Di sepanjang perjalanan menuju rumah Agera, Nian terus saja bertanya tentang Agasa."Wahh.. Jadi Agasa pinter matematika??" ujar Nian terkagum-kagum usai mendengar cerita Agera tentang Agasa
"Iya, padahal dia nggak sekolah karna ekonomi keluarganya. Tapi dia bisa pinter banget." Agera ikut memuji temannya itu
"Jadi, lo tau segitu doang tentang Agasa?"
Alis Agera tertaut, "Iya.. Emang kenapa?"
"Nggakpapa, bagus deh kalo gitu."
Lagi-lagi ucapan Nian membuat Agera berfikir yang tidak-tidak.
"Udah sampe."
Agera membukakan gerbang rumah nya, mempersilahkan Nian duduk di kursi teras.
"Jadi kapan kita manggil Agasa?" tanya Nian tak sabar
"Memang nya kenapa? Memangnya penting kalo ada dia disini?" lama-lama Agera tidak bisa menyembunyikan kekesalannya
"Ya penting lah, gue mau belajar bareng dia, kan lu sendiri yang bilang kalo dia pinter banget matematika!"
Nian tersenyum lebar seolah tidak merasa ada yang salah dengan apa yang ia katakan saat ini.
"Yaudah aku aja yang manggil Agasa, kamu tunggu disini aja.."
"Oke! Jangan lama-lama ya.."
Agera melangkah menjauh, di perjalanan ia terus bimbang harus memanggil Agasa atau tidak.
Hingga ia sampai di rumah Agasa, Bella tengah bermain di teras rumah mereka.
"Bella, kak Agasa nya ada?" tanya nya lembut
Bella dengan riang menyaut, "Ada di dalem."
Agasa langsung keluar ketika tahu namanya di sebut-sebut.
"Yahh.. Kok ada sih.." hela Agera kecewa
"Ha? Kenapa?" tegur Agasa heran
"Eh nggakpapa kok, aku lagi gabut aja di rumah nggak ada orang jadi aku ke sini, hehe." Agera duduk di sebelah Bella seolah meladeni Bella bermain
"Jadi?"
"Ya nggakpapa, aku lagi.. Lagi.. Ehm aku tuh sebenarnya ke sini mau main bareng Bella hehhe. Jadi kalo kamu mau pergi ya pergi aja nggakpapa kok." Agera memberikan kode seakan mengusir Agasa secara halus. Ia sungguh berharap Agasa pergi saja agar ketika Nian datang menyusul, ia tak bisa berjumpa dengan Agasa.
"Yaudah-"
"Agasa!!"
Sudah terlambat, Nian sudah sampai di sana.
"Ih lo gimana sih Ra? Tadi katanya mau manggil Agasa, eh malah main sama Bella. Suram ya masa kecil lu?" Nian menyeringau puas, bahkan saat itu Agasa juga ikut tertawa
"Eh Gas, lu pinter matematika ya? Gimana kalo kita belajar bareng di rumah Agera?" ajak Nian
"Eh enak aja.. Kalo kalian mau belajar ya mending di rumah Agasa aja, kenapa harus di rumah aku?!" gerutu Agera sebal
"Lu gimana sih Ra, kan ada Bella.. Ntar kalo dia ganggu gimana? Kita kan harus konsen." Nian beralasan
"Iyasih." Kali ini Agasa membenarkannya
Yasudah, akhirnya Agera hanya bisa pasrah. Mereka pun belajar bersama di rumah Agera.
Selama belajar, Nian hanya terus bertanya soal-soal ke Agasa. Sampai Agera tak tahan lagi!
"Ehm Gas, boleh tolong ambilin minum di dapur gak? Kamu tau kan dapur nya dimana?" tumben-tumben nya Agera meminta seseorang untuk mengambilkan sesuatu di rumah nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Random"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...