•SUPPORT NIAN•

7 2 0
                                    


Hari berikut nya tiba, kini demam Agera sudah menghilang, itu tandanya dia sudah bisa bersekolah hari ini.

"Akhirnya, sahabat gue yang paling goblok datang juga!!" Nian merangkul erat Agera sampai sesak nafas

"Ish, tau gini mending aku nggak usah masuk hari ini. Mending di rumah maraton anime!" ketus Agera sebal

Nian menyeringai puas, "Emang nya lo mau ngelewatin saat-saat di sekolah sama Jean? Hahaha."

Seketika pipi Agera memerah. Namun ia memalingkan wajahnya seolah biasa aja.

"Aku kayaknya nggak akan sejauh itu deh." sambung Agera

"Maksudnya? Kenapa nyerah?"

"Kamu tau kan, dia itu punya Sintya... Bisa mati aku kalo sampe jadi PHO di hubungan mereka.."

"Tapi bukannya lo pernah bilang ya kalo Jean itu nggak pernah suka sama Sintya? Lo bilang kan mereka pacaran cuma demi orangtua mereka doang. Jadi nggakpapa dong." Nian dengan enteng mengatakannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapi Agera

"Memang nya kapan lagi lo dapet kesempatan kayak gini Ra, Jean itu suka sama lo, lo juga ada rasa sama dia. So, ngapain mikir panjang?" lanjut Nian meyakinkan Agera

Entah kenapa sekarang begitu mendukung hubungan Agera dan Jean.

"Sebenarnya iya sih..." ujar Agera

Nian tersenyum lega mendengar respon positif Agera.

"Dan tenang aja, selama Nian masih hidup, gue bakalan selalu support lu sama Jean!! Semangatttt!!!!"

Agera tertawa haru, lalu memeluk sahabatnya itu.

Tapi tidak ada yang tahu seberapa besar resiko yang mereka ambil saat memilih menjadi 'PHO' dalam hubungan Jean dan Sintya.

Bel istirahat berkumandang, kali ini Nian menyuruh Agera untuk pergi duluan ke kantin. Dan ia akan menyusul nya nanti seusai dari toilet.

Tapi nyata nya, Nian bukan ke toilet, melainkan ke kelas Jean. Di kelas 11-A

Nian mengintip ke dalam kelas Jean, tampak Jean tengah berbincang sambil tertawa-tawa dengan Dika dan teman cowok lainnya.

"Kak Jean!" sahut Nian

Bukannya Jean yang menoleh, malah Dika yang sadar akan panggilan Nian.

"Dika, Panggilin kak Jean!" sambung Nian

Dika malah menghampiri Nian, menatap nya dengan serius.

"Apa tadi lo bilang? 'Dika'? Ini sekolah, lo harus panggil gue 'kak Dika'" tegas Dika dengan raut serius

Ini seperti bukan Dika, Dika tidak pernah menampilkan muka menyeramkannya itu sebelumnya. Sampai-sampai Jean dan teman-teman sekelas menatap ke arah mereka.

Dika terus maju, hingga posisi Nian berada di pojok kelas. Kali ini sepertinya Dika benar-benar marah padanya!!

Nian sudah tak berkutik lagi, tak bisa bergerak karna tangan Dika menahannya dan jarak wajahnya dan wajah Dika tinggal bebetapa senti lagi.

Dika berbisik, "Beliin naget sama pop ice duren di kantin."

Urat-urat wajah Agera yang tadinya ketakutan, sekarang berubah jadi kekesalan, Nian langsung menjewer telinga Dika, mencubit perutnya hingga rasa sakit itu tembus ke ginjal Dika.

"Sakit banget tolongggg!!!" jeritan neraka pun terlontarkan dari mulut Dika, sampai-sampai ia tertunduk lemas di lantai kelas. Semua orang bukannya membantunya, mereka malah tertawa melihat nasib Dika.

DIANTARA  DIMENSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang