•MELEPASKAN•

5 1 0
                                    


Mata Agera mulai terbuka perlahan. Jari tangannya juga sudah bisa bergerak sedikit.

Ternyata di sisi kanan Agera sudah ada Jean yang tertidur menjaganya semalaman.

"Ka-k j-jean..." Tegur nya pelan

Jean terbangun lalu kaget melihat Agera akhirnya sadar. Lantas Jean bergerak cepat memanggil dokter dan menelpon orangtua Agera.

"Akhirnya kamu sadar juga Ra!" Ucap Jean sangat bahagia

"M-memangnya aku kenapa ya Kak?"

"Kamu mengalami kecelakaan pas di perjalanan pulang naik taxi. Untung aja supir taxi nya cepat sadar dan gak terlalu parah lukanya. Sementara kamu koma sampe seminggu." Jelas Jean lebih lanjut

Agera melirik ke sudut-sudut ruangan, namun tetap saja matanya tak bisa melihat sosok yang ingin dia lihat, Agasa.

"Oiya, ternyata semua dalang dari ini tuh Sintya. Sekarang dia udah dikenain denda besar." Tambah Jean

Mami dan Papi Agera pun tiba. Mami langsung lompat memeluk putri sematawayangnya yang sudah sadarkan diri.

"Selamat melihat dunia kembali sayangg!" Ucap Mami bahagia

Jean pun izin keluar untuk memberikan kebebasan keluarga tersebut.

"Jadi ini rasanya dunia baru itu ya Mi.." gumam Agera

"Apa yang sudah Mami lakukan itu yang terbaik kok sayang. Tapi Mami tau seharusnya Mami bisa lebih menghargai perasaan kamu." Balas Mami sambil tertunduk

"Maafin Papi juga ya Agera, karna selama ini udah bohong pura-pura bisa lihat Agasa." Tambah Papi

Agera tersenyum tipis, "Kamu dengar itu Agasa? Papi sama Mami aku sekarang udah berubah jadi lebih baik. Makasih ya.." ucapnya meski tak bisa melihat wujud Agasa, tapi ia yakin Agasa saat ini sedang bersamanya.

Mami dan Papi pun serentak memeluk anak mereka.

Tiba-tiba pintu ruang rawat Agera dibuka, ternyata itu Nian yang tergesa-gesa datang ke rumah sakit usai mendengar kabar baik itu akhirnya tiba.

"Lo gila ya?! Tidur apa gimana hah?!" Bentak Nian sebal

"Hehe... Maaf ya udah bikin kamu cemas!"

"Eh tapi aku bingung deh, kok Sintya mau ngakuin kesalahannya?" Tanya Agera

"Itu karna Erin punya rekaman bukti kalo Sintya yang udah bayar Pak supir itu." Balas Mami

"Hmm kalo gitu Mami sama Papi urus administrasi dulu ya. Kamu sama Nian aja dulu okey sayang?" Mami mencium kening Agera

"Okey Mi!"

"Btw kok Erin mau bantuin kepolisian? Dia kan bestie-an banget sama Sintya..."

"Jangan bilang..." Gumam Agera ketir

"Udahlah gak usah dibahas. Lu mau makan buah? Sini gue kupasin!" Nian mengalihkan pembicaraan lalu sigap mengambil pisau dan mengupas pir disebelahnya

"Nian, aku masih sahabat kamu kan?" Tanya Agera lembut

"Nanya kayak gitu sekali lagi ni pisau melayang ke muka lu!" Ancam Nian bercanda

"Kalo gitu seharusnya kamu mau cerita ke aku kan?"

Gerakan mengupas Nian mulai melambat, hingga akhirnya air mata mulai menetes.

"Malam itu..."

***

Beberapa menit usai tabrakan yang dialami Agera, pengendara motor yang lewat menelpon ambulance serta polisi di TKP.

Agera yang tak sadarkan diri mengalami lecet serta luka yang agak parah di tangannya.

DIANTARA  DIMENSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang