"So, gimana nge-date sama kak Jean, berhasil?" Nian menarik kursi kantin lalu duduk dengan dipenuhi cemilan"Cih! berhasil apanya." ketus Agera sebal
"Gara-gara Agasa ya? hahaha syukur deh!" Nian tertawa meledek
"Bisa banget ya lu seneng liat temen nya menderita."
Nian menarik nafas dalam-dalam, "Bukan gitu Ra, masalahnya gue tuh iri sama lu! masa lu udah punya Agasa malah mau deket sama kak Jean, sisain buat gue lah njir."
Agera hanya membalas perkataan Nian dengan tatapan sinis. sementara telinganya mendapat suara yang tak asing.
Dan benar saja, ada Sintya dkk"Eh, terus si Sintya gimana dong?" Nian yang juga menyadari keberadaan Sintya, mulai berbisik kecil
"Ish, kamu mah kebisaan banget gibah dibelakang orang nya!" Agera beranjak dari kursinya, menjauh dari area kantin meninggalkan Nian
•••
Agera berjalan di koridor sekolah dengan santai, kali ini sendirian tanpa Nian.
"EH!"
seseorang menarik lengan Agera ke ruang UKS, ternyata orang itu Jean
"Kak Jean? kenapa kak?"
"Mau ngobrol bentar boleh nggak?"
kalimat itu membuat seisi ruangan UKS menjadi panas, suasana seketika berubah drastis
"Duhh, hari ini panas banget euy!" Agera perlahan mundur, belaga sok-sokkan seperti orang yang sedang kepanasan
"Masa sih? atau mau nanti aja ngobrolnya?" tawar Jean
"Nah eta, yauda kalo gitu aku balik ke kelas dulu ya, bye!" Agera langsung lari sekuat tenaga meninggalkan UKS
sementara Jean terpaku do tempat dengan tangan mengepal.•••
"Seriously?!" Nian kaget mendengar cerita Agera tentang apa yang baru ia alami
"Duhh, kalo dia beneran mau nembak aku gimana dong?" Agera menggigit kukunya mendadakan cemas
"Terima lah, goblok sia."
"Ih nggak mau ah, takut euy sama Sintya! lagiankan aku juga belum yakin sama perasaan aku ke dia."
Agera menempelkan kepalanya ke meja belajar"Yauda gampang, kasih aja buat gue, hahaha."
"GOBLOK SIA." Agera menjitak kuat kepala Nian tanpa ampun
nyatanya memang benar, meski Jean adalah senior terkenal dan dikagumi para siswi, itu tak menjamin bahwa hati Agera akan terbuka untuknya.
•••
sudah sepuluh menit lalu sejak bel pulang berdentang, namun Agera masih belum beranjak dari meja belajarnya.
"Astagfirullah Ra, lu mau sampe tua di meja terus?" Nian menunjuk jam tangan berwarna coklat yang teruntai indah di tangannya
"Ish abis nya gimana dong, kalo aku keluar, ntar aku ditembak sama kak Jean!!" jerit Agera histeris sambil menutup wajah malu-malu
"Dih, pedean sia! yauda, bye!" Nian melangkah keluar kelas tak menghiraukan Agera yang tengah lebay-lebay nya
Perlahan Agera mulai berjalan keluar kelas, ia jalan mengendap-endap bak seorang maling, melihat ke kanan dan ke kiri memastikan tak ada Jean sejauh mata memandang
"Sipp, aman!"
•••
Sekarang tepat pukul 14.00 WIB. matahari makin terik tak tertanding, ditambah lagi tadi Agera berlari dari sekolah agar nggak bisa jumpa sama senior cakep
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DIMENSI (END)
Aléatoire"Hei, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dariku?" Wajah datar nya, sikap dingin nya, tatapan malas nya, di balik semua itu ada satu rahasia besar yang enggan ia bisikkan. Apapun itu, yang ku ingin hanya satu tuhan, tolong selalu tempat kan...