🌸 29

321 26 12
                                    

Sekarang mereka tengah menunggu didepan Ruang ICU. Semua yang ada disana memasang wajah cemas.

“Bang Ayah Bang”

“Iya Bunda tenang ya, Ayah gak papa kok, kita berdoa aja sekarang sama Allah, semoga Ayah gak kenapa kenapa” Rizki memeluk Hera yang masih mengeluarkan air matanya. Ia sama khawatirnya dengan Bunda nya, tetapi ia harus tegar, karena siapa lagi yang akan menenangkan Bunda nya selain dia sendiri.

“Bunda tenang ya, kita berdoa sama sama untuk keselamatan Ayah Zikri” Jihan ikut duduk disamping Hera untuk menenangkan nya. Sementara Ifa sekarang berdiri di samping pintu ICU sambil menggendong Ila yang sudah tertidur karena lelah menangis sedari tadi.

“Tante Bunda gak usah khawatir, Aslan yakin Om Zikri orang yang kuat. Dia pasti bisa melewati masa kritis nya” Aslan ikut menguatkan Hera.

“Fa, mending lo pulang aja dulu, ini udah jam sembilan malam, ntar Ortu lo khawatir” ujar Febri.

“Aku udah ngabarin Umi kok Kak”

“Yaudah, Ila biar gue aja yang gendong, lo pasti capek daritadi gendong Ila”

“Gak usah Kak, ntar Ila nya kebangun kalau dipindahin” Febri pun hanya mengangguk pasrah.

“Gue anter lo pulang sekarang” tiba tiba Rizki berdiri didepan Ifa.

“Gak usah Kak, nanti aku minta jemput Hasbi aja kalau udah selesai”

“Gue anter lo sekarang, sekalian anterin Ila kerumah Tante gue”

“Tapi Ayah Kak Rizki…”

“Gak papa, lo gak usah khawatir” Ifa pun memutuskan untuk ikut bersama Rizki. Rizki mengambil alih Ila dari gendongan Ifa.

“Bunda, Fa pulang dulu ya, Bunda yang sabar, berdoa terus sama Allah buat kekuatan Ayah Zikri. Fa yakin, Ayah Zikri adalah orang yang kuat. Buktinya Bunda, Kak Rizki dan Ila menjadi orang yang kuat. Bunda jangan lupa makan ya, besok Fa anterin makanan ke sini untuk Bunda”

“Iya Fa, makasih ya sayang udah nenangin Ila. Bunda gak tau gimana jadi nya Ila kalau gak ada kamu. Maafin Bunda ya udah ngerepotin kamu. Kamu pulang dianterin Rizki kan?”

“Iya Bun, Fa di anterin Kak Rizki. Sekalian anterin Ila ke rumah Tante Kak Rizki. Bunda gak ngerepotin kok. Kalau gitu Fa pulang dulu ya Bun, Assalamualaikum Bun” kemudia Ifa mencium punggung tangan Hera.

“Waalaikumsalam, makasih ya sayang”

“Iya Bunda”

“Fa pulang dulu ya Kak Jihan, Kak Febri, Kak Aslan. Assalamualaikum”

“Waalaikumsalam. Hati hati ya Fa” ujar Febri yang dibalas anggukan oleh Ifa.

🌸🌸🌸

“Makasih ya Kak” ujar Ifa saat mobil Rizki berhenti tepat di depan pagar rumahnya.

“Gue yang berterima kasih sama lo. Makasih udah bantuin nenangin Ila. Bener kata Bunda, gue gak tau gimana jadinya Ila kalau gak ada lo. Dia anaknya gak mudah akrab sama orang baru. Maaf ya udah ngerepotin lo. Lo pasti capek banget dari pagi dan baru pulang jam segini”

“Kak Rizki gak ngerepotin sama sekali kok, aku senang bisa jagain Ila” Rizki hanya mengangguk dengan senyum tipis.

“Kak”

“Hmm…?”

“Kak Rizki yang kuat ya. Sekarang Kak Rizki lagi dibutuhin sama Bunda dan Ila sebagai penguat mereka. Kalau Kak Rizki juga rapuh, siapa yang bakalan kuatin Bunda dan Ila?” Rizki memandang wajah Ifa sendu.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang