🌸 38

326 22 0
                                    

“HASBIII, ADA LIAT GELANG KAKI AKU GAK?” teriakan Ifa memenuhi rumah yang hanya diisi oleh mereka berdua. Semua orang rumah pergi ke butiq untuk memilih gaun pernikahan Gilbran dan Ara. Iya, setelah menggantung Ara selama setahun lebih, Gilbran pun akhirnya melamar Ara. Sekarang Gilbran juga bekerja sebagai sebuah kepala bidang di suatu perusahaan yang lumayan besar.

“KENAPA NANYA GUE, YANG PUNYA GELANG KAN LO” Hasbi yang tengah bermain PS di ruang keluarga membalas dengan teriakan juga.

“Huwaaa, gak adaaa” Ifa menuruni tangga sambil merengek dan berjalan ke arah Hasbi.

“Kapan terakhir lo liat tuh gelang hah?” tanya Hasbi masih sibuk dengan PS nya.

“Gak tauuu, acara minggu lalu masih ada gelangnya. Aku sadarnya tadi pas luluran” jelas Ifa dengan mata berkaca kaca. Gelang tersebut adalah pemberian Hasbi beberapa bulan lalu. Ia menyukai gelang tersebut.

Lagian, ia juga tipe orang yang selalu menggunakan hadiah dari seseorang sebaik mungkin. Ia akan menjaga pemberian orang tersebut. Apalagi Hasbi adalah orang terdekatnya.

“Lagian bisa bisanya kagak sadar tuh gelang lepas dari kaki”

“Aaaaaa, gimana dong” Ifa mencebikkan bibirnya.

“Udah udah, besok gue beliin lagi” Hasbi mengusap kepala Ifa sekilas dan kembali fokus bermain PS.

“Gak usah, mubazir kalo beli lagi” ujar Ifa sendu.

“Gak papa Ai, ntar gue pesen lagi sama temen gue yang di Bali” salah satu alasan Ifa bersedih dengan kehilangan gelang kakinya itu karena gelang kaki tersebut di pesan khusus oleh Hasbi dari Bali. Bagaimana dia tidak merasa bersalah.

“Maafin aku Bi, gak bisa jaga hadiah dari kamu. Padahal aku tau, gelangnya gak murah. Tapi aku malah teledor ngilangin gelangnya” Ifa menundukkan kepalanya dalam. Hasbi yang melihat bahu Ifa bergetar memilih menghentikan permainan PS nya. Ia beralih menghadap Ifa.

“Hei, udah gakpapa, gak usah nangis, ntar gue beliin lagi” Hasbi memegang pundak Ifa.

“Tapi itu kan mahall”

“Kan gue yang mau beliin lo. Jadi kagak usah mikirin harganya”

“Gak usah, biarin aja” Ifa mengangkat kepalanya. Wajahnya sembab dengan hidung yang memerah. Hasbi terkekeh ketika melihat wajah Ifa. Pipi tembemnya ikut memerah. Karena greget, akhirnya Hasbi mencubit kuat pipi Ifa.

“AAAKKKKHHH” teriakan cempreng Ifa memenuhi rumah. Hasbi yang mengetahui bahwa bahaya akan menghampirinya memilih lari ke ruang tamu.

“HASBI SAKIT, AAAA MAKIN MERAH KAN” Ifa berlari mengejar Hasbi.

“MAAP AI” Hasbi terus berlari menghindari serangan dari Ifa. Ifa yang melihat sapu di dapur langsung mengambilnya dan mengejar Hasbi dengan sapu di tangannya.

“SAKIT TAU!”

“AI, GAK LUCU ANJIR BAWA BAWA SAPU” mereka terus saling kejar kejaran mengitari rumah.

“AAAAAA”

Gedebugh

“MAMAHHH” Ifa terhenti dan terdiam ketika melihat Hasbi yang sudah tersungkur di sofa ruang tamu dengan kaki di posisi atas.

“ASTAGHFIRULLAH HAHAHAHAHHAHAHAHA” tawa Ifa meledak walaupun terjadi loading sebentar. Ifa sampai tidak bisa menahan tubuhnya karena lelah tertawa. Sementara Hasbi kesusahan bangun dari posisi tidak mengenakan itu. Ifa kesusahan bernapas karena tertawa. Ia tertidur sambil memegang perutnya yang kram.

“Jangan ketawa aja lo, bantuin gue berdiri bangke!!” Ifa masih tertawa tanpa mendengarkan perkataan Hasbi.

“Aiiii, bantuin gueee” Ifa pun menghentikan tawanya susah payah dan berusaha berdiri.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang