Agera menepis tangan Jean, terus berjalan kedepan tanpa memperdulikan sosok Jean
Meski begitu, Jean kukuh ingin mengantar Agera pulang
"Nggak usah pura-pura baik lagi sama aku, aku tahu kok kamu risih karna aku sok kepedean jadi temen kamu!"
Jean tersenyum tipis
"Aku senang." singkat Jean
"Tentu aja kamu senang. Kamu senang liat keadaan aku yang kayak gini." air mata Agera mulai berjatuhan lagi
Pakaian Agera sudah sangat lesuh, bak kucing yang baru tercebur ke dalam got
"Aku senang ada orang yang mau berteman dengan aku, tanpa dia tahu siapa aku." sela Jean
Agera menghentikan langkahnya, menatap Jean
"Maksud kamu?"
"Nanti juga kamu bakalan tahu sendiri." Jean menjutkan langkahnya, kali ini ia meninggalkan Agera yang masih terpaku penasaran
"Apa nggakpapa kalau kamu pulang ke rumah dalam keadaan kek gini?"
"Nggapapa, lagian nggak ada orang di rumah aku"
Jean menggangguk paham
"Eh btw sekarang kamu udah pakai kata 'kamu' nih?" Agera menyadarinya
"Hahaha, emang nya kamu doang yang boleh?"
Mereka berdua tertawa kecil. Padahal tadi suasananya sangat menyedihkan, tapi kehadiran Jean mampu sedikit menghibur Agera
Akhirnya mereka sampai di rumah Agera. Agera membuka gerbang rumah nya, mempersilahkan Jean masuk
"Lho kok ada dua rumah?" tanya Jean keheranan
"Iya, yang di pojok kanan itu kamar aku, memang sengaja dipisah dari rumah keluarga" jelas Agera
"Ooo, terus gue boleh masuk nggak?"
Agera mendadak merona, berusaha berfikir cepat
"Ehm i-iya boleh aja sih, tapi kamu di teras rumah keluarga aja ya. Soalnya takut ada yang salah paham"
Jean menggangguk paham, ia bergegas ke teras rumah dan duduk di sofanya nya yang lumayan empuk
Agera juga buru-buru ke kamarnya untuk bersih-bersih
Beberapa menit kemudian, Agera keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi, tak lupa pula ia membawakan minuman dan camilan untuk Jean
"Maaf ya kalau agak lama tadi" Agera menghidangkan camilan yang ia dapat dari kulkasnya
"Nggakpapa kok, gue juga lagi free hari ini."
Agera duduk di sebelah Jean, kini suasananya jadi sedikit canggung
"Ehm ortu kamu kapan pulang nya?" tanya Jean
"Kalau nyokao sih, sekitar jam 8 malem. Sedangkan kalau bokap aku nggak menentu, kadang juga nggak pulang"
Jean tersenyum menatap Agera. Agera yang saat itu sadar tengah ditatap, mendadak memerah wajahnya
"K-k-kenapa ngeliatin gitu?"
"Salut aja."
"Salut kenapa?"
"Pasti kamu sering merasa kesepian. Tapi kamu tahu kalau kamu lemah, kamu nggak akan bisa berkembang. Jadi kamu berusaha untuk mandiri supaya nggak bergantung dengan siapa pun. Itu hebat" Jean lagi-lagi menatap Agera dengan penuh arti
Agera ikut tersenyum senang sampai menangis sedikit. Baru kali ini ada yang paham betul padanya
"Aku nggak nyangka orang yang masuk ke geng jahat bisa se-care kamu." puji Agera
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Casuale"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...