🌸 10

534 36 4
                                    

Seluruh anggota rohis sedang berkumpul di halaman villa dikarenakan sebentar lagi mereka akan berangkat menuju puncak bintang tempat mereka akan berkemah untuk semalam. Ifa dan Jihan berdiri di dekat gazebo villa. Ifa masih memakai jaket Rizki yang lupa ia kembali kan tadi malam. Jaketnya sudah nyaman didalam tas, jadi ia malas untuk membongkar kembali tas nya. Lagian tadi Ifa melihat Rizki memakai jaket yang lain, mungkin cowok itu membawa jaket lebih. Aroma parfum Rizki juga masih sangat melekat di jaketnya yang membuat Ifa merasa nyaman.

"Ini jaket siapa Fa?" tanya Jihan.

"Oh, ini ja___" ucapan Ifa terpotong karena Pak Khaidir tiba tiba berbicara di depan sana.

"Baiklah semuanya, silahkan masuk kedalam bus dengan teratur sekarang juga" mereka semua mulai masuk kedalam bus dengan teratur sesuai instruksi Pak Khaidir. Setelah berdoa terlebih dahulu, bus yang mereka tumpangi meluncur menuju puncak bintang. Di perjalanan mereka melakukan banyak kegiatan. Kadang shalawatan, nyanyi nyanyi galau, bahkan sambung sambung ayat antar ikhwan dan akhwat. Tiba tiba Aslan berdiri dari duduknya yang membuat seluruh anggota rohis heran.

"TAREK SISS" teriak Aslan tiba tiba.

"SEMONGKO" refleks seluruh anggota menyahuti Aslan. Setelah itu mereka sama sama tertawa karna kebodohan masing masing.

"KALA KU PANDANG KERLIP BINTANG NAN JAUH DISANAA" nyanyi Aslan.

"ASEKKK" timpal anggota lain.

"SAYUP KU DENGAR MELODI CINTA YANG MENGGEMA" sambung Aslan.

"HOBBAHHH" teriak yang lain serentak.

"TERASA KEMBALI GELORA JIWA MUDAKU" kembali Aslan bernyanyi.

"YAKK" dan yang lain juga ikut menimpali.

"KALA TERLENA DENGAN PESONA" Aslan.

"ALUNAN KOPI DANGDUT" teriak mereka serentak disusul dengan tawa yang menggema. Sementara Rizki hanya geleng geleng melihat kelakuan sahabatnya itu. Tiba tiba Pak Khaidir berdiri yang membuat mereka berhenti tertawa. Mampuss, dimarahi Pak Khaidir.

"Apa apaan ini. Kalian bukannya lanjut malah diam, kan saya juga mau ikutan" mereka menatap satu sama lain dengan tatapan bertanya tanya.

"MUSIKK.... 1...2...3... SEPERTI MATI LAMPU" Pak Khaidir malah nyanyi.

"YA SAYANGGG" teriak Aslan menimpali. Mereka semua serentak menepuk jidatnya. Dasar, Pak Khaidir dan Aslan sama bobroknya.

"SEPERTI MATI LAMPUUUU" timpal Pak Khaidir.

"CINTAKU TANPAMU YA SAYANGGG BAGAI MALAM TIADA BERLALUUUUUU" kembali Aslan menimpali.

"Sekian terimakasih" setelah itu Pak Khaidir kembali duduk dibangkunya. Sementara yang lain malah cengo, beberapa detik kemudian mereka semua tertawa terbahak bahak termasuk Ifa sampai perut gadis itu keram karna terlalu banyak tertawa.

"Aduhhh astahhfirullahhhh. Pak Khaidir sama aja bobroknya kayak Kak Aslan ya Kak. Jangan jangan mereka saudara kembar yang terpisahkan lagi, hahahahahaha" ujar Ifa sambil memegangi perutnya yang keram.

"Aduhhh gak tau Fa, ya allah, punya pembina gini amat" ucap Jihan sambil menyeka air matanya yang keluar akibat tertawa tadi. Ifa mengatur napasnya yang sempat terengah engah akibat tertawa.

"EH EH APA APAAN INI" semua perhatian mereka beralih kepada Aslan yang berteriak tidak jelas.

"Ngapa lagi lo, mau nyumbangin suara kresek lo lagi" ujar Rizki yang membuat mereka semua terkekeh geli.

"ITU DEDEK IFA NGAPAIN PAKE JAKET ELO KI, WAH WAH ADA YANG GAK REBES INI GAESSS" Ifa membelalakkan matanya kaget mendengar penuturan Aslan, terlebih lagi seluruh anggota rohis termasuk pembina menatap kearahnya yang membuat Ifa gugup setengah mati. Ifa pun melirik kearah Rizki yang juga tidak kalah kaget menatapnya. Gimana nih, tanya Ifa dengan isyarat kearah Rizki. Mana gue tau, jawab Rizki tanpa suara. Ifa melirik mereka semua dengan senyuman gugup.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang