Hujan mulai turun membasahi atap rumah Agera. Padahal hari ini tanggal 10 Maret yang berarti hari ini Agera berulang tahun yang ke -17.
Sebenarnya tadi ia akan pergi ke rumah Agasa untuk memastikan Agasa mengingat ultah nya apa tidak. Sayangnya cuaca berkata lain.
"Mami sama Papi juga masih sibuk kerja, apa beneran gak ada yang inget ulang tahun aku ya?"
"Tapi masa Nian juga lupa sih? Soalnya daritadi dia gak ada ngechat apa-apa..."
Bentrokan perasaan timbul dalam benak Agera. Pasalnya hari ini seperti hari biasa pada umumnya.
"Agasa..." Gumam Agera samar
Lalu Agera menggeleng-gelengkan kepalanya, saat ini ia sedang tak ingin memikirkan cowok itu dulu.
•••
"Jangan lupa datang ya, Jeng... Hehe" Mami menutup panggilan telponnya
Tampak di atas meja kantornya berserakan kartu-kartu undangan beserta sebuah buku berisikan nomor telepon orang-orang.
Bahkan Mami tak menyentuh urusan kantornya sama sekali.
"Halo Jean, ini Mami Agera!" Sapa Mami dalam telpon lagi yang kali ini lawan bicaranya Jean
"Pokoknya kamu harus dateng ke pesta ultahnya Agera, titik. Tante tunggu ya... Bye!" Mami mengakhiri paksa pembicaraan itu
Entah apa yang membuat Mami sangat antusias mengadakan pesta ultah Agera tahun ini. Apa mungkin karna ini Sweet Seventeen-nya Agera? Atau ada hal lain?
Tring
Pesan Whatsapp berdering masuk ke ponsel Mami. Mami membuka lalu membacanya. Tertera jelas sang pengirim tak lain adalah adiknya sendiri yaitu Tante Dewi.
"Jangan terlalu bersenang hati dulu kak, aku juga bakal berusaha supaya itu gak terjadi. Tapi tenang aja kok, aku masih di pihak kakak dalam beberapa hal..."
Mami melemparkan ponselnya, untung saja ponsel itu mendarat di sofa kantor, jadi tidak akan retak.
Lagi dan lagi Mami dibuat gusar dengan perkataan adiknya itu.
•••
Pelatih meniupkan peluit menandakan istirahat sebentar. Jean memanfaatkan momen itu untuk duduk sambil mengecek ponselnya. Sialnya sudah ada Sintya yang menantinya disana.
"Hai sayang!" Sapa Sintya bucin
"Tumben lu nyamperin gue latihan. Ada perlu apa?"
"Cuma mau mastiin, lu bakal pergi ke pesta nya Agera?" Raut muka Sintya berubah menyeramkan
Jean terteguk, bagaimana Sintya tau? Apa dia juga mendapat undangannya?
"Lu di undang juga?" Jean bertanya balik dengan nada getir
"Sayangnya sih gitu. Lagian hampir semua kelas diundang kok."
Sialan! Gagal sudah kesempatan Jean untuk memperbaiki hubungannya dengan Agera yang sudah hancur.
"L-lu yakin mau pergi?" Jean bertanya ulang
Kali ini Sintya hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
•••
"Jadi lo juga diundang?" Tutur Nian pada orang disampingnya
Dika pun tersenyum, lalu ikut duduk di sebelah Nian tepatnya di teras rumah Nian sendiri.
"Jadi ngapain lo datang ke sini?"
Baru saja Dika hendak membuka mulut, Nian sudah meletakkan jari telunjuknya nya di bibir Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Разное"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...