"Gue?,"
"I-iyaa, it-itu rahang lo me-memar. A-apa yang Lo rahasiain...."
"Devan." Lanjut Liora terbata bata.
Semuanya menoleh menatap Devan. Benar,ada memar di rahangnya. Kenapa mereka baru menyadarinya?
"Ohh..gue..gue tadi di keroyok preman. Iya,di keroyok. Untung aja gue bisa lawan," jawab Devan tertawa hambar.
"T-terus lo tadi ketemu siapa?" Tanya Liora curiga.
"Ke-ketemu siapa? Gue gak ketemu siapa siapa" jawab Devan sedikit gugup.
"Tadi,ada cowok yang ngasih Lo duit banyak,gue rasa,cowok itu nyuruh lo berbuat sesuatu,terus Lo kayak gak mau gitu. Siapa cowok itu?" Tanya Liora semakin curiga.
Votment udah?
Semua kembali menatap Devan penuh tanya. Adhit pun menatapnya dengan sangat curiga.
"Hah? Lo salah liat kali," jawab Devan terkekeh.
"Nggak mungkin gue salah lihat!" Kilah Liora.
"Kamu kenapa basah kuyup kayak gini?" Tanya Adhit berusaha mengalihkam topik. Ini akan di urus belakangan,yang terpenting adalah tubuh Liora yang basah kuyup.
"Lah iya,tadi gue lari pas lihat Devan buka masker,lagian gue takut kali di jalan sendirian. Akhirnya gue kesini deh yang deket," jawab Liora duduk di kursi kayu dekat dengan Adhit.
"Kamu ganti baju gih." Suruh Adhit merasa risih karna pacarnya ini menciprat cipratkan air dari rambutnya.
"Aku gak punya baju di sini! Anterin aku pulang. Aku ganti di rumah aja," pinta Liora.
"Y-yaudah ayok!" Putus Adhit.
Liora menatap Devan dengan tajam. Rasa penasarannya semakin tinggi kala melihat Devan menatap ponselnya dengan raut wajah ketakutan. Ada apa sebenarnya?
"Devan! Urusan kita belum selesai. Oke?!" Ucap Liora menatap Devam tajam.
"Iyaa terserah lu ah. Urusan apa sih emangnya,gak penting juga," jawab Devan mengecilkan suaranya di akhir kalimat.
*****
"Kamu tadi lihat Devan dimana?" Tanya Adhit masih fokus pada stir nya.
"Di jalan sebelah sana,kan aku habis dari kampus,terus hujan,terus aku berteduh di pos ronda." Jawab Liora memakan cemilan yang di berikan Adhit.
"Terus?"
Liora pun menceritakan kejadian tadi dengan raut wajah serius juga curiga. Adhit mendengarnya dengan baik. Devan bukan tipe orang yang suka menyimpan rahasia. Ia yakin bahwa ada sesuatu yang serius yang Devan sembunyikan. Tapi apa? Kenapa Devan tak mau menceritakannya?
"Oke,kamu gak usah pikirin itu. Ini biar jadi urusan aku sama temen temen," ujar Adhit.
"Siapa juga yang mau mikirin kayak gitu. Bikin pusing!"
"Kalo mikirin aku pusing gak?"
"Hmmm pusing gak yaa. Pusing sih kadang,kamu itu orangnya gak peka,gak romantis,gak sweet, gak___"
Chup
Belum sempat gadis itu mengakhiri kalimatnya,sebuah kecupan mendarat di pipi mulusnya. Adhit lah pelakunya. Pipi gadis itu memerah menahan malu. Kupu-kupu beterbangan di perutnya. Liora berusaha menahan senyum.
"Cie malu," Adhit menusuk nusuk Pipi Liora dengan telunjuknnya.
"Ish. Nyebelin banget si!" Liora memalingkan wajahnya malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama [Revisi]
Teen Fiction"Gue bakal maafin kesalahan Lo. Tapi enggak dengan perselingkuhan!" _Alana Liora Gantari. "Gue bakal tetap anggap Lo temen,sekalipun Lo bunuh gue saat ini juga!" _Adhitama Elvan Syahreza. [WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!!] _______________________________...