Jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Agera sudah siap dengan setelan terbaiknya dan berdiri di depan gerbang rumahnya. Sebenarnya ia berencana menunggu Agasa supaya bisa berangkat barengan."Masa sih Agasa lupa? Kan dia udah janji!" Agera terus menoleh ke ujung lorong yang biasanya Agasa akan muncul dari arah rumahnya
Tringg
Agera membuka pesan Whatsapp yang masuk. Ternyata dari Nian.
"Lu dimana? Cepetan dikit dong njir, gue butuh bantuan nyiapin semua."
Agera makin pusing saja. Tapi mau gimana lagi, ini Party nya Nian, jadi seharusnya Nian pantas bahagia tanpa ada hambatan.
"Yaudahlah, aku ke rumah Agasa aja dulu. Nanti kalo dia masih lama siap-siapnya, aku kasih tau alamat rumah Nian biar dia bisa pergi sendiri."
Segera Agera berlari ke rumah Agasa, lalu mengetuk pintu rumah Johnson.
"Agasa!!"
Tanpa menunggu lama, Agasa langsung membuka pintunya. Tampak ia masih menggunakan kaos biasa dengan rambut acak-acakan.
"Lho? Kok belum siap-siap sih?!!"
"Yakan masih setengah tujuh. Kamu pergi aja duluan, kan kamu temennya. Kamu yang penting ada di sana." Jelas Agasa
"T-tapi nanti kamu nyasar gimana? Masa kamu bisa nyampe ke rumah Nian cuma pake alamat yang aku kasih?"
"Hei, aku ini orang bandung asli. Bukan orang medan kayak kamu. Aku udah hapal semua jalanan di kota ini!" Agasa meyakinkan
"Y-yaudah deh. Ini alamatnya ya..."
Agera memberikan secarik kertas kecil yang bertuliskan alamat rumah Nian lengkap dengan nomor rumahnya.
Agasa tersenyum tipis, "Udah sana pergi."
Agera mengangguk, kakinya mulai melangkah setapak demi setapak membelakangi Agasa.
Tapi entah mengapa, kali ini langkahnya terasa lebih berat. Dadanya juga terasa sedikit sakit.
Agera berbalik badan lagi ke Agasa, "POKOKNYA AKU TUNGGU!!!!" Jerit nya lalu lari secepat kilat.
"Abang mau pergi sama kak Agera?" Bella muncul dari belakang Agasa dengan boneka panda di tangannya
Agasa berjongkok lalu mengelus kepala adik kecilnya itu sambil tersenyum tulus.
"Mungkin lain kali." Ucap nya
•••
Sebuah taksi pun sampai di depan gerbang rumah Nian yang terbuka lebar.
Orangnya pun turun, dan itu jelas Agera. Tapi Agera masih belum bisa menyingkirkan kekhawatiran nya tentang Agasa.
Nian berjalan mendekati temannya itu.
"Lama banget lu, udah siap semua kan jadinya!" Sambut Nian
"Iya maaf, soalnya si Agasa tadi ngeselin." Agera lanjut berjalan membawa raut murungnya
Nian hanya bisa terpaku saja disana. Ia bingung harus apa...
Dan ternyata disana sudah ada Jean, Sintya, Dika, dan Erin. Sepertinya Agera benaran sudah terlambat.
"Sstt! Nian!" Bisik Agera sambil menyikut Nian
"Apaan?"
"Itu si Erin deket-deket sama Dika njir, jangan biarin lah!"
"Hei, itu juga kak Jean lagi pacaran berduaan sama Sintya. Jangan biarin sana..." Nian membalikkan serangan
Agera kembali melirik pintu masuk, belum ada tanda-tanda kedatangan Agasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Random"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...