Saat ini pukul 9 malam. Suatu kebetulan sekali Agera dan keluarganya bisa makan malam bersama di meja makan. Karna biasanya pasti ada saja kesibukan masing-masing"Kacamata kamu itu udah harus diganti lho, kayaknya udah tua banget." Mami mengingatkan sambil menyantap makan malamnya
"Nggak mau ah." tolak Agera mentah-mentah
"Kenapa? Nanti kalau rabun jauh kamu jadi makin parah gimana?" Mami bersikeras meyakinkan
"Betul itu kata Mami kamu, Agera." Papi kali ini ikut mengambil suara
"Tapi Agera sayang sama kacamata ini, soalnya tante Dewi yang kasih kacamata ini sebagai kado ulang tahun Agera waktu SMP." jelas Agera lebih lanjut
"Halah, kacamata kayak gitu juga banyak di jalanan." celetuk Mami remeh
"Setidaknya tante Dewi tau kalau Agera rabun saat itu. Sedangkan Mami sama Papi? Kalian berdua nggak tau kan waktu itu kalau Agera ternyata rabun jauh? Makanya Agera sayang sama kacamata ini." Agera meluapkan kekesalannya, Mami dan Papi nya juga tidak bisa marah, karna apa yang dikatakan oleh Agera itu berdasarkan fakta.
"Yaudah iya, kamu boleh pakai kacamata itu sampai kamu mau." Papi kali ini mulai mengalah
"Kamu tuh makin lama makin kekanakan ya? Udah SMA padahal." cibir Mami yang masih belum terima
"Jadi Agera harus kayak gimana biar bisa dewasa? Harus jadi orang kantoran kayak Mami dan Papi? Terus lupa bertanggung jawab sama anaknya sendiri?"
BRUKKKK
Mami memukul meja dengan tenaga kuat, wajahnya tampak sangat kesal mendengar ucapan anak semata wayangnya itu.
"Lantam ya kamu sekarang, belajar darimana? Dari Agasa ya?!!" Mami meremas pipi Agera kuat
Agera menangkis tangan Mami nya, menatap Mami nya dengan mata sinis
"Mami nggak perlu bawa-bawa Agasa, Agasa itu baik banget sama Agera! Dan akan selalu begitu."
Mami tertawa sinis, "Selalu kata kamu? Kamu pikir dia akan terus baik sama kamu? Semua orang akan berubah pada waktunya."
Agera terdiam, dia sebenarnya membenarkan perkataan ibunya itu dalam hati, tapi ia tetap tak mau itu terjadi
Akhirnya Agera beranjak dari kursi meja makan, belum lagi habis makanannya, ia sudah pergi keluarga rumah untuk ke kamarnya.Sedangkan Mami nya kembali duduk di kursi nya menikmati makanannya tanpa memikirkan hal yang baru saja terjadi.
Di kamar, Agera memainkan ponsel nya, dia membuka aplikasi whatsapp nya, melihat Jean sedang online, jari-jarinya terasa gatal ingin mengirimi pesan
"Kira-kira bakalan di bales nggak ya?" ujar Agera ragu
"Bomat ah, chat aja dulu."
Agera mulai mengetik seperti orang biasa pada umumnya
"P"
Bukan main, Jean langsung membaca pesan Agera! Gabut atau apasih ni orang?
"Anjir!!! Wahh parah nih, harus aku screenshoot!" Agera men-screenshoot chat pertama nya yang berjalan begitu mulus dengan Jean. Lumayan buat bikin iri Nian haha
Tak lama kemudian, terlihat Jean sedang mengetik. Agera buru-buru keluar dari room chat agar gak terlalu terlihat menunggu chat Jean
"Hae, knp nih?"
"Gpp hehe, lagi gabut doang."
"Ooh jadi gue dijadiin bahan gabut doang nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Random"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...