•GADIS DALAM MIMPI•

9 3 0
                                    


Gelap... Ada setitik cahaya yang menyinari dari atas kepala Agera. Cahaya itu perlahan melebar terus menerus hingga satu ruangan itu memutih

Agera berdiri tegak mengenakan Piama tidurnya yang juga berwarna putih. Padahal, Agera nggak pernah punya Piama berwarna putih

"Ini dimana? Kenapa putih semua? Apa ini surga? Apa aku sudah mati?" pertanyaan muncul bertubi-tubi dalam pikiran Agera

"Hei."

Seseorang menegur Agera dari belakang, Agera sontak menoleh. Ternyata ada seorang wanita yang berdiri membelakanginya, jadi wajah wanita itu tak biasa dilihat oleh Agera

Pakaian yang dikenakan oleh wanita itu bukan berwarna putih seperti yang dikenakan oleh Agera, melainkan berwarna putih kekuning-kuningan bak warna buku yang usianya sudah bertahun-tahun

Meski wajahnya tak bisa terlihat, namun jika dilihat dari rambutnya yang terkepang dua, kakinya yang panjang mulus, serta baju yang hanya setengah betis, sudah bisa dipastikan kalau wanita ini pasti sangat cantik.

"K-kamu siapa? Ini d-dimana?" tanya Agera kebingungan, tapi Agera bersyukur karna mengetahui dia tak sendiri di tempat asing ini

"Hese nya rek katimu maneh." (susah ya mau ketemu sama kamu)
wanita ini menjawab dengan nada lemah lembut dan tentunya dalam bahasa sunda

"Eh kamu orang bandung asli ya? Maaf ya, aku sebenarnya asli dari Medan. Jadi aku belum terlalu ngerti sama bahasa sunda hehe"

Agera jujur berterus terang. Karna Agera memang asli dari Medan, tidak ada darah orang sunda di keluarganya. Keluarga nya pindah dari Jakarta ke Bandung karna Papi Agera ingin membangun bisnis baru di Bandung

Padahal sudah sejak kelas 1 SMP Agera tinggal di Bandung, tapi dia tetap saja masih belum bisa menguasai sepenuhnya bahasa sunda ini. Dia juga masih sering kali keceplosan ngomong menggunakan logat batak nya yang menjadi ciri khas dari kota Medan. Makanya Agera lebih menggunakan 'aku' dan 'kamu' dalam percakapan.

"Aing resep katimu jeng maneh." (aku senang ketemu kamu)
ucap gadis itu, keliatannya dia sedang sedikit tersenyum saat ini

"O-o-h.. Iyaiya" Agera hanya bisa mengiyakan saja, sebenarnya Agera sedikit mengerti apa yang dikatakan oleh gadis ini, hanya saja dia masih bingung dengan maksud nya

"Maneh beruntung nya." (kamu itu beruntung ya)
cletuk gadis itu

Posisi mereka masih tetap sama. Gadis itu masih membelakangi Agera, sedangkan Agera cuman bisa memandangi punggung gadis itu

"Beruntung apanya? Kamu nggak tahu aja, aku itu anak yang nggak pernah dapet kasih sayang. Bahkan di hari pertama sekolah aja aku udah dibully habis-habisan. Nggak pernah ada yang benar-benar peduli dengan aku."

Mata Agera mulai berkaca-kaca, lututnya tak kuat menahan beban badannya, hingga ia terjongkok di ruangan yang serba putih itu

"Loba jelma nu peduli ka maneh tapi maneh henteu bisa sadar sabab maneh fokus ka jelma nu maneh peduli." (banyak orang yang peduli sama kamu, tapi kamu nggak bisa menyadarinya. Karna kamu terlalu fokus pada orang yang ingin kamu pedulikan)

Ucapan Gadis ini bukan semata-semata untuk menghibur, tapi ucapannya memang sangat benar

"Sebaiknya mulai sekarang kamu syukuri hidup mu, karna semua ini hanya sementara. Baik kesedihan, kesengsaraan, kebahagiaan, ataupun kehidupan."
lanjut gadis itu

Agera mengangguk pelan sembari mengusap air matanya yang bercocoran.
Siapapun gadis ini, dia benar-benar sudah memberi dukungan untuk tidak menyerah dengan hidup dan terus melangkah

DIANTARA  DIMENSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang