Aku kan cuma lagi jagain Lala aja, ya kan Lala?"

"Iyaa Kakak Ghea," jawab Lala antusian kemudian memeletkan lidahnya pada Adhit.

"Adek gue udah gede. Gak usah di jagain. Lagian gue juga bisa kok jaga dia!" Ujar Adhit menatap sinis Ghea dan Lala.

"Gak mau,Kak Adhit kalau di ajak main gak asik,gak kayak Kakak Ghea kan Kak Liora!" Sahut Lala kemudian mengajak Ghea pergi dari ruang tengah.

Disitu,hanya tersisa Adhit. Ia jadi teringat dengan Liora. Saat gadis itu selalu kesini setiap weekend. Sungguh,ia tak ada maksud apapun,ia berpacaran dengan Liora karna tulus dari hati,bukan menjadikan Liora sebagai alat balas dendamnya.

Dan jujur,kehadiran Ghea di kehidupannya,membuat Adhit kembali mengingat masalalunya. Bohong,jika perasaanya terhadap Ghea sudah tidak ada. Ia mungkin masih mencintainya. Namun,sebagian besar,rasanya cintanya hanya untuk seorang Alana Liora Gantari. Tidak ada yang lain.

Hatinya sakit jika mengingat kenangan kenangan indah bersamanya dulu. Dari saat SMA,hingga putusnya mereka tempo hari. Alasan dia pertama menyukainya juga lumayan tidak masuk akal.

Cewek autis,suka ngelawak walau kadang gak lucu,cewek gak bisa diem,selalu mencairkan suasana,kadang bersikap dewasa. Gue suka sama Lo,Liora!

Dia pernah bekata seperti itu,karna pikirnya,Liora bisa mrncairkan suasana saat dirinya emosi. Ya,dulu dirinya memang sangat mudah emosi.

"Ahh,jam 9 ada kelas,"gumam Adhit kemudian beranjak dari duduknya menuju kamar.

*****

"Apa?" Pekik Liora tak percaya.

"Iya,kamu barus turutin apa kata Ayah kamu,sayang" ucap Elina memeluk sang putri berusaha menenangkan.

"Tapi,Bun..Liora gak mau..." jawab Liora mulai terisak.

"Disana kan ada Bang Kelvin sama Kak Zel" Elina mengelus punggung Liora yang semakin terisak.

Jujur,ia tak mau jika harus di pisahkan dengan Liora seperti ini. Namun,siapa yang berani melawan perintah Genta?"

*****

"WHAT?!!" Pekik Iva berdiri dari tempat duduknya menatap Liora tak percaya.

Liora mengumpati Iva yang berteriak tidak tahu tempat. Lihatlah,seluruh penghuni kantin jadi menatapnya aneh.

"Lo serius bakal tinggal di Jerman selamanya?" Tanya Iva kembali duduk dan bertanya sedikit berbisik.

"Bukan Jerman," jawab Liora sedikit lesu.

"Te-terus?" Katanya Lo mau tinggal sama Bang Kelvin selamanya? Berarti di Jerman dong?!"

"Bang Kelvin pindah!" Jawab Liora sedikit emosi.

"Pindah? Wah..pindah pindah banget ya, terus,kalo bukan di Jerman,dimana?" Tanya Iva. Jujur,ia tak sanggup jika harus berpisah lama lama dengan sahabatnya itu. Jika saja dia bisa ikut bersama Liora,maka,Ia akan ikut. Tapi mengingat ayahnya yang sedikit galak,jadi...yasudahlah.

"Roma,Italia" jawab Liora menunduk.

"WHAT?" Pekik Iva lagi. Liora memejamkan matanya sebab terkejut lalu menatap Iva tajam.

Adhitama [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang