49. Extra Part

1.3K 46 15
                                    


ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.
VOTE!
KOMEN!!



2 Tahun Kemudian....

"Ma,Aku gugup." Ucap seorang Pria yang kini sudah rapih menggenakan kemeja putih dilapisi Jas Hitam.

"Sayang, Kamu harus tenang. Kalo kamu gugup,ntar malah salah." Sahut Seorang Wanita paruh baya mengelus pundak anaknya berusaha menenangkan.

"Permisi,Pengantin Pria silahkan. Sudah di tunggu." Ucap salah seorang penata rias.

"Hm. Ma,doain ya. Semoga berhasil!"

"Iya,Adhit. Ayok"

Dan inilah yang di tunggu-tunggu Adhit dengan mempelai wanita setelah 1 tahun lamanya menunggu. Hari di mana Adhit akan mengucapman Ijab Qobul dengan tulus. Rasa gugup masih melandanya. Adhit menarik nafasnya panjang kemudian menghembuskannya perlahan.

"Sudah siap?" Tanya Pak Pengulu.

Adhit mengangguk mantap. Ia harus serius.
"Siap,Pak."

"Saya nikah kan dan saya kawin kan saudara Adhitama Elvan Syahreza Bin Alm.Reza dengan Saudari Ghea Carllina Binti Wilan dengan maskawin berupa perhiasan juga uang 100 juta di bayar TUNAI."

"Saya terima nikah dan kawinnya Ghea Carllina Binti Wilan dengan maskawin tersebut di bayar tunai."

"Bagaimana para saksi,Sah?"

"SAH!" Seru semua para tamu.

Adhit dan yang lain bernafas lega. Akhirnya mereka Sah menjadi suami istri. Ya,Adhit sudah mantap untuk menikahi seorang Ghea. Ghea sahabat kecilnya. Ia harus bisa mengikhlaskan dan mencoba move on dari Liora yang kini sudah tenang di alam sana. Kenapa maskawinnya begitu banyak? Jujur,Adhit mengumpulkan itu semua sudah sejak bersama Liora. Dia berniat ingin menikahi Liora secepat mungkin dengan hasik jerih payahnya. Namun,Tuhan mengambil Liora lebih dulu. Akhirnya,semua itu ia gunakan untuk menikahi Ghea. Secepat mungkin.

Sekarang adalah acara resepsinya. Para tamu ada yang menikmati makanan sembari menonton hiburan,dan ada juga yang bersalaman dengan pengantin baru itu,ada juga yang berfoto bersama.

"Adhit. Selamat ya!" Ucap Iva mengulurkan tangannya pada Adhit. Namun saat Adhit hendak membalas,Tangan Ghea lebih dulu membalas uluran tangan Iva.

"Makasih,Iva." Jawab Ghea tersenyum.

Iva memutar bola matanya jengah.
"Cuma salaman doang,Ghe. Gak bakal ngeraba-ngeraba!" Gerutu Iva kesal.

"Apaan si ngeraba-ngeraba!" Sahut seorang pria yang baru saja datang dengan muka kesalnya. Ya,itu Gilang. Mereka masih awet sampai sekarang.

"Iya,Va. Becanda doang. Udah gih,salaman. Silahkan." Ucap Ghea tersenyum.

"Gak jadi. Ada es batu." Kata Iva di akhiri dengan bisikan.

Ghea melirik ke arah Gilang. Pria dengan wajah datarnya itu hanya mengangkat 1 alisnya. Ghea diam lalu menggeleng.

"Iya iya!"

"Selamat ya,Dhit," Ucap Gilang tersenyum tipis lalu memeluk Adhit ala laki-laki.

"Thanks." Jawab Adhit mengangguk.

"Ntar malem,kalo gak sibuk,kita ke rumah Lo. Sama yang lain." Ujar Gilang. Adhit mengangguk.

"Iya,Dhit. Jangan proses dulu. Baru juga mulai,jangan gugup yak!" Sahut Rehan yang tiba-tiba saja datang dengan cengiran khasnya.

"Please deh,Han. Banyak anak kecil!" Sarkas Yohan tak habis fikir.

"Siapa anak kecilnya?"

"Tuh,yang baca."

Adhitama [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang