🌸 24

401 32 103
                                    

“Fa, tolong ambilin sayur sayuran di dalam Bus” Ifa yang tengah sibuk menyusun kardus kardus berhenti ketika mendengar Aslan meminta bantuan.

“Oohh oke” setelah itu, Ifa berjalan menuju Bus untuk mengambil sayur sayuran sesuai intruksi Aslan tadi.

“Di letakin dimana ya? Mana lupa lagi nanya sama Kak Aslan” gumam Ifa sambil mencari sayur sayuran tersebut.

“Nah ini dia” Ifapun mengambil kardus berisi sayur sayuran tersebut dan membawanya keluar dari Bus. Saat dipintu Bus, ia berpapasan dengan Rizki yang hendak masuk kedalam Bus. Untuk sesaat mereka terlibat kontak mata, Ifa langsung memutuskan kontak mata mereka duluan dan segera keluar dari Bus tanpa sepatah katapun. Rizki menatap lekat lekat punggung Ifa yang mulai menjauhinya. Rasa bersalah kembali menyerangnya, ketika melihat wajah datar gadis itu.

“Ini Kak, susun dimana?” tanya Ifa kepada Aslan.

“Langsung kedapur aja Fa, sekalian bantu bantu buat makanan, bentar lagi Dzuhur, setelah itu kita langsung makan siang” Ifa pun mengangguk dan berjalan memasuki dapur umum. Didalam sudah ada beberapa Anggota Rohis yang akhwat, termasuk Jihan, dan Ibuk Ibuk yang tengah asik memasak untuk makan siang nanti.

“Ini sayurannya Buk” Ifa memberikan sayuran di tangannya kepada salah satu Ibuk Ibuk yang tengah asik memotong bahan makanan.

“Ah iya, terimakasih ya Nduk” Ibuk tersebut mengambil alih sayuran ditangan Ifa.

“Sini saya bantu Buk” Ifa pun ikut duduk disamping Ibuk tersebut dan membantu memotong beberapa sayuran dan bahan lainnya.

“FA” teriak Aslan di ambang pintu dapur yang berhasil mengalihkan perhatian semua penghuni dapur.

“DISINI” Ifa melambaikan tangannya kearah Aslan. Terlihat lelaki itu berjalan kearah Ifa.

“Fa, puding nya gue bagiin ke anak anak ya?”

“Loh, belom dimakan toh?”

“Belom”

“Yaudah, terserah Kak Aslan a__”

“AWW” teriakan Ifa berhasil menghentikan kegiatan semua yang berada di dapur. Sekarang semua perhatian tertuju kearah Ifa yang sibuk memegangi jari telunjuknya.

“YA ALLAH BERDARAH NDUK” Ibuk yang bersama Ifa tadi berseru ketika melihat darah segar mengalir cukup deras dari telunjuk gadis itu.

“ASTOGE” Aslan ikut ikutan panik ketika tanpa sengaja melihat wajah pucat Ifa.

“Ambilin kotak P3K di Bus Lan, buruan” Jihan berusaha menghentikan darah yang terus terusan mengalir dari telunjuk Ifa. Wajah Ifa sekarang sudah berubah menjadi pucat pasi. Aslan langsung berlari keluar dari dapur menuju Bus.

“Eh lo mau kemana?” Rizki menghadang Aslan dipertengahan jalan.

“Gue mau ke Bus, ambil kotak P3K”

“Lah, siapa yang luka?”

“Ifa, tangannya keiris pisau”

“LAH KOK BISA?!”

“Ya mana gue tau, awas ah, gue buru buru, muka Ifa dah pucet banget, keburu pingsan dah tuh anak” Aslan langsung mendorong tubuh Rizki dan berlari menuju Bus. Sementara Rizki langsung belari terburu buru menuju dapur untuk melihat keadaan Ifa.

“Ini kenapa bisa gini?” tanya Rizki panik saat melihat darah yang belum berhenti keluar dari telunjuk Ifa, sementara wajah gadis itu sudah pucat dan dipenuhi oleh keringat dingin.

“Aku juga gak tau, tiba tiba aja Ifa teriak trus udah berdarah aja” jelas Jihan.

“Tadi Nak Ifa ngobrol sama Mas Mas yang tadi sambil motong sayuran, eh tiba tiba malah jarinya yang keiris” jelas Ibuk Ibuk yang berada bersama Ifa tadi.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang