•MOS•

23 6 1
                                    

Hari senin pun tiba. Sebenarnya ini bukan hari yang spesial. Malahan Agera ingin sekali hari ini tak kunjung datang. Mager katanya...

"Udah puas tidur nya?" sambut mami saat Agera memasuki dapur.

Rumah Agera sebenarnya tergolong luas, cuman bentuk nya agak lumayan aneh saja. Kamar mami dan papi nya di lantai atas, sedangkan untuk kamar Agera, tidak termasuk di bagian rumah. Kamar Agera tepat di pojok kanan rumah, asing sendiri. Bukan karna apa-apa, kamar Agera dipisah dari rumah karna mami dan papi nya tidak ingin pekerjaan nya diganggu di rumah.

"Buruan sana siap siap, Papi udah berangkat ke kantor, kamu mami yang antar." perintah mami sembari memainkan laptop

Agera cuman mengangguki nya saja, lalu ke toilet untuk mandi.

                           ---
Di dalam perjalanan menuju SMA GLOBAL JAYA  Mami dan Agera berbicara ringan semata-mata mencairkan suasana.

"Kok mata kamu kayak kurang tidur gitu sih? Jelek." ejek mami

"Gera nggak bisa tidur semalem."

"Lah, kenapa?"

"Kenapa mami pengen tahu? Biasanya juga mami nggak peduli." cetus Agera

Percakapan mereka pun berakhir.

Memang dari kecil Agera kurang mendapat kasih sayang dari orangtua nya. Sebab orangtua nya adalah orang-orang yang sangat tergila-gila dengan pekerjaan. Bahkan ketika baru melahirkan Agera, mami nya sudah ingin langsung kembali bertugas di kantor nya.

Ditambah lagi dengan pisah rumah, Mereka jadi jarang bertemu dan berbincang.

Tapi Agera bukanlah tipe anak yang tidak terlalu memikirkan hal itu, dia tetap tumbuh dengan cerdas dengan bimbingan tante nya. Bahkan sering mendapat gelar juara, meski tidak di hiraukan oleh orangtua nya.

Akhirnya setelah bermenit-menit di perjalanan, mereka pun sampai.

"Nanti mau mami jemput jam berapa?" tanya mami

"Nanti Gera chat aja kalau uda pulang. Lagian nanti Gera mau mampir ke rumah tante Dewi dulu." Agera membuka pintu mobil, menyandang tas ransel nya lalu keluar dari mobil

"Ooo yaudah, bye!" Mami menancap gas mobil nya, melaju pergi

Sementara Agera menghelas nafas ringan, mengambil langkah pertamanya di SMA.


Karna masih masa MOS, jadi kebanyakan santai nya. Meski sesekali di suruh ini itu sama kakak kelas.

"Itu yang rambutnya kepang dua kemari!"

Salah seorang senior cewek menunjuk Agera. Agera melihat kebelakang,  memastikan bahwa tak ada lagi orang yang memiliki gaya rambut kepang dua selain dirinya.

"Saya ya kak?"

"Iya lah elo, dasar cupu!" bentak senior itu

Agera berjalan pelan menghampiri senior judes itu, dari tampilannya saja, kayaknya cewek nya ketua gang atau apalah, karna dibelakangnya berdiri 2 orang cewek lagi yang gayanya mirip-mirip lah sama dia.

"Tadi nya sih gue mau nyuruh lu kutip dedaunan, tapi karna lu pura-pura nggak denger pas gue panggil, jadi gue bakalan nyuruh lu buat bersihin toilet." tegas si cewek dengan tatapan meremehkan

"T-tapi kan tadi saya memang beneran nggak denger kak." bantah Agera sopan

"Bodoamat! atau lu mau gue tambahin hukumannya?!" Ancam senior

DIANTARA  DIMENSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang