Dua jam sudah Ayah dan anak menghabiskan waktu di Mall. Agera yang merasa puas dengan barang belanjaannya akhirnya meminta pulang supaya bisa langsung tidur karna capek. Padahal sekarang masih pukul delapan malam.
"Seneng gak nih anak Papi?" Tegur Papi sembari menginjak pedal gas
Agera mengangguk dihiasi senyuman, "Pastinya dong!"
"Yakin kamu gak mau kado lagi dari Papi?"
"Engga ah, ini aja udah banyak banget belanjaan Agera." Tutur gadis itu
•••
Suara ketukan pintu terdengar dari teras rumah. Agasa yang tengah sendirian langsung beranjak membukakan pintu. Pikirnya mungkin itu adalah Agera.
Namun setelah dibuka...
"Tante?" Agasa syok melihat Mami Agera berdiri dengan raut serius di depan pintu rumahnya
"Selamat malam Agasa." Celetuk Mami dingin
"Kenapa nih Tan?"
"Orangtua kamu mana? Udah pergi?" Mami melirik kedalam rumah
Cowok itu lantas tersenyum, "Segitu gak sabarnya ya Tante?"
"Engga sih, saya gak ada urusannya sama orangtua kamu. Saya cuma mau mastiin aja kalo kamu gak akan ngerusuh malam ini." Mami berterusterang
"Memangnya kenapa malam ini Tan?"
Mami tersenyum tipis, "Katanya sahabat terbaik Agera. Tapi malah lupa sama ulang tahunnya. Cih!"
"Agera hari ini ulang tahun?" Ulang Agasa kaget
"Terserahlah. Pokoknya kamu jangan ngerusakin acara anak saya. And by the way, hari ini Agera tepat berusia tujuh belas tahun."
Mami mendekat ke pundak Agasa lalu berbisik, "Bisa saya pastikan ini tahun terakhir kalian bisa ketemu. Okey, selamat malam."
Mami melanjutkan langkahnya menjauh dari rumah kayu Agasa. Sementara Agasa masih bingung dengan apa dia dengar maupun yang dibisikkan Mami Agera. Tapi apapun itu, pasti tidaklah bagus...
•••
Pernak-pernik pesta sudah tertata rapi di tempatnya. Mami juga sudah berdiri di depan pintu dengan setelan kasual untuk menyambut tamu yang datang. Kini tinggal menunggu kepulangan Agera bersama Papi nya.
"Hey Tante!" Nian turun dari motor Dika. Benar, ia diantar oleh Dika seperti janji Dika sebelumnya
"Hai Nian! Tumben cepet datengnya..." Sambut Mami ramah
"Iya doang tante! Kan diboncengin sama saya!!" Si cowok pede yaitu Dika menyalip obrolan
Nian berdecak malas, lalu meninggalkan Dika bersama Mami.
Mata Nian terus mencari keberadaan Jean. Tapi sepertinya Jean memang belum datang. Lagian kalaupun dia datang, pasti ada Sintya bersamanya. Jadi kecil kesempatan Nian untuk berduaan.
"Mau gue telponin Jean?" Tawar Dika dari belakang pundak Nian
"Gak perlu. Dan lo gak perlu sok baik gitu. Gak ada siapa-siapa disini!" Cetus Nian jengkel
Dika pun duduk disebelah Nian, menuangkan soda di gelas kaca lalu memberikannya ke gadis tersebut.
"Lo kasih kado apa ke Agera?" Tanya Dika kepo
"Adalah!"
"By the way Dika, gue kemarin denger percakapan Agera sama Jean. Agera bilang dia udah gak suka lagi sama Jean. Jadi, kalo sekarang lo mau beberin ke Agera gue suka sama Jean, gakpapa. Bahkan kalo gue harus berantem sama Sintya gara-gara itu juga gakpapa." Nian tersenyum licik
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Random"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...