🌸 42

416 25 0
                                    

Satu tahun kemudian

Sudah berjalan satu tahun usai kecelakaan yang menimpa Ifa, tetapi ingatan Ifa masih belum pulih, bahkan satupun memorinya yang hilang belum ia ingat sama sekali.

“Kita mau kemana dulu?” tanya seorang lelaki yang berjalan beriringan dengan Ifa. Mereka tengah berada di sebuah Mall. Ifa hendak membeli perlengkapan untuk kuliah. Ohiya, sekedar info, Ifa di terima di Universitas Gadjah Mada melalui jalur SNMPTN. Dan minggu depan, Ifa akan berangkat ke Yogyakarta, memilih ngekos disana.

“Kayaknya beli keperluan kos dulu deh Kak, siap tuh makan, baru kita lanjut beli keperluan ngampus”

“Makan dulu aja gimana?” saran lelaki tersebut.

“Yakin?”

“Terserah lo sih, kalo mau makan dulu, ayok”

“Emmm, makan dulu aja deh”

“Yodah, mau makan apa?” Ifa berpikir sambil melihat sekelilingnya.

“Makan chadolbaegi yuk Kak”

“Chadolbaegi? Makanan Korea gitu ya?” Ifa pun mengangguk semangat.

“Yodah, kita makan itu dulu, setelah itu baru belanja” mereka pun berjalan menuju lantai dimana restoran yang dimaksud berada.

“Gue ingat, dulu kita pernah makan disini, ada Hasbi sama sepupu gue juga” ujar lelaki tersebut saat mereka memasuki restoran yang selalu ramai oleh pengunjung.

“Ohya? Kapan?” tanya Ifa antusias.

“Hmm kalo ga salah waktu gue kelas dua belas deh, waktu itu beberapa minggu setelah Bokap gue meninggal”

“Serius Kak? Berarti restorannya udah pernah aku kunjungi dong” Ifa tiba tiba berhenti berjalan saat merasakan pusing di kepalanya. Ia mengerjap kan matanya ketika pandangannya memburam.

“Fa, kenapa?” tanya laki laki tersebut.

“Pusing” lirih Ifa.

“Kepala lo sakit?” Ifa mengangguk sebagai jawaban.

“Kita pulang aja kalo gitu, besok aja belanja nya”

“Gak usah Kak, nanti juga hilang kok”

“Lo yakin? Pulang aja deh Fa”

“Gapapa Kak, kita udah nyampe sini, nanggung buat pulang. Lagian besok Kak Rizki ada jadwal kuliah full kan?”

“Iyasih, tapi gakpapa, gue bisa bolos besok” ujar Rizki.

“Heh, yakali, gak ada gak ada. Kita cari meja dulu, biar kepala aku gak makin pusing” Rizki pun menuntun Ifa menuju salah satu meja yang ada disana. Ifa masih berusaha menghilangkan pusing yang menyiksanya.

Sebuah siluet siluet yang tidak jelas terlintas di pikirannya. Yang jelas, kejadian tersebut terjadi di restoran ini.

“Kak”

“Kenapa? Sakit ya? Kalo gitu pulang aja, gak usah nolak”

“Bukann”

“Trus?”

“Aku ngeliat kejadian yang terjadi di restoran ini, tapi semuanya buram, aku gak bisa liat dengan jelas siapa siapa aja yang ada disana” Rizki terdiam mendengar perkataan Ifa.

“Coba lo ingat lagi, kejadian apa yang terjadi disini”

“Gak bisa, semakin aku paksain untuk ingat, kepala aku semakin sakit, rasanya mau pecah”

“Udah stop aja, gak usah lo paksain ngingat kejadian apa itu. Biarin aja semuanya ngalir gitu aja, gue yakin, suatu saat lo akan mendapatkan kembali memori lo yang udah hilang itu” Ifa membalas tatapan Rizki yang tengah menatapnya dalam. Entah kenapa, jantungnya berdetak dua kali lipat ketika berada dekat dengan Rizki. Dan Ifa merasa, mereka semakin dekat setelah ia pulang dari rumah sakit setahun yang lalu. Entahlah, Ifa bingung.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang