Hari berikutnya pun tiba, Matahari lebih menampakkan wujudnya tanpa malu-malu. Hal ini juga salah satu penyebab Agera males berangkat ke sekolah, selain sedang Badmood."Hari ini kayaknya Papi bakalan pulang cepat, gimana kalau kita dinner?" Papi sambil merapikan dasinya yang masih kendor
"Memangnya Mami juga?" Respon Agera setengah tertarik
"Mami bisa kok. Kalo gitu kita ke Restaurant pilihan Mami ya.."
Agera dan Papi serentak mengangguk. Rencana pun ditentukan.
***
Saat ini jam pelajaran olahraga, para siswi di kelas Agera disuruh Men-drubbling bola basket, sementara para siswa nya disuruh bermain bola saja.
"Ra, bagi nomer Whatsapp nya si Agasa dong!" bisik Nian diselah latihan
"Nggak ada."
"Ha? Ngelawak lo?" Nian tanpa sadar mengencangkan suaranya hingga membuat Pak guru melirik kecil ke arah mereka
"Ssstt.. Diem goblok!" Agera menyenggol lengan Nian, memberi aba-aba bahwa Pak guru tengah memerhatikan mereka berdua
"Ih apasih! Udah lah Ra nggak usah alesan, bilang aja lu nggak mau gue deket sama Agasa!" lagi-lagi tanpa sadar Nian berbicara dengan nada kencang, seolah dia lupa sedang ada dimana
"Nian! Agera!" bentak Pak guru dari depan
Seluruh mata siswa cewek menatap mereka lirih, bahkan para cowok yang lagi main bola asik-asiknya, langsung menolah ke tempat mereka berdiri.
"Kalo mau gibah tuh cari tempat yang enak, ikut bapak!" Pak guru sudah menampilkan raut kesalnya, lalu kepergiannya di susul dengan Agera dan Nian yang hanya bisa menundukkan kepala karna malu
"Hormat sekarang! Dan jangan kalian turunkan tangan kalian sebelum Bapak suruh!"
Yap, tentu saja mereka mendapat hukuman menghormat ke tianh bendera Merah Putih tercinta. Dan lebih parahnya lagi, batas hukumannya belum ditentukan.
Pak guru pun pergi meninggalkan mereka yang terpaku menghormat ke tiang bendera"Gimana? Masih mau minta Whatsapp-nya Agasa?!" nyinyir Agera kesal
Nian tersenyum cengengesan, "Yamaap, khilaf"
"Emang ya, hari ini tuh aku sial banget!" ketus Agera
"Ha? Bukannya ini masih pagi ya? Kok udah bilang 'hari ini' ?"
"Sebenarnya semalem sih, gara-gara Jean ahk!"
"Naon?"
"Aku dilabrak njir sama Sintya."
Seketika suara tawa pecah dari mulut Nian, tanpa dosa dan rasa kasian sedikit pun dirinya.
"Bagosss, ketawa teross!!" ketus Agera
"Hahahahahha, ngakak banget hyung!!! Awowkwkwk."
"Dih, stress."
"Maap-maap, bengek gue euy. Makanya Ra..."
"Paan?"
"Makanya jangan jadi pelakor, hahaha." Tiba-tiba sosok Sintya muncul di belakang Agera, sontak mereka pun terdiam
"Duhh, panas ya disini, untung gue nggak di suruh hormat ke tiang bendera, haha." Sambil membentuk tangannya seperti kipas, Sintya bersama Geng nya itu menatap remeh Agera. Agera yang sadar ditatapi hanya memilih tak menanggapinya.
Sintya mendekatkan bibirnya ke telinga Agera lalu berbisik, "Ini belum seberapa ya, anak baru!"
Agera tersenyum miris, "Jadi, kamu mau ngapain lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Разное"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...