•DIKALA LANGIT MENANGIS•

6 2 0
                                    

Agera tampak asik memainkan pena nya. Saat ini di kelas hanya ada dirinya dan Nian.

"Btw, kamu suka kan sama Dika?" Karna gabut Agera iseng menanyakan itu ke Nian

Nian balik bertanya, "Lo sendiri? Suka sama kak Jean atau si Agasa jutek?"

"Curang ih, kan aku duluan yang nanya!" Rengek Agera

"Tapi gue sih cuma mau nyaranin aja, lebih baik lu sama kak Jean. Udah terjamin." Ucap Nian sambil menyeruput Pop Ice nya

"Apanya yang terjamin?"

"Ehm ya.. e.. maksud gue tuh kan setidaknya kak Jean itu populer, terus anak sultan lagi, udah pasti terjamin idup lo, Ra."

Agera menggeleng pelan. Bukan itu yang ia inginkan.

"Aku tuh suka sama kak Jean. Dia keren, baik, lemah lembut banget! Tapi tuh rasanya ada satu hal yang nggak aku temukan di kak Jean. Aku sendiri nggak tau itu apa.."

"Ra, kalo gue pdkt sama Agasa, lu ikhlas gak?" Nian menatap Agera dengan serius. Sudah pasti kali ini bukan salah satu candaan konyol nya

Suasana membeku, Agera terpaku kaku lalu mengalihkan pandangannya.

"Ke-kenapa tiba-tiba?"

"Gue gak minta jawabannya sekarang kok. Makanya gue nanya nya dari sekarang, biar lo bisa mikir dulu, okey?" Nian pergi ke luar kelas menuju toilet

Disana Nian menatap ke cermin dengan mata berkaca-kaca.

"Nian... Agasa... ?" Gumam Agera tak karuan

•••

Diperjalanan pulang, Agera dan Nian saling berdiaman. Yang biasanya sibuk bergosip atau bertengkar, kini senyap tanpa suara.

Agera menghentikan langkahnya, "Dengar, mungkin aku pernah bilang kalo Agasa itu cuma sahabat sedari kecil. Tapi.. t-tapi aku nemu sesuatu yang cuma aku temui di Agasa."

"Mungkin memang benar kalo Agasa nggak ada perasaan itu ke aku. Tapi tolong kasih aku kesempatan untuk mastiin itu." Lanjut Agera berkaca-kaca

Nian menghela nafas, "Satu hari."

"A-apa? Mana mungkin woi!" Tolak Agera mentah-mentah

"Hei, bukannya kalo Agasa memang suka sama lo dia bakalan jujur sejak awal?"

Dalam benak Agera membenarkan pernyataan Nian barusan.

"Okey, akan aku pastiin Agasa bakalan nembak aku. Dan pasti kami bakal pacaran!" Agera berjalan menduhului Nian

•••

Di kamarnya, Agera bergumam terus memikirkan tantangan Nian. Sebenarnya beruntung, karna besok adalah hari minggu, jadi dia dan Agasa bisa bepergian.

Tapi Agera teringat kalau Agasa nggak pernah mau ke tempat ramai. Jadi, apa yang harus ia lakukan?

Esok paginya, di hari Minggu...

"Agasa!!!" Jerit Agera dari liar rumah

Agasa yang baru usai mandi membukakan pintu.

"AAAAAAAAAA!!!" Agera berteriak syok melihat Agasa yang cuma memakai Boxer dan handuk

"Lebay sia." Cetus Agasa jutek

"K-kamu ngapain?" Agera sangat gugup sampai menutup wajahnya dengan telapak tangan

"Gak kebalik tuh? Kamu yang ngapain disini pagi-pagi.."

"Oiya lupa hehe... Yauda kamu pake baju aja dulu, aku tunggu disini aja."

DIANTARA  DIMENSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang