Sesuai perkataan Agera pada mami nya, ia pun pergi ke rumah tante dewi.
Saat ini sudah jam 13.15
Padahal Agera pikir hari pertama akan cepat pulang nya. Nyatanya engga"Oi"
Seseorang memanggil Agera dari belakang, Agera pun menoleh, ternyata itu adalah Agasa
"Kok ke arah sana?" tanya Agasa seiring menghampiri Agera
"Iya, mau ke rumah tante Dewi dulu."
"Yaudah aku ikut ya!"
Agera menggangguk tanda mengijinkan
Mereka pun lanjut berjalan kaki menuju rumah tante Dewi yang letak nya tidak terlalu jauh dari SMA GLOBAL JAYA
"Jadi gimana?"
"Apanya?" tanya Agera balik
"MOS nya."
"Ooo, b aja." singkat Agera cuek
"Ahk masa? Kok wajah kamu nggak bilang gitu?"
"Idih, kamu jangan sok-sokkan kayak aku deh, bisa baca ekspresi wajah." cetus Agera
"Heh aku tuh udah temenan sama kamu dari kamu SMP! Jadi nggak perlu lewat ekspresi, aku bisa tahu kalo kamu lagi bete."
Agera hanya diam tak menanggapi
Agasa menggenggam tangan Agera kuat, menatap matanya
"Ayo cerita, kamu kenapa?" bisik Agasa pelan
Bisikkan Agasa seperti daun yang tertiup angin. Benar-benar lembut, hingga membuat jantung Agera berdebar dan tak sanggup berbohong
Karna memang dari dulu, cuman kepada Agasa lah Agera bisa senantiasa berterus terang dengan apa yang sedang ia rasakan
"HUAAAAAAAA"
Yang tadinya genggaman, sekarang menjadi sebuah pelukan. Agera mereka kuat baju pagian dada Agasa. Tak peduli meski mereka sedang berada di pinggir jalanan komplek
"Tuhkan bener, makanya nggak usah sok kuat. Nangis aja sepuas kamu, asal jangan sampai ingusan ya." goda Agasa
Agera mencubit kecil dada Agasa
"Aww"
Usai bermenit-menit Agera menceritakan hari pertamanya di sekolah pada Agasa, mereka pun sampai di rumah tante Dewi
Ketika Agera hendak memencet bel rumah, tangan Agera ditarik oleh Agasa lembut. Itu membuatnya kembali ke dada Agera
"Hapua dulu air matanya, nanti dikira tante Dewi, aku yang bikin kamu nangis."
Agera tersenyum tipis lalu mengusap kering air matanya
Tak lama menunggu, pemilik rumah pun keluar dan membukakan pintu.
"Eh Agera, ayo masuk"
"Hai tante, apakabar?"
"Baik, ohh ada Agasa juga" ucap tante Dewi sambil melempar senyuman pada Agasa
Mereka pun masuk ke rumah tante Dewi yang tergolong biasa saja. Karna tante Dewi adalah seorang paranormal, jadi tante Dewi lebih sering menghabiskan waktunya di rumah. Sementara Suami nya adalah seorang pemadam kebakaran
"Tante lagi nggak sibuk? Apa kami mengganggu?" tanya Agera tak enak hati
"Engga kok, akhir-akhir ini jarang ada yang konsultasi. Mungkin hantu jaman sekarang udah pada tobat haha." ujar tante Dewi melawak
"Hahaha, emang nya tante nggak pernah takut ya sama perkejaan tante ini? Kan bahaya tante"
Mereka pun duduk di ruang tamu yang tersedia sebuah sofa dan meja yang lebar. Rumah tante Dewi juga dihiasi oleh barang-barang antik yanh lumayan seram
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Random"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...