•TARIAN HUJAN•

8 2 0
                                    


Agera mendekati Agasa dengan wajah santainya, "Kenapa ya orang-orang dari dulu selalu kayak benci gitu sama keluarga kamu."

Agasa menghela nafas, "Bukan benci."

"Jadi?"

"Udah lah lupain aja, kenapa kamu ke sini?"

Agera beranjak jongkok di pinggiran rumah Agasa, namun Agasa tetap berdiri meski harus menunduk menatap Agera.

"Seharusnya kamu yang datengin aku!" ucap Agera sebal

"Kenapa gitu?"

"Oooh, jadi tetap nggak mau ngasih tau ke aku? Yaudah..." kini Agera membuang pandangannya

Alis Agasa terjungkit sebelah, masih mencoba memahami rumus cewek yang ribet.

Agera kembali menatap Agasa sinis, "Cih, emang nggak peka!"

"Yaudah, aku masuk aja." tanpa mengambil pusing, Agasa berjalan perlahan ke rumah nya yang kini jaraknya hanya tinggal beberapa langkah saja

"Ishhh!!!" desis Agera yang berhasil membuat langkah Agasa terhenti

Agera berdiri, "Kenapa nggak pernah ngasih tau ke aku kalo kamu pernah pacaran sama Lidya?"

"Bukannya aku udah pernah bilang kalo Lidya cewek yang spesial bagi aku?"

Agasa menoleh santai ke Agera yang kala itu tatapannya seperti kecewa.

"T-terus kalo spesial kenapa bisa putus?"

"Kenapa aku harus ngasih tau ke kamu?" sergap Agasa dingin

"Aku ini teman kamu, kita udah temenan dari SMP, kenapa harus ada rahasia segala?" tegas Agera percaya diri

Agasa berjalan pelan mendekati Agera.

"Terus sementang temenan, kamu harus tau apa aja tentang aku?"

"Y-yaudah sih, kalo emang nggak mau ngasih tau nggakpapa..." Agera tertunduk kaku

"Pulang sana, udah malem." perintah Agasa

Raut wajah Agera tampak tak puas dengan jawaban yang ia dapat, Lidya juga saat di tanya tentang hubungan mereka yang lebih dalam hanya tersenyum saja seperti menutup-nutupi.

"Oke, bye." Agera berjalan cepat ke rumah nya, ia juga baru ingat kalau malam ini Papi dan Mami nya akan pulang cepat lalu dinner bareng

Usai pergi nya Agera, Agasa masuk ke rumah nya tanpa ekspresi apapun.

***

Seluruh hidangan nikmat buatan Bibik sudah dihidangkan di meja makan, Agera, Papi nya dan Mami nya juga sudah duduk manis di kursi masing-masing, Namun belum ada juga aba-aba untuk makan.

"Nungguin apa, Mi?" tegur Agera yang sudah tak sabar mencicipi hidangan spesial malam ini

"Dewi." singkat Mami

"Ooo jadi tante Dewi ikutan juga?"

"Iya, kan udah jarang kita gak ngumpul bareng gini, tante Dewi juga lagi kosong jadwalnya. Makanya sekalian aja." Papi menengahi

TinggNungg..

Suara bel rumah berbunyi, Agera dengan antusias berlari membukakan pintu rumah nya, dan benar saja, tante Dewi datang membawa buah-buah di genggamannya.

"Tantee!!!" dengan sangat senang Agera menyambut tante nya itu dengan pelukan hangat

"Selamat datang, Dewi." sambut Mami

"Apa kabar, Wi?" Papi kali ini ikut menyusul

"Alhamdulilah baik, makasih yaa.."

Mami mempersilahkan tante Dewi duduk, menyuruh Bibik menghidangkan buah-buahan yang dibawa tante Dewi.

DIANTARA  DIMENSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang