🌸 13

393 30 11
                                    

“Dia!?”

“Loh!?”

Pekikan tertahan dari dua manusia di meja nomor urut 2 berhasil mengalihkan atensi murid yang semula menatap kagum siswa yang didepan mereka menjadi menatap kesal kearah dua orang itu.

“Kenapa Ifa, Karin?” pertanyaan dari wali kelas mereka menyadarkan mereka dari keterkejutannya.

“Eh hehe gak papa Buk” Ifa menjawab dengan cengirannya. Sementara siswa yang berdiri didepan berusaha untuk tidak menyemburkan tawa nya melihat wajah terkejut dua orang itu. Buk Rusda hanya geleng geleng melihat tingkah muridnya itu. Yap, Karin dan Ifa memang terkenal sebagai murid hiperaktif didalam kelas mereka.

“Yasudah, silahkan perkenalkan diri kamu nak” siswa tadi mengangguk setelah mendengar instruksi guru yang akan menjadi wali kelas nya.

“Nama gue Amran Aditya Hasbinallah. Panggi gue Hasbi doang, gak usah panggil Hasbi rabbi jalallah. Eh tapi panggil sayang boljug tuh” Ifa memutar matanya jengah mendengar perkataan Hasbi. Yoi, murid baru itu adalah Hasbi. Sementara Karin terlihat ingin muntah mendengar perkataan Hasbi yang menurutnya menjijikkan. Sedangkan para kaum hawa lainnya memekik kesenangan mendengar perkataan Hasbi.

“Kalau panggil Buaya boleh gak? Soalnya tampang tampang kayak lo ni lebih cocok dipanggil Buaya” Hasbi yang mendengar apa yang dikatan Karin membelalakkan matanya. Sedangkan Ifa sudah menyemburkan tawanya. Jangan kalian pikir Ifa adalah cewek yang feminim. BIG NO! Karena nyatanya Ifa adalah cewek pentakilan yang tidak bisa diam alias kelewat aktif.

“Sekate lo ngatain gue Buaya, secakep ini gue lo samain sama Buaya. Yang ada lo tuh yang mirip sama Bekicot” Karin yang dikatain Bekicot tidak terima.

“Eh mulut lo pengen gue sumpel pake kaos kaki hah!?” mereka yang dikelas hanya menonton perdebatan 2 sejoli itu. Bakalan ada tontonan gratis nih setiap hari.

“Sudah sudah, kalian ini sudah besar masih aja berantem. Yasudah Hasbi, silahkan kamu duduk di bangku belakang Ifa” Hasbi yang ingin menyela ucapan Karin pun terhenti saat Buk Rusda menyela ucapannya. Alhasil sekarang mukanya berubah menjadi masam.

“WHATT!? Mending jangan deh Buk, yang ada bakalan terjadi perang dunia ketiga mulu Buk” protes Ifa.

“Gak papa kali Fa, biar gue ada temennya” perkataan dari Genta yang dibelakangnya membuat Ifa kesal. Bukan apa, ia hanya gak mau Karin dan Hasbi beradu mulut terus menerus, yang ada dia bakalan pusing menangani mereka.

“Nah betul apa kata Genta, kasian dia gak ada temen semenjak Heru pindah” Karin dan Ifa menghela napas kasar.

“Yasudah silahkan duduk Hasbi, Ibuk harap kamu betah dikelas ini ya” Hasbi pun mengangguk dan berjalan menuju bangku yang ditunjuk oleh Buk Rusda tadi.
“Guru guru sedang rapat, Ibuk harap kalian jangan ada yang ribut. Aska, tolong jaga keamanan kelas. Ibuk permisi dulu” setelah Buk Rusda keluar kelas. Semua bersorak senang yang membuat kelas menjadi ricuh.

“JANGAN RIBUT WOIII!! ENTAR GUE YANG KENA OMEL SAMA BUK RUSDA!!” teriakan Aska berhasil membuat mereka semua diam.

“TERSERAH KALIAN MAU NGAPAIN ASAL JANGAN RIBUT” setelah itu Aska menyumpal telinganya menggunakan earphone dan menaruh kepalanya diantara lipatan tangannya. Memang ketua kelas mereka terkenal cuek bin dingin.

“Kantin kuyy” ajak Karin.

“Ogah ah, kalau ketahuan sama guru yang ada kita dihukum lagi. Aku gak mau lari keliling lapangan ya” Ifa benar benar tidak mau dihukum lagi.

“Aelah Ai, gini ya, masa SMA tuh gak akan asik kalau gak ada yang namanya bolos. Lagian kan guru guru pada rapat. Gak akan ketahuan itu” sekarang malah Hasbi yang menanggapi.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang