•PUNDAK UNTUK AGASA•

2 1 0
                                    

Seharian Agera cuma meratapi laptopnya saja. Entah apa yang ingin dia cari dan ketahui.

Meski sebenarnya ini masih berkaitan dengan buku yang ia baca kemarin di Perpus dengan Nian.

"Rasanya gak enak kalo cuma punya pendapat sepihak..." Ujar Agera bosan

Toktokok!!!

Pintu kamar Agera diketuk. Sudah pasti itu bukan Mami atau Papi Agera, karna mereka tengah sibuk kerja di sore hari begini.

Agera menarik gagang pintu, ternyata itu Agasa yang berdiri dengan posisi kedua tangannya di kebelakang kan.

"Apanih? Tumben banget." Sambut Agera

"Sini tangan kamu."

Agera menyodorkan tangannya, dan ternyata ia diberi bunga melati kepink-pink-an.

"Waw, udah gak rumput lagi nih?" Sindir Agera meledek

"Kalo gak mau melati tinggal buang, kalo masih mau rumput tinggal cabut sendiri." Cetus Agasa dingin

"Iyaiya! Cerewet banget sih anda..."

Agera pun duduk. Tak lupa juga memberi isyarat pada Agasa untuk duduk juga.

"Orangtua kamu masih kerja ya?" Tanya Agasa

"Iya, biasalah.."

"Kalo bosen karna sendirian kenapa gak panggil aku?"

"Lah emang kamu ada hp? Lagian capek banget lari-lari ke rumah kamu cuma buat minta nemenin." Balas Agera sibuk dengan bunga melati pemberian Agasa

"Gak perlu Hp, gak perlu lari-lari juga. Cukup panggil aja nama aku."

Mata Agera mulai berkaca-kaca. Akhir-akhir ini entah kenapa ia terlalu emosional saat di dekat temannya itu.

"A-apaan sih... Emang kamu jin?"

Agasa tertawa halus, "Emang kalo aku jin kamu mau apa??"

"Hmm mau... Yang jelas mau minta dikabulin tiga permintaan!!"

"Yaudah boleh. Mau apa?"

Agera meletakkan telunjuknya di dagu. Tampaknya ia benar-benar serius dengan permainan ini.

"Nanti deh kalo ada yang aku pengen. Tapi janji ya, tiga permintaan!"

"Okey!"

•••

Esok hari tiba.

"Mi, ayo buruan!! Nanti Agera telat lho! Katanya mau nganterin!!!!" Jerit Agera dengan tampilan seragam sekolah

Brumm brummm!!!

Motor gede berwarna kecoklatan berhenti tepat di depan gerbang rumah Agera.

Setelah si pengemudi turun dan membuka helm, ternyata itu Jean!

"Kak Jean?" Agera mendekat

Betapa ramahnya Jean melempar senyumnya hingga membuat Agera salting lalu memalingkan wajah.

Mami keluar dari rumah untuk ikut nimbrung dengan mereka.

"Wahh ada Jean! Yaudah kamu aja yang nganterin Agera, ya? Tante masih lama lagi nih siap-siap nya. Hehe...."

Seperti sudah bisa membaca pikiran Mami nya, Agera tau sekali ini semua rencana si Mami untuk mendekatkan mereka berdua.

Hanya saja, ada baiknya ia menuruti saran Mami nya karna memang bisa gawat kalo Agera telat. Ditambah lagi jam pelajaraan pertama gurunya killer!!

DIANTARA  DIMENSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang